Jumat, 12 November 2010

Kolonial Baru “Indonesia”

Kolonial Baru “Indonesia”

Colonial berarti zaman gelap, Kata ini biasanya digunakan saat menggambarkan insiden pengekangan. Sebuah realitas, disaat warga bangsa melakukan penekanan dan perlawanan. saat nya kini colonial telah menjadi ideology, di saat seluruh warga indonesia menuntut keadilan penuh terhadap pemerintah.

Keberadaan colonial di Indonesia kini masih amat terasa, penampilan baru telah masuk ke ruang baru dan tanpa batas. Dia bangkit dalam bingkai kehangatan simbolisme krisis kepercayaan dan krisis kemanusiaan. Sasarat dendam nya adalah Kelompok social minorita. Apa buktinya? Kita telusuri sekarang….?

Tanpa disadari kesadaran kelompok minoritas menjadi terbatasi ruang dan gerak, di curigai dan di singkirkan. Di jarah hak-hak kemanusian dan kebebasan. Kenyataan ini bias terlihat dalam kelompok minoritas Tiongkhoa, kelompok social miskin, petani dan buruh.

Dalam kerangkeng ini, kolonial bergerak melalui penjajahan baru yang dilakukan warga pribumi, mereka tidak dipersenjatai atau dibekali amunisi, tetapi dengan menjarah dan meperkosa hak-hak warga lain di Indonesia. Gerakan ini tentu terlihat berhasil karena mendapat dukungan dari para praktisi politik local yang bernuansa kepentingan kental.

Kenyataan nya, kita ambil contoh apa yang kita saksikan insiden mei 1998 di Jakarta dan Jogjakarta atau sebagian kota besar di Indonesia, siapa yang menjadi korban gerakan colonial pada tahun kemarin, tidak lain adalah komonitas Tionghoa.

Dalam sejarah berdirinya Negara Indonesia, komonitas dan warga tionghoa di Indonesia kerap kali menjadi korban. Percaya atau tidak, ada bukti mereka di singkirkan dengan cara dijarah,diperkosa,di bakar.

Untuk kasus keberadaan tionghoa di Indonesia, memang terlihat pasang surut, warga yang mulai berkembang tahun 1808 di kota Jogjakarta, pada waktu itu tidak lebih dari 758 jiwa.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pulau jawa pada tahun sama, hanya 2,04 % dari jumlah penduduk 94.441. Singkat cerita, warga keturunan tersebut, lima belas tahun berikutnya jumlah nya terus berkembang.

Perkembangan jumlah jiwa warga keturunan tionghoa ini, jika di presentase mencapai 0,81% jiwa setiap tahun nya. Hal tersebut terjadi didorong akibat kebijakan politik sultan hamengkubono 1 dan daerah lain di pulau jawa, terkait hubungan harmonis antar kedua belah pihak.

Komonitas keturunan Tionghoa di Indonesia telah menjadi rahasia umum, mereka begitu banyak mengesuai sendi-sendi perekonomian, tidak sedikit warga tionghoa berprofesi sebagai pedagang dengan mobilitas tinggi.

Kenyataan tersebut tidak hanya berlaku pada tahun sekarang, tetapi juga berlaku pada satu abad ke belakang. Lalu kemudian, kenapa muncul krisis dan konplik diantara warga pribumi bersama warga keturunan tionghoa di dataran pulau jawa? tidak lain bisa di lihat dari keharmonisan warga keturunan tionghoa bersama sultan hamengkubono 1 tahun 1808 di dataran jogja dimanfaatkan warga tionghoa untuk menguasai sendi perekenomian dan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam hal kebijakan ekonomi yang dianggap telah menyengsarakan warga pribumi dan warga kebanyakan.

Seperti pungutan pajak tol diserahkan kepada mereka, industry tekstil dan mudah nya fasilitas pinjaman ke bank. Lebih di perparah lagi tidak ada hokum yang tidak jelas di mata mereka.

Citra dan kesan warga keturunan tionghoa terus memburuk, selain kedekatan dengan pemerintah yang tidak berpihak ke masyarakat kecil, selain komonitas keturunan kerap kali fasilitas lebih untuk menguasai sendi perekonomian.

Apa yang terjadi kemudian, warga pribumi negeri Indonesia hidup dengan penuh dendam. Nampak nya dendam semakin hari semakin menjadi-jadi, bahkan telah menjadi ancaman bagi komonitas warga keturunan khususnya tionghoa. Layaknya seperti bom yang bisa membumi hanguskan tataran bangsa ini. Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada warga Indonesia.

Dari semua itu, warga keturunan tionghoa telah menerima hukuman dendam warga Indonesia, puncaknya mungkin kita bias lihat dari insiden mei 1998, mereka di usir,fasilitas bisnis mereka di bakar, mereka di perkosa, mereka di bunuh. Tentu ini semua adalh penjajahan dalam pola baru, meski tionghoa sebenarnya telah menjadi pelampiasan dendam warga negeri ini.

tentu nya ada kolonial lain di negeri ini... dalam bentuk apa pun wajah kolonial selalu berwajah..................

