Kamis, 28 Februari 2008

Ambiguitas Seks dan Kematian


Ambiguitas Seks dan Kematian


“naluri seks adalah penyebab perang dan tujuan damai, ia pendorong semua tindakan penting, tapi juga objek kegalauan, sumber kebisuan yang tak pernah kering, ajakan yang tak terkatakan, asal bisikan mesum, persembunyian pandangan misterius, objek pikiran semua orang muda, dan juga orang tua…karena naluri seks merupakan penyebab semua hal yang paling serius” (Schopenhauer)

Sekedar corat-coret biasa di saat kita dirudung keheningan saat malam tiba dan menunggu pagi hari, kita bisa kok melihat lebih jauh dari peranan seks, arti, fungsi bahkan sejauh mana orang menggunakan kata dalam memenuhi hasrat bahkan kepentingan dirinya disebut manusia. didalam nya saya melihat ada wilayah ketertarikan terhadap artikulasi dan makna tentang seks itu sendiri. Dalam beberapa pembahasan di sarasehan bersama teman-teman ku dan di karya Basis pada bulan sepetember 2007 kita punya kepentingan untuk mengurai kegenitan budaya seks yang hingga kini semakin kalut dan mengumbar , seks awal nya yang mempunyai misterius kini berubah menjadi komoditi murahan. Semua orang bisa menikmati dan dijadikan umpan untuk meraih kepentingan kelompok tertentu.

Aku memang agak kurang begitu mengerti betul perihal peranan seks dalam kaitannya dengan kebiasaan berpolitik, keinginan menciptakan budaya dan juga bermain dalam sistem kapitalis. Biasanya kelompok masyarakat pada umumnya menilai bahwa kegiatan seks merupakan makna terpenting dari kepuasan dan hasrat, seseorang akan bisa mengerti jika tahu tentang siapa dirinya saat berpapasan dengan lawan jenisnya atau bertemu dengan seorang yang dicintai. Seks juga sebagai bukti dari keberadaan identitas manusia itu sendiri, artinya komunikasi seks sangat penting dalam menentukan eksistensi diri manusia di tengah berbagai kegalauan budaya saat ini. misalnya Dalam bahasa freud seks merupakan persalinan dan persentuhan antara keinginan untuk memiliki dan kemarahan untuk disaingi, tetapi sesuai dengan perkembangan budaya selanjutnya seks mempunyai peranan dan arti khusus saat disejajarkan bersama kegiatan lain sepert ekonomi, politik dan perdagangan bebas.

Kegiatan seks memang misterius, sama misteriusnya dengan kematian. Dalam sejarah kehidupan manusia, ada kegamangan tertentu saat manusia berhadapan dengan seks. Ada ketertarikan yang jauh luar biasa, namun sekaligus ada kekhawatiran terhadap seks. Jika memang penting,… kita mulai menelusuri tentang seks yang misterius dan menakutkan. Itu jauh lebih baik bila tidak sama sekali melakukan nya.

“Seks juga kematian” berada dalam dua belah mata uang yang tidak bias sama sekali di pisahkan dalam hal tidak mengerti dan misterius nya. Banyak orang mengangap biasa saja namun banyak pula menganggap sacral, mencari penafsiran dan jawaban itu semua bagian dari sifat misterius seks dan kematian. Seks bagi kami agak samar, tidak jelas, gelap dan tak pernah menjawab. Lebih ribetnya jika sifat misterius tersebut di sejajarkan dengan kebiasaan lain nya seperti kebiasaan makan, minum, tidur dan bermain juga berbudaya.

