Senin, 24 Desember 2007

Ambiguitas Kematian

Ambiguitas Kematian,...


Saya melihat kata depan ambigu semacam sebuah bingkai pikiran manusia yang tak pernah bisa tembus, sketsa gambaran alam pikiran tak pernah tembus untuk bisa menggambarkan nya. padahal kalimat ini begitu dibutuhkan bagi kalimat sesudah nya. ambigu berarti pula, kawasan bebas hak milik juga bebas medan tafsir bagi siapa pun juuga yang mempunyai keinginan. ambigutas boleh jadi misteri yang tidak masuk akal. ambiguitas berarti pula misteri, sama misterinya dengan kematian, apa itu kematian, mengapa harus mati dan bagaimana kematian seharusnya.

Pertanyaan-pertanyaan ini mengingatkan ku kepada kebiasaan kita semua saat melakukan gambaran dan mendesain pada kebenaran juga keyakinan kita bersama. apakah kemudian kematian dianggap bagian dari berakhir segala aktifitas kemanusiaan kita semua, atau kematian juga perpindahan ke dunia yang lain dari biasanya.

Ambiguitas bersama kata kematian, diibaratkan dua belah matah uang dan sekaligus tak mempunyai makna dan asrtikulasi sedikitpun bagi keberlangsungan hidup manusia. bersama nya kerap kali di takut-takuti, kematian dianggap sebagai hari akhir bagi seluruh manusia dan kemudian tidak bisa melakukan segala aktiftas seharian. akibatnya manusia selalu dihantui dengan takdir kuasa yang bisa mengatur hidupnya.

Padahal menurut ku biar kita semua bisa di sebut manusia seutuhnya, kita berusaha untuk keluar dari kematian eksistensi, karena dengan itu kondisi yang paling menghawatirkan adalah kematian eksistensi, hidup manusia di dunia ini dalam posisi tidak mempunyai daya tawar dan pakem beraktifitas, tidak mudah beraktifitas, lalu kemudian kita semua colli ideologi.

Kondisi seperti ini sering kita temukan di area medan politik praktis, jual beli harga diri dan melantunkan kebohongan adalah dari cara mereka melakukan nya..










kata ini mulai dipakai banyak orang saat dilakukat riset kecil--kecilan tentang segala hal yang kita lihat, rasa dan fikirkan. ambiguitas berarti pula tak ada wilayah tafsir untuk melakukan penafsiran ulang terhadap kematian. ambigu berarti pula diam, tak pernah menjawab saat di berondong pertanyaan.

Jika kemudian kita semua tidak di beri kesempatan untuk berhadapan dengan kalimat ini, sang kuasa model apa, yang bisa berani untuk memberikan kesan terindah terhadap kematian.



Minggu, 23 Desember 2007

CINTA TAK HARUS BAHAGIA,....


CINTA TAK HARUS BAHAGIA,....

BERJALAN LAH DENGAN DARAH, KARENA DARAH ADALAH SEMANGAT...,

CAYANK....
PERTEMUAN KU DENGAN MU DI SALAH SATU KOST-KOSTAN DI KOTA BANDUNG SEJAK ENAM BULAN LALU, AKU MERASA ADA ENERGI DAN SEMANGAT YANG LUAR BIASA, AKU MENDENGAR SENDU, AKU MENDENGAR AROMA DAN AKU MEMBACA CERITA LAIN DALAM HIDUP KU..., ADA HARAPAN DAN MIMPI INDAH SAAT BERSAMA MU, ADA AROMA WANGI BUNGAMU SAAT KU MENDENGAR KATA-KATA DAN KALIMAT DARI MULUT MU.

AKU MENAPAKI JEJAK LANGKAH DENGAN SANGAT HATI-HATI, KARENA AKU TAK INGIN PERTEMUAN ITU BERLALU SEKETIKA..., BENANG KUSUT AKTFITAS DAN HIDUP KU, TERUS DI URAI BERSAMA MU CAYANK, BIAR KITA SELALU BERSAMA SAMPAI DUNIA INI BERHENTI. INDAH MEMANG SAAT AKU BERSAMA CAYANK..., KAU ADALAH SANG MALAIKAT PERTAMA YANG KU KENAL, DAN MEMBUKA PINTU HATIKU, YANG TELAH BEBERAPA TAHUN TELAH KU KUNCI RAPAT-RAPAT.

MALAM ITU KAU MEMBAWA KUNCI DAN MEMBUKA MATA HATIKU, KUNCI YANG KAU TAWARKAN KEPADA KU, SEKETIKA MEMBUKAKAN ARAH JEJAK UNTUK PULANG KE HARIBAN. DENGAN KUNCI MU AKU BERTEMU TUHAN DAN AKU MEYAKINI JIKA KEMUDIAN CINTA ITU ADA.

PADAHAL CAYANK,...

AKU SEMPAT BERADA DALAM DUNIA GELAP, DIAM. DAN TIDAK PERNAH MENJAWAB, AKU MENJALANI DENGAN TIDAK BERHARAP SEDIKITPUN TERHADAP HIDUP KU. DAN AKU MENJALANI NYA HANYA KARENA AKU INGIN DISEBUT MANUSIA. KARENA HANYA DENGAN ITU SEMUA, SESUATU YANG AKU INGINKAN AKAN DATANG SECARA TIBA-TBA DENGAN TIDAK PERNAH TERFIKIR SEBELUMNYA.

KALAU BOLEH AKU TULIS, KAU ADALAH MALAIKAT KEBENARAN YANG AKU KENAL SAAT INI, KAU PULA YANG MEMBUKA BAYANG-BAYANG DALAM KEGELAPAN DUNIA KU. SAAT AKU MERASAKAN RASA CINTA YANG DILUAR DARI KESADARAN KU, MEMINJAM ISTILAH MU. SESEKALI AKU MENJADI SEORANG YANG TAK BIASANYA AKU YAKINI. MAAF KEMUDIAN AKU HARUS MENJADI SEORANG YANG PEMARAH, MENGATUR DAN MENDESAIN INI SEMUA, KARENA AKU SANGAT TAKUT UNTUK KEHILANGAN MU.....,

AKU SANGAT YAKIN JIKA KEMUDIAN CINTA ITU TIDAK HARUS BAHAGIA,DIA MEMBAWA KEBAHAGIAAN DAN HILANG SEKETIKA SESUAI ARAH ANGIN, AKIBAT NYA CINTA ITU MEMBUAT KU MERASAKAN SAKIT YANG LUAR BIASA, BAHKAN DENGAN CINTA KITA BERADA DALAM RENTETAN KERETAKAN EKISTENSI KU. DAN AKU BEBERAPA KALI TERJEREMBAB DI DALAMNYA,.....

CAYANK,... KALAU BOLEH MINTA, AKU HANYA INGIN BELAJAR TENTANG ARTI CINTA DAN KEINDAHAN BERSAMAMU,..

SAAT INI KEKUATAN ITU SEMAKIN MENJADI-JADI, ENERGI YANG KUDAPAT SAAT INI MEMBUTAKAN CARA PANDANG LAIN YANG BIASA AKU LAKUKAN. AKIBATNYA AKU TIDAK BEGITU MENGERTI HARUS BAGAIMANA AKU MENJALANI NYA.., KARENA AKU JUGA LUPA BAGAIMANA SEHARUSNYA,...

AKU LAH MANUSIA SANG PEMBERONTAK,...

SESEKALI AKU SEMPAT BERFIKIR, JANGAN-JANGAN SEMUA INI ADALAH JEBAKAN SAAT AKU MENUAI KASIH, DIHADAPAN MU AKU TIDAK BISA MENGAKAN TIDAK MESKI INI SEMUA TIDAK MASUK AKAL,....., AKU JUGA HARUS MENJADI SEORANG YANG MENGAGUMI CINTA, NAMUN AKU HARUS MELAKUKAN NYA DENGAN MENGELUARKAN DARAH. MESKI BAGI KAMI DARAH ADALAH SEMAGAT,...

SETIAP KALI AKU MENDENGAR KAU BERSAMA TEMAN MU, AKU MERASAAN SAKIT SAMBIL MENGELUARKAN DARAH SEGAR KU, DARAH INI TERUS BERCUCURAN YANG MEMBUATKU HILANG KEPERCAYAAN DAN MERASA DI BOHONGI..,.







Kamis, 20 Desember 2007

AKTIFITAS SEHARI AN

AKTIFITI

SUDAH TIGA TAHUN, AKU MENGADU NASIB DI KOTA BESAR SEPERTI BANDUNG, BAYANGAN KU TENTANG NYA, KERAP KALI DI BUAI DALAM BINGKAI AKTIFITAS BERMANFAAT. DINGIN MALAM DAN SEJUK NYA EMBUN PAGI, DI BILANGAN SUKALUYU CIKUTRA, MEMBERIKAN PELAJARAN TENTANG ARI GENTAR. PERJALANAN MENPAKI JALUR-JALUR HIDUP KU, TERKADANG MELELAHKAN. NAMUN BAGI KAMI MELAKUKAN NYA DENGAN TIDAK BERHARAP BANYAK ADALAH KITA SEMUA.

ADA BAYANG BAYANG SEJUK, ADA KATA TERINDAH KUDENGAR, ADA PULA RENTETAT KALIMAT YANG KU TELITI. SEMPAT TERPERANGAH MELIHAT BAGAIMANA ORANG-ORANG DENGAN SETIA DAN TEGUH MENJALANI NYA. BERSAMANYA SERING KU DICOBA UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN-PERTANYAAN MENDASAR TENTANG MENGAPA KITA DILAHIRKAN DAN MENGAPA KITA BEGINI DAN BERJALAN.

