Rabu, 05 Maret 2008

Perjumpaan,..

Perjumpaan,

kau tawarkan,...
kau ingatkan,....
kau hardik dan kau tertawa....

Perjumpaan malam hari di beranda rumah mu, malam itu begitu gelap, tak terlihat secercah cahaya dalam menerangi kedua belah mata ku. perjumpaan memang ditunggu banyak orang, mencari jejak untuk berjumpa dengan mu boleh jadi sebuah ikatan. aku tak ingin bicara tentang "ikatan", jika kita runtai aku dan mu akan dibawa ke kawasan asing, aneh memang kawan, tapi tidak untuk di bicarakan...
malam ini terasa amat dingin, kita semua dalam gelap, kita semua terjebak diam dan sesekali kau juga tak pernah menjawab. gelap nya malam mempertegas pikiran ku, jika kau memang tak kan berjumpa pada malam ini. gemercik suara air hujan sejak siang hari, telah menggenangi halaman beranda rumah mu. setiap malam hari aku sesekali melihat mu membersihkan sampah, namun tidak pada malam itu, ditunggu tapi tak juga muncul. halaman rumah mu kini tergenang air hujan deras, genangan air terus meninggi dan menutupi sebagian besar beranda rumah mu. aku takut genangan air itu membuat kita terjerembab dalam kegelapan, kita tak mungkin berjumpa...
sesekali aku sempat berfikir, kenapa kita harus "berjumpa"..., bertatap muka, bercengkrama juga bertutur aroma dalam perjumpaan mu. teman setiaku yang menunggu beberapa meter dari tempat berdiam nya aku, juga melakukan hal yang sama. kenapa orang rindu terhadap "perjumpaan". sebagian orang rela mengorbankan dirinya untuk bangun pada tengah malam lalu kemudian berdiri sejak pagi hari, untuk berjumpa. saat semua orang terlalu rindu untuk berjumpa, kalimat nya terbata-bata, wajah nya berbinar, tentu saat berjumpa dengan mu. ada harapan dan suasana terindah berada di sisi mu, mengungkap kan rasa tahu dan keinginan di hadapan mu bagian dari rasa indah. jika memang aku harus berjumpa dengan mu "tuhan" saat ini,dan kau bertutur yang lain dari biasanya, ku tunggu perjumpaan itu.
malam ini terlalu mengganggu pikiran ku untuk berjumpa dengan mu "tuhan", layak nya kau sesekali menawarkan jika perjumpaan dalam itungan detik sangat lah berarti, ada semangat yang berbeda dari biasanya. ada gelombang energi magnis membuatku tak lagi kedinginan. seperti nya sobat kau juga pernah merasakan sama, pada malam yang terasa amat dingin tak mengundurkan niat ku untuk berjumpa dengan mu. tumpukan buku yang tersimpan di rak perpustakaan, kini semakin hari semakin rapuh, namun kerap kali mengajak ku untuk berjumpa dengan mu....,
berada di beranda rumah mu dengan menikmati ruang waktu dan masa, dalam makna perjumpaan, keinginan ku dalam khayalan. perjumpaan melahirkan rasa rindu, perjumpaan melahirkan rasa amorpati, rasa rindu ruang semakin sempit dan tak ada celah untuk tidak bertemu dengan mu.. masa dan waktu lah yang menghalangi kita untuk bersama mu...,
feri wahyudin
anak manusia