Senin, 18 Oktober 2010

Postkolonial itu Ternyata Berwajah

Postkolonial itu Ternyata Berwajah

Postkolonial yang disebut-sebut sebagai sebuah gerakan, kini nampak nya berwajah. Sejarah kolonial di pahahami, sebagai sisa dan hasil peninggalan negara jajahan kolonial.

Kini tampil dalam wajah berbeda, kata depan Post dalam arti sesudah, colonial “gerakan represi” dapat diartikan pula sebagai multi cara pandang, kebebasan untuk menafsir sekaligus membatasi pengetahuan.

Kurun waktu panjang, dari negara jajahan membuat peta dan mentalitas berubah, ekspresi dan kegiatan masyarakat Indonesia kono katanya di batsi, mulai dari aktifitas social, kemasyarakatan dan politik.

Kebebasan untuk menentukan kehendak ber politik, kegiatan ber pengetahuan hingga melakukan eksplorasi social saat itu tak kentara dan tak berwajah.

Cara pandang dan kenyataan tersebut membuat wajah budaya dan kenegaraan bangsa Indonesia konon katanya carut marut tak berwajah. Budaya yang seharusnya melindungi sekaligus mengayomi, berubah perannya menjadi binatang buas yang siap untuk menerkram.

Sejumlah pengamat gerakan colonial yang serius menekuni, begitu yakin jika kemudian colonial tidak hanya berkaitan dengan penjajahan atau refresif sebuah negara. Tetapi kemudian mendesain ilmu pengetahuan atau cara pandang yang picik dan stigma.

Hingga akhirnya modern yang sehatus nya membebaskan masyarakat dari kepentingan kelompok dan kelas social, kini akhirnya membuat kungkungan baru melalui cara pandang tertentu.

Jadi nya Colonial boleh jadi, mendesain segala hal berbau dan berwajah lain, pasalnya untuk melihat segala sesuatu yang berbau pengetahuan atas realitas “berubah dan tidak berubah” disesain menjadi satu pandangan.

Mensejajarkan gerakan kebudayaan postcolonial bersama post modernism, ada kesamaan logika, kesimpulan semangat gerakan. Jika kemudian post modernime berkehendak membebaskan pengetahuan dan tafsir dari satu cara pandang, hingga multi tafsir. Colonial memiliki semangat membebaskan kebelenggu pemahaman dan cara pandang.

Kedua nya begitu yakin cara pandang sangat menentukan identitas diri, budaya juga kelompok masyarakat, tetapi kemudian pemahaman tersebut tidak lah terbatas atau mutlak, tetapi bisa bersifat universal.
Lihat lah semangat gerakan melakukan perlawanan kedua nya, yakni semangat untuk mengejawantahkan semangat kekinian dengan multi universal.

Agar mudah dipahami, salah satu cara pandang dan contoh di bawah ini mungkin bisa membantu pemahaman terhadap post colonial, kenapa kemudian ada stigma atau pemahaman bahwa budaya barat lebih maju, jika di sejajarkan dengan kebudayaan timur yang memili sopan santun, mistik dan tidak rasional.

Kemudian anda mungkin akan mendapatkan jawaban yang telah terstigma dengan logika mutlak, hingga pengetahuan bahwa barat lebih maju dan rasional ketimbang timur tersebut hingga tak bisa di rubah kembali. cara pandang seperti itulah, kemudian disebut colonial pengetahuan.

Maka kemudian stigma serta pengetahuan yang bersifat universal, bahwa timur adalah lemah lembut, tidak rasional dan mistik menjadi identitas tersendiri baik dalam takaran diri atau komonitas.

Bersambung……………….

Selasa, 12 Oktober 2010

MENCARI PERUBAHAN

PERUBAHAN YANG DI CARI

anda mungkin pernah lihat bagaimana pedagang kaki lima harus berjualan dari pagi hinga malam hari, keluarga dan anak-anak nya terpaksa di lalaikan. anda juga pernah lihat bagaimana para tukang beca sekuat tenaga mengais rezeki sampai panas dan kehujanan.

sejumlah pedagang, pekerja bangunan dan masyarakat level bawah, tentu nya telah membuktikan kepada kita bagaimana mereka berusaha keluar akan keterbatsan diri. mereka adalah masyarakat pekerja keras, mau dan berusaha untuk keluar dari keterbatsan ekonomi, pengetahuan juga keahlian.

masyarakat miskin di negara kita ini, bukan lah para pemasalas, mereka boleh jadi adalah masyaralat pekerja keras yang sekuat tenaga, untuk keluar dari keterbatasan diri nya.