PERTEMANAN KU DENGAN SEORANG MAHASISWA UNIVERSITAS PAFORIT DI KOTA INI, BANYAK PELAJARAN KU TERIMA DARINYA. SEBUT SAJA ADALAH WINDI, KALAU BOLEH TAU DIA SOSOK NYA PERIANG, TEGAR JUGA SAYU. DI BALIK AROMA AKU SERING MENCIUM BAU BUSUK. KETIDAK PERCAYAAN KEPADA TUHAN DAN LEMBAGA AGAMA, SAYA TIDAK TERLALU MEMPEDULIKAN, LANGKAH WINDI SAYA ANGGAP SEBAGAI UPAYA SAAT MENJALANI PROSES PENCARIAN TERKAIT SIAPA DAN MENGAPA DIRINYA UNTUK TERLAHIR DAN HIDUP.

BAU ITU SEMAKIN TERCIUM, KEJAHATAN NYA JUGA SEMAKIN NAMPAK DI DEPAN MATA KU. BANYAK BERKOMUNIKASI DAN BERBICARA BERSAMA NYA, KEBIASAAN UNTUK MENGELABUI DAN PENGHIANATAN TERLIHAT SEMAKIN NYATA. SAAT ITU AKU MEMBERIKAN PENGERTIAN SEORANG WANITA BEBAS TAPI KALANG KABUT TIDAK PUNYA LANDASAN. TERLAHIR DARI KELUARGA YANG TIDAK HARMONIS DAN TUMBUH DALAM KESULITAN EKONOMI, MEMBUAT KU PERCAYA BETUL JIKA KEMUDIAN WINDI MENJADI SOSOK WANITA HAUS DAN MEMABUKAN. AKU PERNAH DI DALAM NYA DAN MERASAKAN BAU BUSUK ITU KAWAN.

SEBENARNYA AKU PUNYA SEDIKIT TEORI UNTUK MENJAWAB MU WINDI, SAYA HARAP KAN DENGAN TEORI YANG KU PUNYA, SEDIKITNYA MEMBANTU MENEMUKAN ARAH JALAN UNTUK PULANG. JIKA MEMANG KAU BISA MENJAWABNYA, KAU ADALAH MANUSIA. AKU NGERTI TENTANG KE ATHEISAN MU WINDI, TAPI WINDI MENGAPA KITA KERAP KALI MERASAKAN RASA SAKIT, SEDIH DAN BAHAGIA. PERTANYAAN SAMA JUGA SEGERA DIJAWAB, SEBENARNYA BUMI DAN ALAM INI TERBUAT DARI TANAH, AIR ATAU UDARA..., DAN INGAT KAWAN KAU TAK BOLEH MENJADI BAGIAN DARI TITIK ORANG LAIN.

AKTIFITAS BERARTI PULA EKSISTENSI, ARTI DAN PERAN KITA BISA DI SEBUT MANUSIA SEUTUHNYA, SAAT BERUSAHA MERUNUT, KE EKSIS AN DAN MEMBINGKAI PEMAHAMAN DIRI. BANYAK CARA PANDANG PARA PEMIKIR UNTUK MENJAWAB SEMUANYA.

SEBAGAI JURNALIS TELEVISI YANG SETIAP HARI MENGIBER BERITA JUGA MEMBERIKAN PENERANGAN KEPADA MASYARAKAT, BAGIAN DARI UPAYA KITA SEMUA UNTUK MELAKUKAN SEBUAH PEMBERONTAKAN. BERONTAK BERARTI PULA BERKARYA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KITA SEMUA. BISA BAHAGIA KAH KITA BERSAMA NYA. DIHARUSKAN KITA BELAJAR BANYAK KEPADA PARA MALING DI NEGERI INI. PARA BANDIT MALING, SAYA ANGGAP MANUSIA PALING SABAR DALAM MELAKUKAN AKTIFITAS NYA DAN KEJAHATANNYA.














RENCANA KU SESUAI DENGAN APA YANG ADA DALAM BENAK KU, BERTASBIH DAN BERIKRARA


SEJAK ITU AKU BERENCANA UNTUK MENGADU NASIB CAHAYA NYA AKU MELANGKAH KAN KAKI, TEMPAT TIDURKU KU TATAP

Rabu, 19 Desember 2007

Gelap

kenapa kita tak boleh bahagia.....,

kau menyaksikan perjalanan hidup ku untuk menuai kebahagiaan.
kau pula mengamati nya.
jika memang pemberian mu membuat ku tidak bahagia, ambil lah ini semua...

Senin, 03 Desember 2007

MANUSIA....MANA NU SIA.....


MANUSIA MANA NU SIA.....

Engkau taburkan bunga kehidupan di setiap penjuru kota besar ini, kebesaran nama nya membuat banyak orang mengadu nasib di jantung kota. Engkau pasti rasakan bagaimana suasana malam mencekam diri tanpa teman dan saudara. pil pahit kehidupan malam kota besar telah aku rasakan, gelap nya malam dinginnya angin membuat aku kalang kabut dibuatnya. Ah.. engkau tertawa riang menertawakan kita semua, padahal kami disini juga sama-sama manusia, seperti mereka. Tak ada duka menelusuri jejak langkah jantung kehidupan malam kelam kota besar. ini jalan setapak harus aku lewati sejenak , walaupun kau anggap ritme ini begitu menjengkelkan banyak orang. Bagi kami dunia lain adalah mungkin, seperti hal aku ketahui jejak dari guru kami, perjalanan panjang menghampiri air sebenarnya hidup adalah proses untuk menjadi lebih sempurna. Kau ketahui bersama diri ini memang masih berada dibagian titik titik kehidupan orang lain, dalam langkah tak tertuju aku akan menjadi titik itu sendiri dan tidak bagian dari banyak orang. Meskinya engkau ketahui bagaimana proses itu berlangsung, dalam menungkan arti sebenarnya maksud kehidupan dan menjadi manusia sesungguhnya.

Pertemuan di meja persidangan di sebuah lembaga pemberitaan, memang tak membuat suasana begitu menggembirakan, nada tinggi berbicara apa yang mungkin terjadi kini dan sekarang adalah omongan tanpa makna. Tapi aku yakin apa yang ada dalam pikiran, nada , kata dan kalimat ini membuat banyak orang terkabum dibuatnya. Meski sesekali aku sering mempertanyakan tentang keberadaan disini dan sekarang. Pertanyaan yang erap kali muncul berupa pertanyaan tentang pencarian saat ini?

Penelusuran dan pencarian jejak jalan kehidupan sebelumnya, tak membuka pula pintu nasib diri lain. Kendala pertemanan dan perkenalan dengan berbagai bidadari tak membuat sinar menerangi jalan ini. Padahal aku harapkan itu semua membuat menemukan jurus baru yang bisa menyelesaikan itu semua.

Penelusuranku terhadap pemikiran pramoedya anata toer akhir-ahir ini, sesekali ada angin segar ku dibuatnya. Minke dalam novel bumi manusia, sesosok manusia tak kenal menyerah dan mengeluh apa yang ada dihadapannya. Dirinya berbicara tentang manusia yang cinta bangsa nya sendiri. Dirinya berbicara bagaimana penindasan kerap kali diterima di kehidupannya sendiri, tetapi apa yang ia katakana tentang itu semua, semua adalah keuatan yang harus ia lawan. Aku pahami betul minke adalah pigur tokoh yang tak mengenal rasa lelah, jejak dalam penelusuran perjuangan dirinya menemukan sang aku yang berbicara adalah lama. Ia harus mencicipi penindasan oleh kolonialisme penjajah dan juga poitik orde baru. Gagasan tentang lembaga kebudayaan juga nasionalis tak mudah diterima oleh kelompok lain yang tentu juga berbeda standar politik praktisnya. Apa yang didapat dari itu semua, nilai naionalisme dan kegigihan tak pernah menyerah kepada dunia dan kehidupan.

Padahal untuk menjadi sekarang pram harus menunggu lama hamper puluhan tahun lamanya, tetapi pram juga komitmen terhadap apa yang dipikiran tentang itu semua. Bagi kami dunia politik adalah dunia bohong, dalam kata itu janji dan kebohongan menjadi arena pertarungan siapa kuat dialah menang. Bohong dan mengobar janji bagian dari seni untuk mendapatkan secara mudah didapat. Dengan bohong itu pula nilai keindahan didapat dari semua janji. Apa kata sindunata tentang itu semua? Orang semua tahu, bahwa penggerak politik bukanlah kebenaran tetapi kepentingan. Kepentingan kelompok yang berada di atas kekuasaan adalah unsure yang paling menentukan dalam langkah politik. Demi kepentingan itu semua, semua orang terpaksa berbohong dan mengobral janji. Sampai ada sebagian orang bilang politik adalah bangunan pas bagi orang pendusta dan pembohong. Realitas seperti itu tidak perlu ingkari dan hindari. Yang paling penting kini adalah bagaimana mengimbangi terus menerus untuk mengadakan pengontrolan terhadap nya, mungkin disinilah peran media sebagai bagian dari perubahan social dan pendidikan masyarakat, meski kita aui masih ada kecenderungan dan kepentingan sesaat. Kepentingan untuk mengadakan pengontrolan itu bukanlah hal kebenaran abstrak, tetapi kepentingan umum yang konkrit seperti kesejahteraan dan keamanan bagi warga bangsa ini.