Sebagian besar teman kami mengira-ngira seks seperti bayang-bayang dan energi malam yang menghampir dan menjelma dalam dirinya sendiri. Seks di buat telah ada dalam diri seseorang. seluruh aktifitas manusia selalu mengundang dalam proses peniruan dari kelompok dan komonitas lain. Proses itu juga bias diartikan sebagai kegiatan mengkomunikasi kan seks. Misalnya bagaimana kemudian Madona seorang artis dari negeri barat dijadikan sosok perempuan juga seorang ibu yang kerap kali mengumbar seks, Madona adalah artis, namun saat dirinya memakai celana bikini dan dipertontonkan, kini madonna akan menjadi madona nya sendiri. Proses pencitraan dalam dirinya dengan peniruan untuk melakukan komunikasi seks lalu kita jual aspek spiritual dan haroan itu ke public maka kepribadian berubah menjadi komoditi.

Dalam kasus Madonna seorang artis tersebut, Menurut sebagian pengamat diantaranya sindhunata, Madona memang hanya seorang wanita yang ditakdirkan menjadi artis, tetapi kini madona menjadi gaya hidup. Karena telah menjadi gaya hidup setiap wanita berhak untuk menjadi madona. Suara tidak merdu tidak menjadi masalah. Pasalnya gaya hidup tidak bias di ukur dengan cantiknya wajah dan merdunya suara perempuan. Tetapi ingat sosok Madona saat memakai busana pada pentas-pentas tertentu dan setiap harinya, itu dilakukan sesuai dengan pesanan dari sang perancang. Akhirnya wajah madona kerap kali berubah-rubah, begitu juga dengan perempuan yang sering mengumbar wajah berganti-ganti.

Dengan memperagakan sejumlah busana yang berginta-ganti, seakan-akan membenarkan jika kemudian gaya hidup adalah berbusana. Artinya saat madona sebagai contoh sosok perempuan yang mencitrakan wanita modern dengan berbagai macam busana, hal tersebut telah membawa gaya hidup yang dianggap ketulusan dan keberanian untuk selalu melanggar ketabuan seks itu sendiri. Setiap manusia memang tidak ada keinginan dalam melanggar ketulusan dan melanggar tata pada sebuah sistem ketabuan, namun karena publik menginginkan bebas dan menghindari ketabuan seks, maka jadilah Madona sebagai dewi penyelamat. Artinya sosok madona sebagai upaya untuk tidak melihat seks sebagai area tabu.

Mengerti atau tidak sebagian besar masyarakat telah melihat seks sebagai area dan wilayah tabu, dan tidak diperbolehkan untuk memperbincangkan, tak seorang pun diperbolehkan mengumbar hawa nafsu atas dasar seks. Di dari sudut ini seks diartikan sebagai bahasa hawa nafsu dalam menguasai seluruh lawan jenis.

Lalu kemudian mengapa ada orang yang berfikir kegiatan seks sebagaimana kita melakukan rutinitas hidup, seperti makan, minum, olah raga juga bekerja, lalu kalau demikian kenapa kegiatan seks meski ditakuti? Apakah seharusnya kita menghadapi seks layaknya kita melakukan kegiatan hidup lain nya. Namun kawan lagi-lagi seks mengandung misterius pasalnya banyak orang merasa takut pada nya.

Pada zaman yunani kuno menganggap kegiatan seks disejajarkan dengan kegiatan melakukan olah fikir, kegiatan berpolitik dan lain sebagai nya, artinya kegiatan seks sebenarnya mempunyai posisi dan prestise luar biasa. Makna dan artikulasi menjadi sacral dan tabu pada masa peralihan modern di eropa barat, saat kelompok agamawan dengan diwakili protestan dan katolik yang mengartikan bahwa kegiatan seks sebagai sosok menakutkan yang harus di waspadai, kerena mengandung hasrat luar biasa. Di India misalnya kegiatan seks menjadi wilayah pembelajaran yang menarik, sangat terkenal dalam cerita kamsutra.

