Selasa, 29 April 2008


DAN

Dan ,,,
Kutemukan kau di jalan sunyi yang buntu
Mengurai rindu, kau di batas-batas sepi
Kutemui luka memar di warna fikirmu
Kudapati lebam di sekujur giat-mu cari rangkaian kata di tubuh-tubuh kaku
Dan,,.
Kau dilanda badai kebingungan yang dahsyat
Meratap kau di lengkingan gitar setiap jelang malam tiba
Atau saat beberapa detik kau berangkat susuri hari-hari megahmu
Kutatap kau amat dekat
Kulihat satu-persatu lebammu
Kuawasi setiap gerak-gerik dajjal yang mungkin setiap saat gerogoti tubuhmu
Akulah kawanmu
Kuharap teman sejatimu
Yang akan pertemukanmu dengan Dia
Dan kaupun membisu
Dibawah langit biru
Dengan potret masa lalu selalu kaubawa kemana kau pergi…
Kamu… kamu.. kamuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Aku akulah akuku dan akumu juga
Bersabarlah….
Perlambat olehmu gerak jarum jam itu
Tidak bisa kan ?
Susah payah kau pegang lajunya
Mengerang kau tak kuasa menghadang jarum jam yang terus bergerak
Akuku akumu yang sama-sama tak kita mengerti
Berpadu dalam irama jari menembus imaji tertinggi
Percayakah kau pada jarimu ?
Bahwa ia bisa menembus langit-langit hatimu sendiri
Bahwa ia bisa membakar jantung hatimu agar buahkan tekad baja
Bahwa kau bisa melayang angkat kakimu ke atas langit tinggalkan bumi
Bahwa kau bisa masuki wilayah-wilayah tertinggi takjub
Lalu ?
“Lalu” takkan pernah bisa jawab rasa penasaranmu
Ia takkan pernah bisa bawamu pada jawaban hakikat yang memuaskanmu
“Lalu” menempati ruangan yang akhir-akhir ini tak bisa kau masuki
Ia tetap bersembunyi di sana dan diam membisu
AneH?
Tak perlu menyesal saat kau merasakannya
Mungkin kata ini kelak akan pertemukanmu dengan diri sejatimu
Mungkin ia yang akan temani harimu memetik bahagia di sisa akhir hidupmu
Mungkin…memang mungkin sih…
Mau bilang apa …
by Ridwan

Aku dan Kamu

Aku
Aku menubrukkan diri ke cermin itu
Sakit terasa diri ini
Terkapar di ruangan pengap itu
Aku ..
Aku yang tak aku mengerti
Membawaku pada tindakan bodoh itu
Aku..
Aku yang kini terkapar bersimbah darah
Meratapku di ujung sunyi-malam
Aku menangis menembus langit dan batas-batas waktu
Aku yang menghilang dari kenyataan
Aku..
Aku yang sekali lagi tak aku mengerti
Sekali lagi terkapar di ruangan pengap itu
Aku..
Aku yang untuk kesekian kalinya terkapar di sudut kamar itu
Setelah kembali menuburkkan diri ke cermin itu…
Ada apa gerangan denganku…
Ada apa dengan eksistensi diriku..
…………………………………………..Aku
Kehilangan……
……………………diriku…….
………………………………………sendiri…
Bagaimana dengan kau
karya
Ridwan

Kamis, 17 April 2008

lelah....


Maaf sudah dua bulan lamanya, aku sudah tidak banyak lagi merunut tulisan yang biasa ku tulis dalam catatan harian ku..., selama menghilang terus terang aku telah disibukkan dengan kegiatan sehari-hari sebagai joutnalis. terus terang sudah bosan aku jalani, bangn pagi, sarapan lalu ambil camera keliling kota bandung. tumpukan buku-buku di rak kamarku selalu berbicara saat menjelang malam, ia mengajak ku untuk kembali ke ruang nya, tumpukan buku tak banyak bicara, ya itu lah teman setia ku...,

Aku juga agak heran apa mmbuat alam pikiran ini sedikit tersumbat, sesekali aku terbesit sejumlah obsesi dan mimpi dalam hidupku, meski itu hanya sekedar lintasan dalam alam bawah sadarku. setiap pagi saat aku terbangun dari tidur lelap , tumpukan buku kerap kali melontarkan sejumlah bertanya, terutama tentang masalah hidup dan masa depanku..., padahal kawan cerita novel dan sejumlah puisi yang kurangkai sehajk dua bulan lalu, kini sidah udur dimakan usia dan tak terurus.

setiap hari, aku mempunyai mimpi dalam hidup,,,. tapi aku tak kuat kuceritakan di sini dan sekarang..., ya sudah lah lupakan itu semua dan kami berusaha untuk bergerak...


feri wahyudin


anak manusia