Sekarang mungkin adalah kenapanya manusia itu kerap kali tetap bertahan di dunia kebohongan dan pendustaan, meski itu semua sangat menjengkelkan kita semua? Jawabannya ada dalam falsafah jawa tentang malima- yang artinya lima larangan perbuatan terhadap manusia. Yakni larangan maling, mabuk,main,madat dan madhon yakni main cewek. Seruan moral tentang lima larangan ini kerap kali ditujukan kepada orang miskin, karena tentang lima itu sering kali lepel social itulah selalu identik dengan larangan tersebut. Tetapi kemudian seruan moral yng bernuansa nilai transenden ini meski di rekontruksi pemaknaan dan juga ditafsir ulang terhadap nilai yang berada di dalamnya, meski kelihatannya ada nilai transenden didalamnya. Karena menurut sebagian kalangan hermeneutic dalam ma lima ada kekurangan penafsiran yang nota bene arti tunggal.

Boleh jadi ma-lima bukan sebagai larangan tetapi perbuatan yang meski dipemiliki orang masa kini, misalnya arti dari maling, satu kebiasan yang perlu di turuti dan dijiwai. Seorang yang berprofesi sebagai maling, sering kali tekun dan junun untuk menuaikan kehendaknya, saat dia mau melakukan maling, sejurus kesabaran menunggu watu malam, kesabaran menunggu orang terlelap dan juga tida marah jika ada gangguan hewan dan juga keamanan. Jadi jangan diambil arti dari ambil golok dan juga membongkar rumah mewah tetapi malah sebaliknya.

Boleh jadi, kata mabok adalah nilai kejujuran dari kata tersebut, sering ditemukan di banyak komonitas, orang mabok selalu berbicara apa adanya, dia tidak malu untuk ditertawakan untuk berbicara apa adanya. Ia sering ali menari dan bernyanyi serta melepaskan keakuannya dan hidup apa adanya dengan melepaskan topeng dalam dirinya.

Boleh jadi, kata main diartikan sabagai nilai yang harus diambil dalam sisi kejelian dan ketepatan untuk tidak mengeluarkan kartu salah. Orang yang bermain, bersemboyan kita harus menang dan tidak kalah. Pikirannya harus ditujukan kepada kartu yang akan dikeluarkan dengan bebagai perhitungan. Maka orang yang bermain, tidak ingin kalah untuk kedua kalinya dan tidak ingin jatuh untuk kesekian kalinya. Maka orang yang sering ber main, bagian dari kelompok manusia yang tak pernah mengalah dan tidak mudah menyerah. Maka orang yang main adalah manusia yang teliti penuh perhitungan dan kejituan dan kejelian untuk mendapatkan ketepatan.

Boleh jadi arti madhon, diambil nilai berganti pacar dan wanita sebagai sebuah nilai kerapihan yang diambil dari prilaku yang disergap mencintai. Biasanya orang yang jatuh cinta selalu menjaga kerapihannya dan penampilannya.

Boleh jadi madat diambil arti sebagai sebuah keringanan dalam menghadapi hidup, karena orang yang kecanduan selalu melayang, menari dan enteng. Dengan hidup dilandasi madat, menjadikan dirinya berada dalam bersyukur terhadap kelebihan yang dimiiki manusia. Ia menganggap bahwa manusia ini diciptakan untuk tidak mengeluh akan kekurangan dan bersyuur terhadap kelebihannya. Berarti pula hidup dengan madat ini, mengartikan hidup memang enteng, ringan,senang dan penuh syukur.

Sebagaimana kata dan plesetan lainnya, ma lima juga bisa juga di artikan lain dari biasanya, karena kata ini memelukan arti yang plural dan tidak tunggal. Ma-lima ini ingin sekali diartikan dalam kacamata dan sudut pandang yang berbeda-beda. Karena jika mengambil dari itu semua dari sudut biasanya, akan mengeluarkan sejumlah arti yang sempit. Seperti nilai etnik lainnya, ma-lima mengundang sejumlah penafsir termasuk kita didalamnya untuk berkata lain tentang itu semua, karena etnik menurut sebagian pengamat akan menjadi omong kosong meski di gembar gemborkan, jika memang dinilai sudah tidak efektif. Maka katanya kata itu harus berani di simpan dalam wacana etnik dan moral secara kritis.

Karena ma-lima di tempatkan di wilayah etnik berwacana maa kemudian kata tersebut harus disikapi secara kritis. Setiap nilai etni pasti mempunyai nilai sejarah, pengalaman real dan kaitan terhadap putusan yang diambil. Sebab sebuah nilai etnik tidak mungkin ada begitu saja dan tanpa ada keterkaitan sejarah sebelumnya. Maka oleh sebab itu orang perlu sumber-sumber yang bisa dipercaya dalam melahirkan nilai moral tersebut.

Karena demikian, maka sejumlah pengalaman yang melahirkan nilai etnik seperti itu pula harus di daur ulang sesuai dengan tingkat pengalaman berbeda dan sesunggungnya nyata dalam alam realitas kita disini dan sekarang. Meminjam istilah diperlukan keberanian merekontruksi arti nilai sebuah etnik ma-lima. Agar kerasan dan dinikmati arti sesungguhnya, maka upaya itu sebagai langkah menemukan autensitas penghayatan.

Lantas kemudian bagaimana sebuah nilai bisa dihayati jika memang kita terjauh dari perjalanan dan kebiasaan yang melingkupi itu semua. Kini yang diperlukan semua adalah penafsiran personal dan autentik, agar sepaham dengan para heurmeneutik yang disebut bagiku apakah makna dari semua yang kujumpai itu?

Maka sebagian menilai bahwa perbutan ma-lima adalah perbuatan setiap orang, tidak begitu betul jika perbuatan ma-lima di identikan terhadap kelas social golongan kedua, atau dosa-dosa orang kecil, atau perilaku menjijikan masyarakat bawah. Jika demikian akan merasa sempit saat pengertian ma-lima dijadikan konsep moralitas, dan tak pernah mengkritisi sebagai sebuah konsep dasar moralitas. Maka boleh jadi kita akan terjebak pada hiper-moralitas yang tidak relevan lagi terhadap perkembangan jaman.

Dalam karya sastra centhini ma-lima ditolak menjadi moralitas manusia.

Centhini merupakan teks sastra, apa yang dilukiskan centhini bukan semata-mata fakta, melainkan interpretasi dari fakta tersebut. Kisah ma-lima bukan hanya sekedar orgi faktua, melainkan interpretasi dari orgi dalam segala bentuknya yang kemudian dilihatnya sebagai peristiwa pembebasan.

Apa itu orgi? Orgo merupakan suatu protes social terhadap segala pembatasan social yang menyesakkan. Orgi melanggar apa pun yang dalam hidup harian dan dipatuhi. Maka orgi sebagai bentuk yang ekstrem, maka kepatuhan selalu dinilai bukan kesetujuan, melainkan keterpaksaan. Dengan orgi masyaraat mau menunjukkan ia tidak patuh lagi terhadap kepatuhan tersebut. Maka kemabukan dan main wanita bagian dari bentuk perlawanan warga terhadap kejengkelan terhadap peraturan yang telah mengekang kebebasannya.

Maka cerita sastra centhini bagian dari upaya social yang menolak terhadap upaya pengekangan dari peraturan moralitas tersebut. Munculnya orgi di masyarakat bentuk kejengkelan terhadap tuntutan tersebut. Namun boleh jadi moralitas tersebut diartikan sebagai teks dari pakta tetapi jauh dari upaya nterpretasi dari fakta tersebut yang membuat mereka muncul dengan wjah berbeda dari sebelumnya.

Misalnya, kata maling kerap kali kita mengidentikannya dengan prilaku orang kecil atau rakyat bawah. Padahal sebenarnya, maling juga bisa di seret ke orang berdasi. Maka dari itu telah terjadi ketidakadilan pengetian darikata maling, moralitas ma-lima seperti ini lah yang dalam naskah centhini ditolak. Karena kerap kali melahirkan ketidakadilan teks, maka dari itu kita perlu mengkritisinya. Jika sedikit menilik prilaku ma-limo ala sindhunata misalnya, kita akan dibawa ke area yang lebih luas.

Apa kata mereka

Apa kata mereka tentang perjalanan memang dihiasi dan dihinggapi berbagai rintangan dan tantangan. Jika mungkin dikemudian hari engkau menemukan jejak yang sama tapi berbeda engkau akan mudah melewati, sebab itu semua dikehendaki sesuai dengan kelayakannya disebut manusia unggulan. Mengaumsikan perihal jasad dan makhluk satu ini, berbagai pemiir kerap kali kebingungan makhluk unik yang satu unik, memang benar unit. Apakah anda unik. Kata hernowo keunikan sesorang adalah bagaimana sesuatu itu dilihat dengan memakai kacamata berbeda dengan sebelumnya. Karena realitas ini adalah area menafsir, hanya kekuatan dan cara pandang itu lah manusia akan menemuan eksistensi keutuhan dirnya disebut manusia unggulan. Bagaimana misalnya cara pandang tentang palsafah ma-limo sempurna misalnya. Atau mungkin kebiasaan manusia melaukan rutinitas keseharian yang diidentikan dengan kebiasaan orang kecil. Padahal maling dan mabuk bagian dari kebiasaan politikus dan juga kekuasaan. Mungkin karena dengan it lah dirinya akan diketahui . Hernowo misalnnya mengajak kepada kita untuk membuka tabir wajah dan kedok ini dengan mengungkapkan apa yang dipikirkan dan dilihat. Tentu juga dihinggapi dengan kepentingan dan keinginan yang sesaat. Hingga detik ini aku berusaha belajar k area itu….