Seks dan Kematian

Meskipun bagian dari kehidupan wajar, namun seks rupanya mempunyai bayang-bayang gelap di belakangnya, ada gejala dan kawasan misteri yang tidak mudah untuk dipahami. Namun boleh jadi seks dan kematian merupakan satu sisi dari dua belah mata uang, keduanya bisa mengantarkan dan sebagai langkah untuk masuk ke “dunia sebrang” dunia ini terlihat begitu kuat dan perkasa yang tidak mudah untuk di taklukkan oleh manusia. Ilmu agama menyebutnya dunia sebrang dengan sebutan “yang transenden”. Karena dalam posisi misteri, maka kita semua berhadapan dengan dunia remang-remang. Dalam dunia tersebut seks bisa diartikan sebagai antipoda kematian, atau awal dari kehidupan baru, sebab kematian dianggap sebagai akhir dan ujung dari kehidupan.

Melalui seks manusia dihantarkan kepada kehidupan baru, dan melalui seks manusia bisa berharap. Namun jangan salah karena seks itu pula manusia dihadapkan dan menghubungkan dengan sejumlah resiko dalam hidup, bahaya, ketidakpastian, wilayah gelap dan tidak bisa di kuasa oleh manusia. Karena seks lagi-lagi mengandung misteri. Dari sini kerap kali agaman selalu mewanti-wanti jangan sebrono memakai seks karena didalam nya penuh resiko dan penuh jebakan. Dari setiap agama selalu menjajaki segenap arti kulasi untuk menembus batas misteri dari seks dan kematian agar manusia tidak sembrono.

Sebenarnya sich kegalauwan manusia saat menghadapi kematian itu bisa di jawab dengan sejumlah harapan agama dengan makna hidup pada dunia sebrang sana jika kita berusaha untuk meyakininya. Penjelasan filosof plato tentang pra eksistensi manusia saat mengatur jiwa dan keinginan dalam mengumbar keinginan untuk menguasai lawan jenis boleh jadi bagian dari, manusia memang tidak bingung dalam menyelesaian prosesi seks.

Dengan demikian layaknya agama, budaya juga social, kemisteriusan yang satu ini harus dirunut mulai dari sejak manusia balig dan mengaktifkan akal fikiran nya. Seks kini dihadirkan dalam peta fenomena budaya, dalam kesenian, dalam panggung politik juga dalam prosesi penghianatan. Kini kita mulai ada gelagak semangat yang jauh luar biasa di rasakan nya dan membuat minir terhadap artikulasi seks itu sendiri. Seks kini dipertontonkan, dipanggungkan dan di komoditikan, sifat misterius nya kini mulai berubah menjadi kepentingan banyak kelompok dan komonitas. Percaya atau tidak sifat misterius seks harus diumbar dengan bingkai mencintai dan dincintai, mistirius seks memunculkan aroma bau busuk karena di korbankan di balik wajah cinta. Saya begitu yakin, kemisteriusan kematian, mulai sejak kini tidak dianggap berbahaya, terlalu banyak mata juga pendengaran kita, manusia yang gantung diri dan manusia yang melakukan bom bunuh diri. Artinya manusia tidak takut lagi menghadapi prosesi hidup setelah ini semua, namun masih tertarik dengan hidup awal, yakni kehidupan dalam bingkai seks.

Yaaaa… kini saya selalu membayangkan bukan kah kerap kali kita mengumbar, mengalami dan mengakses seks dalam bingkai mencintai dan dalam bingkai hiburan justru sifat misterius seks semakin terkikis. Ekstasis seks menjadi “hiburan murahan” seperti narkoba dan ganja dalam berbagai jenis. Kalau memang demikian adanya sifat misterius seks menjadi barang murahan dan kehilangan kesucian nya. Pengumbaran seks dalam pentas apa pun juga dan dalam bingkai apa pun juga saya menganggap dalam jangka waktu lama ini, seks yang semua misterius akan terkikis habis, dan boleh jadi diartikan sebai hubungan biologis semata. Mempersepsikan seks seperti itu menurut kami adalah kesalah hermeneutic dalam langkah pemaknaan kita sebagai manusia yang berhasrat.

20 februari 2008

Feri wahyudin

Anak Manusia