beberapa pengetahuan tentang dasar-dasar kehidupan atai falsafah, selalu menekankan akan tau akan dirinya sendiri, jika kemudian akan melakukan langkah eksistensi selanjutnya. mungkin pertanyaan nya sederhana, tetapi kemudian tidak mudah untuk mengurai jawaban nya.

mungkin yang terbaik dari jawaban itu lah, salah satu nya adalah mengurai keterbatsan untuk melakukan perubahan nya. keterbatsan seorang pedagang kaki lima dan pekerja tukang beca boleh jadi adalah gambaran, bagaimana mereka melakukan hal yang terbaik dalam hidup.

memang keterbatsan selalu di urai dengan kehendak untuk melakukan terbaik dalam hidup nya, memang hidup hanya beberapa tahun. dan kita hanya menunggu waktu nya untuk lebih menjadi.

keterkaitan antara fikiran dan kenyataan selalu ada ketersambungan, mimpi mimpi dalam hidup, akan mudah terjelma jika seluruh kemampuan dan keinginan nya selalu terus di perjuangkan.

heppi menekan kan dengan ideom mimpi tuhan, heppi menyimpulkan tidak ada dalam hidup sebuah keinginan tidak terjelma. jika kemudian pertanyaan kenapa orang menjadi miskin, tentu jawaban heppi, karena orang tersebut tidak memiliki mimpi dalam hidup nya.

jika kemudian pertanyaan yang sama di sampaikan ke para filosof, tenhtu jawaban nya berkisar, karena ia tidak mengetahui diri dan keterbatasan nya, banyak orang melakukan keajaiban-kejaiban dalam hidup agar keinginan nya mudah tergapai.

lantas bagaimana mengurai keterbatsan diri dengan menetapkan mimpi indah dalam hidup, tentunya saat nya kita mengurai kembali mimpi dan harapan dalam hidup. mimpi tersebut kemudian harus di catat setiap hari nya, lalu kemudian di barengi dengan kerja keras.

apa kerja keras dalam hal ini, item-item atau tanda-tanda yang berhubungan erat dengan harapan tersebut. bagaimana mengurai keterbatasan diri tersebut, salah satu cara dan langkah nya mungkin adalah melakukan manufer-manufer yang tidak biasanya.

kita harus melakukan atraksi yang mengagumkan dan tidak biasanya......

feri wahyudin

warnet gasibu

Sabtu, 10 April 2010

Menulis Lewat Blog

MENULIS DI BLOG

membaca tulisan dari temen blog di internet, semangat untuk menulis kembali datang. ya layak nya sebuah kegiatan dan pekerjaan lain nya, pekerjaan menulis cerita atau pengalaman pribadi, bisa di sebut sebagai catatan sejarah untuk negeri.

menelisik teori demi teori bagaimana cara menulsi yang baik dan bagus, tentunya waktu akan habis memikirkan sebuah cerita tersebut, meski tidak dianggap salah. melakukan kegiatan menulis, memang tanpa tanda tanya dan lakukan segera. menulis berarti mengerjakan, kembali apa ide dan keinginan serta pola pikir dalam deretan tulisan.

dikemudian hari kegiatan dan cara memahami diri lewat menulis akan menghasilkan yang paling positif untuk merulai kembali tentang siapa diri anda sesungguhnya. semangat itu kemudian akan timbul tenggelam, layak nya sebuah pendakian dan biasa bagian dari cerita hidup.

blog ini lah dikemudian hari akan menjadi saksi, dan jika kemudian di seriusi adalah cara anda untuk kembali merajut mimpi-mimpi dalam hidup, blog kemudian menjadi saksi sejarah, selain di konsumsi pribadi sekaligus merulai diri lewat deretan kalimat perkalimat.

saya kemudian selalu terkesiama lewat mereka yang bekerja keras bangkit dan berjuang untuk menggapai mimpi jadi seorang penulis, seno bilang menulis lah sampai mampus. ini lah saat nya anda mengurai kembali mimpi hidup mu dengan memburu cita-cita mu hingga qiamat.

alangkah terbilang rugi jika anda tidak melakukan sedikitpun dan tindakan apa pun untuk memahnai hidup di sini dan sekarang. sejak tahun 208 saya akhirnya menentukan untuk menurai diri dalam untaian kalimat dan kata. sejak itu kemudian langkah yang dilakukan adalah membaca berbagai jurus menjadi penulis.

ya sejumlah tulisan ada di dalam dokument computer, meski memang selalu kurang memuaskan dan tidak percaya diri saat akan di publikasikan. hanya mungkin blog inilah yang selalu menjembatani keinginan tersebut.

ya kata heppi sanga miliader dari indonesia, meyakini kita semua terkait menetukan cita dan mimpi anda sejak dini. keinginan tersebut tentu nya akan sangat gampang untuk menjadi kenyataan, tentu dengan di dorong kera keras dan struktur berfikir yang handal dan nyata..

kini tuhan masih menunggu karya-karya mu saat ini... dan tentunya untuk menjadi semangat nya... dari sekarang lah tidak salah jika kemudian karya dan ide cerita mu di bingkai dalam sebuah karya monumental..