Ah kau harus coba kembali menulis, penulis besar lebih dulu meninggal kan kamu

NAPAS HIDUP



Napas Hidup ku


Marah, dendam, dalam diri ini….
Ku yakini ini adalah rasa tidak suka
Mereka menari sambil menghembuskan
Ya, napas terakhir…
Dalam diri ada kelabat napas
Sisi saat kau tertawa riang
Aku menepuk lutut
Dalam tarian itu, aku berdiri teguh
Ku dendangkan irama napas hidup
Titik menjadi ritme bernapas lega
Tertawa lah kau
Aku juga mengerti
Saat kematian menjemput
Napas ku tetap berirama
Kau tak seperti biasa

Anak bangsa 09 Februari 2007

Cahaya Napas Hidup

Pagi, di beranda kamarku
Ku yalakan energi hidup
Disudut Jendela menyinarkan nada riang
Ke lihat cahaya mulai redup
Sang maha cahaya muncul, kegerangan….
Setiap matahari terbenam
Kau membersihkan beranda halaman rumah mu
Tak kutemukan cahaya napas hidup mu
Kau senbunyi di balik ke maha an cahaya nenek moyang..

Anak bangsa 09 Februari 2007

CERITA MISTERI BUKAN LAH MISTERI


Cerita Misteri bukan lah Misteri

Seberapa tinggi kah minat masyarakat Indonesia terhadap tayangan-tayangan misteri ditelevisi atau misalnya membaca di media cetak, majalah, tabloid? Atau seberapa jauh pengaruh tanyangan dan bacaan tersebut terhadap nilai-nilai kebudayaan di masyarakat, kebhinekaan bangsa dan keutuhan keyakinan, saking khawatirnya tidak sedikit berbagai kalangan kini mulai mengecam dan mengkhawatirkan terhadap penayangan yang penuh muatan ilusi ini?

Menemukan jawaban pas dan dipertanggung jawabkan memang harus kita lakukan bersama, termasuk didalamnya upaya dalam membongkar kembali artikulasi tayangan misteri di stasiun televise atau sejumlah bacaan di berbagai media. Tidak bisa di pungkiri kawasan tersebut nampaknya begitu mengasikan untuk dinikmati nya, seolah-olah orang akan merasa rugi jika kemudian harus melewatinya. Percaya atau pun tidak, masyarakat kita begitu terlihat enjoy menikmati cerita misteri tersebut.

Seandainya seluruh stasiun televisi berusaha mengurangi jam penayangan misteri atau sejumlah media cetak tidak berusaha memuatnya jenis cerita tersebut, boleh jadi keinginan kuat masyarakat untuk menikmatinya masih dianggap akan tinggi. Masyarakat akan berusaha menceritakan nya kembali cerita misteri atau fiksi melalui mulut ke mulut, malah kisahnya akan lebih menarik dan dramatis. Pasalnya kekuatan untuk menceritakan kembali cerita fiksi tersebut sangat tergantung kepada siapa yang berusaha dan berani untuk kembali menceritakan. Terlihat sebagian besar masyarakat tidak asing dengan kalimat dan cerita tentang dedemit, kunti lanak dan genderewo. Sejak beberapa tahun lalu cerita miseri ini sudah lama beredar di berbagai stasiun radio dan media cetak atau boleh jadi masyarakat sudah mulai kenal sebelum mengenal radio dan televisi. Akibatnya mereka senang mendengar dan berkenalan dengan dunia mimpi dan metafisik.

Cerita misteri yang beredar dimasyarakat saat ini bukan sebentuk cerita rekaan seperti cerita Agathan Criste tentang Criminal Misteri, atau Edgar Allan Poe tentang Horror Misteri, atau sejumlah tayangan misteri film lebar, dibioskop bioskop kesayangan anda. Bahkan pemahaman tentang cerita misteri tersebut Juga bukan sebuah cerita seperti karya orang-orang jenius seperti Einstein, karl mark, Eagle dan para filosof lainnya di dunia barat, pengetahuan mereka diperuntukan untuk menangkap , membongkar dan mencari kebenaran di balik alam rahasia-rahasia alam raya ini.

Tetapi Cerita misteri yang ada di masyarakat layaknya sejenis kenyataan yang nyata, berdekatan dan tidak misterius. Ia sungguh-sungguh ada, bisa di lihat dan diyakini kebenaran nya. Belajar dari sejarawan kuntowijoyo, dirinya telah membongkar sejumlah naskah-naskah sejak beberapa tahun lalu untuk mengetahui secara pasti apa yang dipahami terkait dengan cerita misteri atau tentang berbagai peristiwa yang oleh masyarakat sekarang masih disebut sebagai cerita misteri.

Dalam sejumlah tulisan nya kuntowijoyo menuturkan kebiasaan masyarakat surakarta pada awal abad ke dua puluh an, suatu malam menjelang pertengahan februari 1914 seorang perempuan dari kampung bratan laweyan surakarta bermimpi dengan seorang kakek. Dalam mimpinya, kakek itu berpesan bahwa dalam dhemit penjaga kampung gajahan akan mempertunjukan permainan gambar hidup { bioskop} di sumur yang berada di halaman rumah nya. Cerita ini memang begitu menarik, beberapa perempuan menyaksikan di sumur itu ada gajah, harimau, nyai blorong, bulan bintang dan dua orang haji yang sedang mengaji. Namun masing-masing orang mengaku melihat peristiwa tersebut sangat berbeda-beda. Singkatnya sumur itu begitu ajaib. Bisa mempertunjukan gambaran hidup seperti bioskop. Sumur digambarkan mempunyai daya misteri, yang mampu menuturkan apa yang tidak mungkin terjadi, layaknya warga dan masyarakat surakarta yang didominasi wong cilik bisa menonton seperti di bioskop.

Bias kah kita membayangkan bagaimana para wong cilik pada tahun 1914 di surakarta itu bisa menikmati bisokop, yang pasa saat itu dipahami bioskop hanya bisa di nikmati kalangan bangsawan dan kalangan berduit, atau orang gedean, untuk masuk nya saja pada saat itu harus mampu mengeluarkan lebih dari 1 golden uang. Tentu Rakyat kecil tentu tidak akan mampu mengeluarkan sejumlah uang tersebut dan mustahil untuk bisa menikmati nya.

Bagi kalangan wong cilik di daerah surakarta ini tentu meberikan arti sudah bisa bermimpi saja sudah merupakan keajaiban seperti apa yang dilihat dalam sumur ajaib. Dalam mimpi itu mereka seolah-olah menemukan harapan ajaib layaknya yang tertera dalam sumur tersebut. Tidak salah kemudian jika mereka mempunyai harapan dan mimpi lebih dari sebuah harapan ajaib dalam menebar benih keajaiban lewat bulan-bintang, di sampul majalah atau dalam tontonan di televise.
Bagi sejarawan kuntowijoyo kisah sumur ajaib di atas itu bukan sebuah pembodohan masyarakat yang tradisonal dan klasik tanpa arti, tetapi justru mengungkap sebuah dunia yang hanya bias di miliki orang-orang kecil. Mereka tidak punya harapan hidup lebih baik dalam masyarakat yang dikengkangi kekuasaan raja, presiden dan kekuasaan modal. Melalui cerita misteri, apa yang tidak bisa di dapat di alam nyata mereka bisa mendapatkan nya di dunia ilusi dan mimpi.

Sesuai dengan perkembangan zaman, pemahaman misteri terus berkembang, apalagi dihubungkan dengan konteks budaya yang terkait erat dengan gaya hidup manusia jaman kekinian. Hubungan industrial dan kekuatan kapitalis dianggap begitu ikut campur untuk menentukan bagaimana mimpi manusia dan misteri di buat. Media televise juga media massa telah dianggap penyambung lidah budaya pop dan kaki tangan kapitalis, dirasakan atau tidak citra dan gaya hidup masyarakat sangat di tentukan dengan iklan mana yang mereka tonton. Akhirnya cerita misteri untuk kali ini, sering kali menggunakan logika, bagaimana seharusnya kita bermimpi. Alhasil melalui sejumlah penanyangan iklan yang masuk ke ruang rumah tangga, dan mereka melakukan perubahan mendasar. Bagimana agar tampil cantik, dan seharusnya pakai produk apa. Dalam kapasitas ini, kesadaran dan nasionalisme warga bangsa ini berlandaskan “aku bergaya maka aku di akui”. ANNA TRIANA REZA, Mahasiswa Universitas Padjadjaran Fakultas Fikom

JADILAH KITA TUKANG MALING

JADILAH KITA TUKANG MALING

Falsafah maling.

Sebut saja namanya asep dan dayat, sebelum peluru satuan serse polres bandung barat menyasar tubuhnya, kedua sosok pemuda paruh baya ini, kerap kali melakukan kegiatan pencurian di pusat kota bandung, bahkan dalam menjalankan aksi pencurian ini kedua nya tidak sekali, kota kecil juga tak luput dari incaran aksi kejahatannya. Padahal kota kecil bagi asep dan dayat tak begitu menguasai arah jalan untuk melarikan diri. Semakin hari keahlian maling nya semakin lihai dan pandai. Ilmu pengetahuan tentang maling semakin dikuasai dan mengatasi masalah akibat ulah nya. Makin sering mencuri keduanya semakin percaya diri dan tentu saja semakin pandai, sebab apa, menurutnya modal utama maling adalah ketabahan hatinya sendiri, dengan tabah semakin dirinya tidak takut. Keduanya tahu bahwa sumber ketakutan adalah dirinya sendiri. Semakin dirinya bisa dikuasai, maka ketakutan yang datang dalam dirinya mudah untuk dikuasai, boleh jadi keduanya juga mudah menguasai ketakutan yang datang dari luar.

Ternyata bagi asep dan dayat tabah dan tidak takut, akan bisa mengalahkan apa saja. Bagaimana tidak disebut tabah dan tidak takut, saat melakukan aksi maling asep dan dayat tidak mengetahui betul suasana di dalam rumah yang akan di rampok, padahal jika keduanya masuk ke rumah korban maling, terkadang kedunya melangkahi tuan rumah yang sedang tidur, bahkan mengambil emas di leher korban. Saat melakukan itu semua, ketabahan, sabar, tidak takut dan bisa mengatasi nya merupakan kunci sukses dalam maling. Karena jika tergesa-gesa bukan saja aksinya itu akan mudah diketahui, tetapi bagi seorang maling ketergesaan merupakan cirri orang takut. Oleh sebab itu Kalau orang tergesa-gesa dan merasa takut, boleh jadi orang itu tidak sabar dan tidak mengatasi dirinya sendiri. Ingat ketakutan itu dari diri nya sendiri dan dibikin oleh dirinya sendiri.

Selain itu, jika tenang, ketenangan itu akan membuat keheningan. Para penghuni rumah akan dibawa ke keheningan, mereka dibius oleh keheningan. Bagi para maling, menenangkan diri, agar lawan disatroni dengan keheningan. Lain dari itu semua, falsafah maling yang diajarkan kedunya adalah ketabahan. Ketabahan memang modal utama bagi para maling, bagaimana tidak para maling harus menaiki benteng setinggi meteran, dan harus berjalan diatasnya tanpa harus terpeleset yang mengakibatan hancur rencanannya. Maka nya tidak semua para maling mempunyai ketabahan yang sama, sebaiknya asep menyarankan maling itu dilakukannya dengan sendirian, karena tidak semua orang mempunyai ketabahan yang sama saat dalam menjalankan aksinya.

Kamu juga tau bagaimana dalam cerita tentang ketakutan dalam james rendpil, ketakutan membuat manusia kalang kabut menghadapinya. Cerita tersebut dimulai dengan pertanyaan perihal penyakit yang diderita manusia, derita tersebut datang saat manusia kalang kabut menghadapi rasa ketakutan yang ada dalam dirinya. Bagaimana tidak, tokoh yang doceritakan dalam novel tersebut berusaha mencari temannya di tengah hutan gelap dan tak bersahabat. Namun seketika di tengah hutan itu dirinya bertemu dengan binatang buas, karena takut yang berlebihan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan dirinya, derita yang dittanggung oleh jasadnya tak dirasakan. Saat dirinya selamat rumah kediamannya sendiri, seluruh jarinya berdarah. Saat dibaa ke dokter, keluar kata-kata yang aneh, anda berada dalam ketakutan yang brlebihan. Hal serupa juga saat dilakukan oleh seorang istri yang merasa dirinya tidak mampu untuk membina dan mendidik ke tiga anaknya, dengan rasa ketakutan yang berlebihan ibu tersebut sanggup membunuh ketiga anaknya itu. Tidak dengan falsafah maling dayat dan usep tersebut.

HARAPAN PALSU ala SINDUNATA


Harapan palsu ala sindunata….

Dalam novelnya schatzing, setidaknya menggambarkan akan datang masa yang akan menghancurkan dan membinasakan bumi manusia. Romannya bukan saja menggambarkan horror tentang masa depan. Tetapi malah memberikan gambaran akan ancaman bencana kepada bumi ini, novel ini justru melukisan tentang realisme masa kini. Maksudnya adalah bencana sedahsyat tsunami akan tiba menghampiri bumi kapan dan dimana saja kita berada. Datangnya bencana tinggal hanya soal waktu saja dan manusia tak dapat lagi memastikan untuk lari dan menolak bencana tersebut.

Dengan bencana yang terus menerus menerjang bumi ini, meluluhlantakan teori tentang rasa aman di bumi manusia ini, mungkin rasa aman ini yang menjadi titik kritik dari novel schatzing. Merasa aman dan nyaman dari bumi yang dipijaknya adalah bagian dari harapan palsu. Sebab kita telah tertipu dengan pikiran bahwa bencana bagian dari kejadian yang sudah berlalu. Padahal menurutnya, kita berada disela sela bencana atau memang kita berada dalam pause, namun kemudian adalah seberapa lama jeda itu boleh kita nikmati.

Dengan perkembangan teknologi sebagai jargon alam modern membuat manusia berada dalam jumawa, padahal telah terbukti kemarahan alam teknologi tak kuat menghadapinya. Boleh jadi besok meteor jatuh dan akan membumi hanguskan alam ini. Ke jumawa an alam modern yang ditopang dengan teknologi itulah yang membuat sastrawan satu ini gerah melihatnya. Selain kita di tuntut untuk menghindari kejumawaan dan sifat acuh terhadap alam, oleh sebab itu kerahasian alam tak terungkit ke permukaan karena memang manusia modern telah bersifat acuh.

Yang diperlukan sekarang adalah membangun cara berfikir teknologi humanistic, maksudnya adalah bagaimana mempersiapkan perangat ilmu pengetahuan dan teknologi yang akrab dengan alam, biaya penelitian yang dikeluarkan pemerintah republic ini untuk memperkecil bencana alam tersebut. Sayang kesadaran macam itu bagi Negara industri telah dikesampingkan. Bagaimana juga teknologi telah membentuk pikiran warga ini kepada situasi kepastian rasa aman.

Jadi pikiran merasa aman itulah yang harus di perbaharui, betapapun teknologi dan industri meyakinkan warga pasti rasa amannya. Namun yang jelas teknologi jauh dari sisi kemanusiaan dan jauh dalam alam realistis. Hanya sastralah yang membuat itu terjungkil balik. Sastra mampu membuat manusia berfikir, bagaimana manusia berada dalam keakraban dengan alam bumi yang di pijaknya. Maka boleh jadi sebagian agamawan meminta yang maha ini untuk melindungi dari bencana yang terus membayanginya.

Namun yang menjadi heran adalah, kita harus khawatir terhadap harapan kita sendiri, karena kerap kali harapan tersebut berlebihan dan menjadi tidak realistis, karena tidak realistis dan berlebihan itu lah harapan khawatir untuk didekap. Kini harapan itu hanya milik orang mapan dan enak dalam hidupnya, kaum ini sering berharap lebih dari biasany. Seperti pepatah harapan adalah milik orang mapan dan enak, warga yang berada pada posisi sebaiknya justru dilarang untuk berharap banyak terhadap kehidupannya. Jadi bagi mereka yang tertindas dan menderita dilarang keras untuk berharap. Padahal harapan bagi orang mapan, enak dan kaya merupakan bagian dari harapan palsu.

Bencana yang menimpa saudara kita di aceh, penyakit plu burung yang terus menyerang sebagian warga miskin di beberapa kota dan juga bencana alam lainnya yang mengakibatkan jatuh korban banyak, semestinya mereka lah yang harus berharap. Atau boleh jadi mereka menderita diserang berbagai persoalan arena kita memang telah jumawa akan ilmu dan teknologi yang menghiasi pikiran itu semua. Padahal mereka semestinya yang wajib untuk berharap. Atau meminjam istilah sindunata, harapan palsu itu telah terselubung dengan cita-cita nasionalisme dan atas nama Indonesia serta demi harga diri, ribuan warga bangsa ini rela menderita. Bijakkah kita berharap atas nama bangsa dan harga diri Indonesia mereka harus menderita.

Ya tentu jawabannya memang tidak, karena semua generasi pemuda dan bapak pendiri bangsa ini tentu berharap, jika kemudian negara Indonesia dan atas nama nasionalisme warga bias berharap banyak. Pasti bapak pendiri bangsa ini tak mungkin tega melakukan tindakan refresif yang menistakan lebih membinasakan warganya. Jika kemudian hal tersebut pada kenyataan nya nampak ada di tengah kita semua, apa cita-cita pendiri bangsa dan nasionalisme kebangsaan ini mulai luntur dan tak bernilai. Sebagian warga negri Indonesia ini, terlihat begitu sangat menderita dan tak pernah menikmati kemerdekaan juga pembangunan. Kelihatan nya mereka tidak begitu menikmatinya juga merasakan suasana kegembiraan. Tak terpancar dalam bathin, wajah dan badanya suasana girang gemilang. Sepertinya warga telah dibius dengan aroma keheningan, keheningan membuat warga negeri ini ditipu, dibius dan disulap menjadi diam dan tak pernah bertanya yang macam-macam. Bayang kan sobat, bagaimana seluruh generasi telah diheningkan dengan atas nama kemapanan dan kecanggihan teknologi, pembangunan jargon kerakyatan mensulap mereka menjadi diam seribu basa. Mereka terdiam tak ada sepatah katapun keluar yang berupaya dalam menikmati tumpuan harapan hidup nya.

Boleh jadi bagi kita semua bangsa dengan nama Indonesia ini telah membawa kepada kawasan kebinasaan, tentu saat seluruh wilayah di negeri ini berupaya untuk merdeka menjadi salah satu bukti, mereka sudah tidak bias mengartikulasikan apa yang disebut nasionalisme. Kemerdekaan bagi mereka adalah berharap banyak dan menjelmakan mimpi itu semua. Bagi kami khusus nya saat ini, sangat tidak mengerti bagaimana niatan baik terhadap cita-cita berdirinya bangsa Indonesia ini. Jargon “hidup lah bangsa ku hidup lah negeri ku” sepertinya perlu untuk di tafsir kan ulang. Nasionalisme sebagai jargon dalam mempersatukan bangsa ini dalam keruntuhan dan kepentingan semakin tak kentara. Mereka berontak dan meminta hak nya untuk menggapai harapan atas masa depan nya.