SELAMAT ANDA TELAH MEMASUKI PINTU PENULIS




tentu tema yang di usung,

Selasa, 09 Maret 2010

Di Balik Kematian Noerdin M toop

Noerdin M top Ala Komarudin Hidayat

Secara implicit saya mempunyai kepercayaan kuat terhadap Tuhan, hingga sampai kapan sebuah kepercayaan mulai agak luntur. Namun jika nya, tak harus menunggu waktu lama dalam perubahan. Layak nya sebuah pendirian, naik turun biasa, baik dalam skema perubahan atau skema keyakinan.

Bayangkan saja, melihat sejarah bagaimana komonitas dan kelompok manusia terus memperbaharui sebuah keyakinan tersebut, hingga batas wilayah dan etnografi, keyakinan terhadap kemahaan nya (Tuhan, Good), tak pernah berhenti pada satu titik wilayah sacral.

Kenapa kemudian ini kerap kali terjadi di ambang batas krisis manusia, dalam pemahaman baik dalam skema hubungan manusia bersama alam, benda dengan realitas, atau manusia bersama tuhan nya.

hubungan tersebut boleh jadi telah membangun kan pemikiran baru. Sintesis pemikiran tersebut telah di sinyalir menjadi kebenaran untuk menembus murka tuhan. Dalam kasus Noerdin M toop dan kelompok nya ini mungkin sangat menarik.

Bagaimana kemudian manusia akan berusaha melakukan hal di luar batas dirinya, atau kenapa kemudian orang mau melakukan hal yang terdahsyat dalam hidup nya. Ada sebuah tindakan dan harapan untuk melakukan hal yang terbaik.

Manusia kerap kali dihantui dengan kemandegan kebermaknaan. Manusia takut dan tidak ingin terjerembab ke wilayah problem, karena ia selalu memberikan dua makna. Hingga membuat manusia takut,

Lompatan berfikir ini lah kemudian selalu di hantui bersalah kemudian di sikapi dengan kekuatan terdahsyat dalam hidup, seperti manusia mau melakukan bunuh diri. Dengan alas an memerangi musuh tuhan dan umat islam.

Ada lompatan berfikir bagi si pelaku, dia merasa telah melakukan dosa besar yang membuat tuhan murka. Jika kemudian kamu tidak ingin di murkai, maka beli lah kemurkaan tuhan dengan tindakan terdahsyat dalam hidup.

Komarudin hidayat menyebut nya dengan, “kekosongan realitas” inilah yang membuat orang selalu nekad dalam tindakan terdahsyat, mengisi yang tidak mungkin berbuat murka.

Kelompok yang berfikiran seperti itu, suka di istilahkan dengan sebutan komonitas sempalan. Mereka ingin meraih sesuatu tang terdahsyat dalam dirinya dengan melakukan tindakan yang dianggap merugikan banyak orang.

Sempalan dianggap terbaik sesuai dengan gerakan eksistensi ekstrim, di mata sosilogi tentu gerakan tersebut perlu manuper-manuper terbaru untuk melanggengkan eksistensi kelompok tersebut.

Mereka bergerak di tengah-tengah kerumunan dan symbol lawan kelompok tersebut, akibat jargon keberpihakan terhadap yang maha untuk menebus dosa terbesar dalam hidup nya.

maka nya kelompok ini, mau untuk melakukan bunuh diri jika dosa nya bisa di bayar atau di tebus. Aksi pengeboman dengan cara bunuh diri, adalah salah satu cara untuk menebus dosa mereka,

Ditengah hingar bingar nya, kesatuan dan persatuan… kita berada dalam kehangatan yang abadi.. diri nya kita yakini berdasarkan kehendak manusia tak kuhendaki. Dimana nya kita semakin hari semakin meyakinkan.

Pada saat semestinya, layak nya semakin kehangatan, yakinilah hingga batas waktu yang semakin menafsirkan hingga batas waktu nya semakin menjadi-jadi. Hingga batas waktu yang masih dalam panorama,

Di kemudian hari kita akan bertakbir dalam dunia maya hingga batas waktu tak bisa terkendali juga. Hingga kemungkinan menawai dunia tanpa batas dan tanpa tapal. Di akhir kesempulan, mereka bertakbir dan bertasbis hingga menuai kan kehendak jika kemudian kami ada bersama mereka.

Aku dan mereka bertakbir dan bertahmid, mereka menentukan nasib diri.
juga kami............


Feri Wahyudin

Maret 2010