Kalau saya boleh menulis di sini, memang seharusnya kita melakukan segala sesuatu di sini dan sekarang tidak harus berharap banyak, karena jika kemudian itu semua dilakukan akan berada beban yang menjadi-jadi. Berjuang dengan tidak berharap jauh lebih penting dan tinggi salah satu langkah dalam menemukan tingkatan eksistensi diri di sebut manusia berkasadaran. Camus adalah bapak nya dalam hal ini, tidak percaya kita buktikan semua.

BONGKAHAN


BONGKAHAN

I feel longing to say more except
……….Amiien……..

Memberi sesuatu untuk kebanggaan diri sendiri, memang butuh pengorbanan seperti nya sangat butuh tenaga kuat untuk menuai dan menenun rajutan kasing sayang, kejujuran dan rasa cinta. Barang kali banyak cerita yang membuat kita terperangah dan terkagum, hal tersebut saat kita menelusurinya dalam sebuah percintaan. Cerita cinta tidak hanya di pahami dalam kapasitas menuai kasih dua insan yang berbeda jenis kelamin. Tetapi bertutur kata dalam menggapai rasa cinta mencintai dari sang bidadari, ada nada tersembunyi yang membuat kagum dan kesakitan. Pertemuan itu boleh jadi dianggap menggemparkan sebuah kebiasaan yang tidak biasa nya kita lakukan. Apa itu semua nya, kita bongkar bersama-sama. Kenapa kita harus mencintai seseorang dan mengapakah kita harus demikian? normalkan kita semua, jika memang bila dianggap ya, apa yang akan didapat didalamnya? Akan bahagiakan kita di dalamnya? setumpuk pertanyaan tersebut saya anggap salah satu upaya memahami tutur kata cinta mencintai, jika memang kita semua tidak ingin dianggap masyarakat dionisian ala nietzche atau moral budak, maka pertanyaan di atas setidaknya harus di urai, bersama rajutan-rajutan hingga menjadi bentuk yang jelas.

Pernah kah kau membayangkan kawan, sering kita menemukan orang yang berada dalam ketidaksadaran diri, mereka suka menaruh harapan yang begitu tinggi. Menyanjung lawan bicara dengan sesuka hati, namun anehnya semua nya berada dalam bingkayan keharmonisan. Apa tidak dianggap gila jika kemudian kita melihat perubahan mendasar dari kebiasaan seseorang saat berada menuai kasih dengan perempuan, mereka selalu bertutur rasa sakit, bertutur rasa dendam dan bertutur tentang penghianatan. Memang agak nya tidak masuk akal tentang satu gejala ini, berada di dalam sisi ruang tersembunyi dalam diri, meski perawakan juga bentuk nya tidak begitu jelas. Lantunan serta nyanyian berkisar kasih sayang, melantunkan lagu-lagu tentang kerinduan, ngirang. Terkadang juga mengeluarkan bahasa yang tidak begitu jelas untuk didengar. Aku saat ini mulai percaya kalau orang tradisi timur sangat menjaga suara dan eksistensi bathin. Karena kekuatan yang satu ini peran nya jauh luar biasa, katanya suara ini akan bisa membaca yang panca indra tidak bias membacanya. Jalaluddin rumi seorang sufi juga filosof sangat intens begitu yakin terhadap ke eksistensian

Menelusuri cerita bathinmu merupakan gambaran pertama perihal sejauh mana kepercayaan mu tentang kemahakuasaan nya, sering kali aku membayangkan pada hari tertentu kau akan bertemu dan menyapa bersama nya. Sekolompok orang di negeri ku sering terlihat mereka melakukan ritualitas dan cara dalam jamuan malam, pagi dan siang, agar mereka merasa tidak ada jarak bersamanya. Sesekali terdengar teraiakan riuh, resah dengan harapan dikabulkan seluruh permintaan nya. ratusan bahkan ribuan orang begitu senang melakukan nya, sekaligus bertamasyia didalam dunia bathin.

Terkadang kita di hadapakan dengan perasaan iri dan tawa, meski belum tahu penyebab orang melakukan nya itu, semuanya bermula dari kebiasaan yang tak dimengerti. Jika seluruhnya tidak masuk akal, apa lagi yang kau harapkan dalam hidup mu di sini dan sekarang?. Belajar dari filosof dari prancis albert camus, perihal absurditas. Setidaknya kami bias pahami seputar ketidakmengertian atau tidak masuk akal, yakni peran dan makna hidup di dunia sekarang. Seluruh manusia hidup dalam bayang-ayang kematian, mereka terancam dengan kuasa takdir, camus sering mencotohkan nya dengan cerita nya mitos sisipus, sebuah negeri yang sering diancam penyakit dan dihantui kematian. Haruskan manusia kecewa dan iri saat mereka berada di dalamnya, di beberapa tulisan nya camus menjawab tidak.

Untuk tidak terjerembab bagian dari cerita di atas tadi, sering saya bertemu melalui tulisan sastrawan, seniman juga filosof untuk menjawab dan memberikan arti tentang hidup. Pramoedya ananta toer, sastrawan yang menerima beberapa puluh nobel dari karya nya dan sempat dipenjarakan oleh penguasa otoriter. Secara umum karya pram berkisar tentang sejarah bangsa, perjuangan dan pergulatan perjuangan dalam mendapatkan hak dan kewajiban manusia. Novel midah si gigi bergerigis dengan sosok penokohan Midah, memberikan kesan bagaimana midah seorang perempuan berasal dari dataran jawa timur terus berjuang untuk melawan ketidakadilan, saat itu midah mendapatkan perlakuan nya dari suami tercinta. Midah juga ingin berjuang bersama masyarakat bawah agar tidak mudah percaya terjadap politik koloniaslis. Melawan sambil merasakan penindasan yang dilakukan oleh suaminya sendiri jauh bisa dirasakan, midah kemudian memutuskan untuk tidak menikah dengan seorang laki-laki yang pernah dia benci.

Diceritakan setelah beberapa bulan menikah dengan seorang laki-laki dari keturunan bangsawan di kampong halaman nya, membuat midah nekad untuk pergi ke kota besar di Jakarta. Kepergian nya ke Jakarta membuat seluruh anggota keluarganya dalam kondisi panik. Pasalnya selain dianggap telah melanggar etika di kampung tersebut. Kepergian midah untuk meninggalkan suaminy, telah dianggap sakit dan tidak waras. perjodohan nya bersama anak bangsawan tersebut membuat midah harus rela menggendong jabang bayi hasil perkawinan. Haji sanusi bapak nya midah, sejak mempunyai anak lebih dari lima orang, bentuk perhatian terhadap midah mulai terkikis.

Kau juga semestinya juga ikut memberikan arti perselingkuhan saman karya ayu utami, bukan kah bulan ini kau banyak bersentuhan dengan karya-karya mereka, sangat peduli dan bijaksana jika kemudian pesan moral yang didapat dari karya mereka menjadi kan batu loncatan berarti untuk tetap diam dan menjadi titik tersendiri dalam hidupmu, dan tidak menjadi bagian dari titik hidup orang lain, meminjam istilah filosof. Karya saman boleh jadi simbolisasi orang-orang kiri, komonitas yang mencintai hidup tidak dinilai pada norma yang baku tanpa penafsiran luas, bagaimana misalnya saman harus berjuang untuk merajut perselingkuhan dengan laki-laki yang sudah mempunyai istri shah, jika kemudian rumah tangga dan istri menjadi nama sakral dalam perselingkuhan, boleh jadi keluarga dan perawan menjadi barang mewah bagi wanita.

Ah kini saat kau merajut kembali benang yang disimpan di lemari pelajaran hidupmu. Lapangan luas sepakbola dinegeri ini sangat ditunggu-tunggu kelihaian mu menampilkan aroma sejuk saat mengolahnya. Berat memang, aku juga yakin betul itu semua memang melelahkan, tidak masuk akal memang kawan, saat kita harus tertunduk di hadapan sajadah keagungan dan kita meminta terhadapnya, apa yang didapat kawan, diam tak terjawab. Agaknya tidak adil jika kemudian kau harus memutuskan rasa tidak adil terhadapnya, aku yakin betul jika kemudian dirinya memberikan yang terbaik dan menyerahkan penghargaan terbesar terhadap mu kawan untuk dikemudian hari. Jasa mu untuk bisa tertawa di tengah keberingasan hidup ini, bagian dari rasa yang harus mendapatkan ancungan jempol.

Kau juga ingat pepatah mas hernowo, yang kau baca karyanya beberapa bulan lalu, kau memang unik dan cerdik. Ngak percaya terhadap keunikan dirimu, hal biasa untuk menumpukkan ke pede an mu, karena itu semua mungkin perlu waktu. Tetapi ingat kawan kau memang, manusia unik yang pernah aku temui. Bagaimana tidak setiap hari kau harus bergulat dengan teks dan berita yang tidak setiap orang berani mengatakan ya pada dunia, ah sebaiknya kita melakukan terobosan untuk menafsir dunia ku ini dengan perasaan bermain yang unik setiap harinya, aku akan berfikir yang dimulai dari hal terkecil kemudian data itu di tata dengan gagasn yang cemerlang dan dituliskan dilembaran-lembaran kertas setiap malamnya. Menata gagasan juga menggapai mimpi, bagaimana caranya kawan yang terbaik dalam upaya tersebut, boleh jadi hari jum at pagi pertemuanmu dengan wartawan senior di bilangan kampus swasta di kota bandung bagian dari cara bagaimana seharusnya kau menata kembali ritme dan energi itu.

Semenstinya kau memang tidak harus dihantui rasa ketakutan yang tinggi, karena jika hal itu terjadi dalam pandangan dan hidupmu, kemudian akan didapat rasa bersalah yang tinggi dan tak ada semangat. Ada sebuah cerita mungkin bisa mengobati keluh kesah mu saat ini, al kemis sosok filosof dari timur tengah saat berusaha mengobati orang yang terjatuh dalam hutan belantara, kaki dan tangan yang berdarah akibat jatuh tertimbun bongkahan batu, al kemis hanya menyerukan agar dirinya tidak dihantui rasa takut yang berlebihan. Lebih sederhana nya mungkin, saat kita akan memulai pekerjaan rutin setiap harinya, saat itu pula pikiran dan perasaan kerap kali dihantui ketakutan jika kemudian harapan tak juga kesampaian. Tetapi apa yang didapat kawan, saat kau berjalan di hadapan nya, tak ada juga mimpi tak tergapai, meminjam istilah bahasa perenial, tuhan pun sangat menghargai perjuangan manusia nya, dan ingat kawan perjuangan tersebut akan dapat penghargaan yang berarti.

Sering bertemu dengan pengalaman hidup sosok manusia dalam penokohan di bukumu yang kau beli lebih baik dapat menjadikan banyak pelajaran, banyak bertemu dengan gagasan orang juga hal terbaik saat kita semua tahu betul bahwa dikemudian hari kau akan menjadi manusia uberment ala nietzche.

Kawan katanya pernah berkata nyai ontosoroh, teman mu banyak mendengarkan suaramu, nah..itu dia kawan nyai ontosoroh datang ke tempat yang biasa dilalui oleh mu setiap terbit dan terbenam matahari di kota bandung ini…, tak terlalu jelek jika kau menyapa terlebih dahulu, dan kau harus berani untuk kembali menyapanya, karena wanita tak seharusnya kau kira…,

Kau memang terlihat agak malu-malu untuk berkata ya….
Tidak don, aku bingung apa yang seharusnya di katakan kepada nya…
Ya apa saja, biar dia tau jika memang kau masih ada di sini…
Apa yang harus katakan…
Apa saja…
Nanti…gimana…, ya menit nanti kan beda…
Don jangan kau bawa aku ke lubang kebinasaan,,,
Aku tak biasanya, berkata tanpa dia mendengarkan…
Ah…kau memang agak pemalu…
Tapi don aku juga ngak biasa jika kau mengatakannya..,
Berapa sekarang usia mu,…berapa perempuan yang kau pernah temui…
Tak banyak sich…, tapi ini tak seperti biasanya..,
Tertawalah sekeras yang kau inginkan,,, pasti dia juga tertawa..
Tapi apa yang harus ditertawakan,,,,
Ah untuk tertawa saja kamu bingung sekali…

Dikemudian hari, berusaha untuk menyapa apa yang di bilang temannya odon, senyi yang keluar dari bibir nyai ontosoroh memang terlihat mengasikkan. Ada nada dan gaya yang tersembunyi di balik irama itu, tapi kemudian hari senyum itu pun hilang seketika di lalap waktu,.
Nah apa kata ku don, senyum yang keluar dari nyai ontosoroh tak bertahan lama, mana mungkin dia bisa tertawa, untuk senyum saja sangat sulit ku dapat. Ah aku telah merasakan itu semua don, saat nya aku harus beranjak lebih jauh dari yang dikira,
Aku akan lari ke duania lain tanpa kau ketahui temanku… aku akan kembali bertamu di padang subur hamparan nada dan irama rasbih dan rahmid. Untuk sementara waktu kawan kau jangan atur kami tentang itu semua..
Tapi kau butuh perihal….

AJARI KAMI TENTANG KEINDAHAN
AGAR KAMI BISA BERKATA KEPADA ANAK-ANAK KAMII
Feri wahyudin, anak manusia

DUNIA HAKIKAT PETRUK


DUNIA HAKIKAT PETRUK

Sein dan window, istilah ini sering dipakai filosof asal jerman neitczhe, saat mengupayakan pengertian alam bebas luas tanpa aling-aling. Kebiasaan warga dari sebuah negeri juga jati diri. Kebiasaan pengisi bangsa termasuk kita semua selalu mempertahankan sebuah kebiasaan dan tradisi lapuh dan sudah dianggap usang namun tetap kita berusaha mempertahankannya. Kata sein lebih diartikan kepada ada dan mengada tentang kita disini, boleh jadi kata ini lebih di nota benekan kepada mengamini kebiasaan yang telah di jaga semenjak berpuluh tahun lamanya. Mengada dirinya telah dianggap aman untuk mengartikan segala hal yang berada dalam diri dan lingkungannya. Kata ini menurut sindhunata kerap kali diapakai oleh kalangan seniman, sebagai langkah untuk memahami perihal siapakah dirinya di hadapan kepentingan kelompok dan komonitas memeinjam istilah foucoult. Nada miring, kemudian muncul saat upaya sein nya manusia tidak melahirkan daya kreatif tentang ke adaannya.

Padahal dibeberapa tulisan yang kubaca dalam karya sindhunata wartawan kompas, banyak hal yang harus dijadikan guru dalam hidup. Bagaimana tidak seperti hal nya diceritakan saat petruk tokoh pewayangan menjadi ispirasi dari kalangan masyarakat bawah, sebagai solusi dan langkah terjangkit satu masalah nya. Dalam segi estetika apa yang didapat dari sosok petruk, wajah monyong hidung mancung tak untung untk di pinang wanita cantik anak konglomerat, namun petruk yang diceritakan punya tetesan alam dewa kayangan, menjadi hidup lebih mudah dan bisa diatasi. Tidak tahu jelas, mana yang lebih dulu terpengaruh apakah filosof asal jerman atau tradisi pewayangan jawa, tapi itu semua membuat mengerutkan dahi sejenak. Boleh jadi petruk berpindah dari dunia ada dan mengada menjadi dunia ada dan menjadi. Kini kudapat inspirasi dari dua kata itu, kalimat yang kau goreskan pagi ini, membawa ku ke alam yang tidak seprti biasanya.

Sepertinya petruk mengajarkan ku perihal dunia hakikat, keindahan dapat dirasakan saat kita menemukan diri yang lain dari biasanya kita lakukan dan artikan. Ada ritme dan aroma yang tak kutemukan sebelumnya, saat irama itu kita dendangkan sebelumnya. Bagaimana tidak hakikat ada nya manusia di alam luas berhamparan kebatilan dan kejujuran, petruk ingin kita berada dalam kata jujur untuk memahami apa semestinya diartikan. Paling tidak ada dorongan dalam dirinya untuk selalu ada dan menjadi lebih baik dari sebelumnya, petruk memang mengamini kemampuan dan keterbatasan dirinya, baik dilihat dari segi bentuk wajah dan kesempurnaan jasad. Tetapi petruk membawa khabar baik dibalik fenomena yang dilihat di alam nya, sepertinya petruk ingin berkata ada kata dan kalimat yang tersembunyi dalam diri, kini kau tak juga buka dan gunakan, jika kemudian kau temukan itu nyaris semua nya menjadi mudah, apa katanya itu semua, petruk berdiam diri sejenak dan tidak ada kata sepatah pun keluar dari mulut lebatnya.
Kalau memang aku boleh menata gagasan dan mengaitkan sejumlah teks dan kalimat yang telah kurangkai selama ini di kepala ku, semuanya memang berujung pada artikulasi peran dan makna perihal tentang siapakan dirinya sendiri, memang tidak salah jika kemudian socrates dari sejak awal mempertanyakan terlebih dahulu tentang itu semua, karena menganggap akan lebih mudah dikemudian hari dalam menata. Hari ini aku melihat dan berada di sebuah negeri yang dirudung penyakit ganas, negeri ku yang bernama indonesia telah luluh lantah dirudung masalah, negeri ini membutuhkan sosok petruk yang bisa membawa dunia kahayangan sebagai solusi dari negeri ini. Bagaimana tidak, indonesia telah dipertanyakan nama dan jabatannya, bangsa ini dipertaruhakan sedikitnya ratusan juta penghuni.belum juga keluar dari cobaan krisis moneter yang telah sekian tahun menimpa sebagai penyakit kronis, warga bangsa indonesia kini dihantui penyakit ganas yang mematikan. Negeri ini boleh jadi sedang dirudung yang kata albert camus istilah sampar, seluruh warga sedang dihantui ras takut kematian akibat merebaknya penyakit ganas yang belum ditemukan obat mujarab untuk mengusirnya. Ratusan juta warga dihantui ketakutan kematian, warga bangsa ini telah kehilangan arti ada dan mengadanya, semua nya di hantui rasa kamtaian, jika kemudian mereka belum juga mengambil langkah solutif dari bagaimana seharusnya mereka mencari makan, kini mereka juga dihinggapi rasa bagaiaman seharusnya terjaga dari penyakit yang mematikan itu, penyakit itu boleh jadi adalah plu burung.

Sepengatuhan ku penyakit satu ini tak mengenal usia dan kelas, setiap penjuru negeri ini di serang, ayam mati dan meninggal setiap hari nya, dan juga tidak sedikit warga menjadi korban dari keganasan penyakit plu burung tersebut, dan berlanjut….

Belajar Dari Kebiasaan Petruk


Belajar Dari Kebiasaan Petruk
Dari semua cerita pewayangan yang ku kenal, Petruk bagi kami punya daya magnis sendiri, di lihat dari perawakan nya tidak ada hal menarik. Hidungnya panjang, badan nya kurus, suaranya melinting juga kulitnya hitam. Namun saat bicara dan mengumbar tentang kebenaran, petruk seolah-olah mempunyai magnis di banding pewayangan lain nya. Bayangkan petruk sering berperan sebagai sosok pengendali kemarahan diantara seluruh anggota keluarga. Di pikiran nya kerap mengumbar satu kebiasaan unik dan menarik. Setidaknya bagi petruk, kebenaran dianggap suatu yang tak kan pernah selesai, ada upaya pencarian yang tak pernah berhenti, untuk tidak terjeitu diperlukan upaya pembingkaian temuan setiap harinya. Upaya ini adalah bagian dari langkah untuk melegendekan , pesan kedua petruk berharap kita sebagai manusia semestinya tidak harus menjadi bagian dari titik orang lain, dan alangkah bagusnya menjadi titik itu sendiri. Pesan ketiga adalah saat mencari kebenaran jangan menganggap orang lain adakah neraka... percaya atau tidak kita telursuri bersama....

Petruk di ketahui anak kedua dari tiga bersaudara, kakak nya cepot kerang kali mengumbar cerita dalam kemasan bahasa khas dan unik, begitu juga dengan adiknya terakhir. Kakak beradik dlam cerita dunia pewayangan ini, tentu sangat seru jika ditelusuri seperti kita menenelusuri tentang kebenaran. Paling tidak kebiasaan saat berusaha menyelesaikan seluruh persoalan dunia pewayangan salah satu jalan alternatif kita semua. Namun tidak aneeh kekerasan harus diperbuat bersama jika memang diperlukan sebagai upaya dalam mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dan kemanusian. Keterbatasan jasad petruk tak membuat dirinya berhenti untuk berkata dan berkarya dalam melakukan pemberontakan,

Dirinya tidak terikat pada posisi mandul dan berhenti pada satu titik, tapi petruk muncul dalam wajah pengkritik. Tidak tembok sebagai pemisah saat berupaya untuk menjadi dirinya sendiri. seluruh kebudayaan tampil dalam wajah petruk, petruk pula yang muncul sebagai simbol wong cilik yang berusaha meraih hak dan kewenangan dirinya disebut manusia.
Dalam benak saya, tradisi pewayangan tidak hanya sekedar hiburan untuk menghibur masyarakat kelas bawah. Tetapi tradisi seperti ini, konon sebelumnya sering dijadikan sebagai alat dalam penyebaran paham dan keyakinan, cara ini dianggap sebagai media paling murah untuk mempengaruhi suasana masyarakat pada saat itu. Terlepas dari itu, bagi kami petruk ada nilai-nilai filosofis tak kentara. Percaya atau tidak, hal tersebut bisa di umbar saat menafsirkan nilai jujur dalam arti hakikat.

Petruklah yang mengajarkan kita tentang dunia hakikat, melalui makna keindahan. Rasa indah akan mudah didapat saat berusaha menelusuri juga mengatakan sisi lain. Emang agak nya kabur, namun yang jelas keindahan akan ditemukan saat kita mengerti wilayah lain dalam diri kita semua. Wajar kemudian jika setiap orang imtil berusaha mengungkap sisi lain dari dalam dirinya, tidak sedikit kita harus berpura-pura, menebar wajah manis dan meakukan di luar kebiasaan. Kalau begitu kenyataan nya usaha dalam mengungkapkan rahasia siapa sebenarnya diri kita, akan tergambar dikemudian hari bahwa musuh kita sendiri adalah diri sendiri. Kita menemukan musuh yang ada dalam dirinya sendiri. Akibatnya kita ternyata mengandung musuh yang di carinya setengah mati.

Seperti musuh kita selalu mengeluarkan kata-kata kotor, tutur kata kita seolah-olah tidak karuan. Kita terlihat tidak sabaran, kita kehilangan rasa malu, kita suka memaki-maki dan menjatuhkan banyak orang. Seperti musuh kita suka mengumbar sumpah serapah. Alhasil Kita adalah celeng nya. Sejenis binatang yang suka merusak tanaman masyarakat, tidak ada banyak manfaat, bahkan ketakutan semakin menjadi-jadi karena kehadirannya tidak diinginkan warga sekitar. Dan boleh jadi celeng menganggap orang lain adalah neraka. Begitu pula dengan kehadiran dan kemampuan nya sendiri. Apa yang diharap jika memang kita semua seperti itu. Brecht bilang haruskan kita bahagia didalamnya, tak kan datang jawaban lain selain mejawab nya sendiri.
Emang kita harus melakukan sekedar riset kecil-kecilan untuk menjawab pertanyaan brecht, hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab dan meraih kebahagiaan. Jika dipaksakan sekuat tenaga, boleh jadi alhasil dianggap tidak selalu memuaskan. Karena menurut Socrates dalam diri kita ada keterbatasan dan kemampuan cara pandang atau intelektual, yakni dengan nama phronesis semacam kebijaksanaan untuk mengakui segala keterbatasan pengetahuan kita, tanpa kehilangan kepastian bahwa kita dapat bicara kebenaran.

Sejarah kemanusiaan di bumi pertiwi ini, kerap kali menggambarkan sebuah usaha dalam pencarian tentang apa yang disebut dengan kebenaran. Kata ini nyatanya mudah di katakan dan tidak asing ditelinga kita. Namun jika ditelusuri jauh ke belakang ada irama yang memerlukan keseriusan. Saking seriusnya Nietczhe pernah bilang dengan sosok sang zarathustra, jika memang kita ingin menjadi hamba kedamaian dan kebahagiaan maka percayalah, jika memang kita ingin menjadi murid kebenaran maka carilah.. pesan ini tentu memberikan gambaran kepada kita bahwa proses pencarian begitu diyakini sebagai upaya untuk bertemu dengan kebenaran. Benar berati tidak salah, sesuai dengan logika dan berarti pula benar adalah cara pandang. Kebenaran cara yang tidak akan berhenti, layaknya proses pencarian selalu mengembara dengan tanpa batas. Mencari kebenaran berarti pula berusaha mengajukan pertnyaan mendasar, lagi-lagi memang kebenaran merupakan hasil sudut pandang seseorang saat berusaha menafsirkan terhadap apa yang dilihat dan di fikirkan.

Layaknya pengembaraan berfilsafat, apa yang dicari bukan lah satu titik kebenaran tetapi aroma yang membuat hidup tidak lagi bergantung pada orang lain. Bukan lah hak seseorang untuk menggantungkan kepada orang lain, kebenaran yang di yakininya tidak lain dari hasil ketergantungan, tetapi jawaban pertanyaan yang kita ajukan. Dari cara seperti inilah kemudian muncul satu kebiasaan untuk menyelesaikan masalah serta menuangkan nya dengan gagasan kreatif cemerlang tentu juga ke arifan. Dalam bahasa social disebutnya adat atau kebiasaan,
Artinya dalam setiap upaya untuk mencari apa yang kita cari, dianggap seperti kita melakukan nya seperti mencari kebenaran, yakni dengan mengumbar sejumlah pertanyaan mendasar, hal tersebut bisa di pahami seperti hubungan antara guru dan murid, keduanya tidak berada pada posisi mengetahui, tetapi pada menelusuri dan memahami.

Bahagiakah kita saat berusaha berpegang terhadap kebenaran yang kita cari sebelumnya, tentu jawaban nya boleh jadi ya atau boleh jadi tidak. Kata ini memang terbilang subjektif, artinya penentuan makna tergantung pada siapa yang melakukan nya. Sama hal nya juga kebenaran dari mana dan siapa yang melakukan penarian nya. Jika kemudian kedua-dua nya berada dalam posisi sama, mana disebut dengan hakikat kebenaran dan kebahagiaan yang kita cari selama kita hidup.

Sambil membaca filosofis petruk saat ini saya masih meraba-raba, yang jelas kita semua berkata juga berada dalam kapasitas musuh dan tak tau diri....

MENGAPA KITA MENJADI ORANG YANG TIDAK MUDAH MENGHARGAI?
MENGAPA KITA MENJADI ORANG YANG TERGESA-GESA?
MENGAPA KITA HARUS KECEWA?
MENGAPA KITA MENJADI KEKANAK-KANAKAN?
Adalah sejumlah pertanyaan yang tak kan puas dalam memberikan khabar... minta tanggapan nya kawan...
feri wahyudin '
anak bangsa

Senin, 26 November 2007

KREATIF

KREATIF KAH..... kita,......kau dan kita.
Suatu hari sempat aku bertemu dengan teman lama diperempatan jalan kota ini. teman ku sejak di bangku sekolah sebuah kota besar memang punya segudang cerita yang unik dan menarik. kami memang terlahir dari sebuah keluarga biasa-biasa saja, untuk mempertahankan belajar dan bisa bertahan harus melakukan hal yang unik meski harus mengeluarkan darah. menata tentang masa depan dan arah jalan yang harus kulalui agak tak semulus apa yang dibayangkan, kita sempat dikejar tibum ketertiban kota saat melakukan rajia penertiban. barang dagangan ku sempat di bawa dan harus di tebus dengan sejumlah uang agar barang daganagn ku bisa kembali.
Bersama nyai sari, suasana semakin berubah, kita berdua mempertanyakan sejauh mana kita dianggap kreatif,.. belum juga terjawab kata pertama, muncul kembali arti inofatif sama munculnya sejumlah pertanyaan yang hampir mirif dengan nya.. aku tidak mengatakan banyak hal, meski aku harus bertanya-tanya ala orang pintar. yang jelas saat itu menggambarkan bahwa manusia kratif sangat aneh dan langka..
bayangkan untuk menjawab kata-kata itu, seharian penuh juga tak mendapatkan jawaban, anehnya hingga tulisan ini kita berdua masih dalam posisi yang sama, bertanya mungkin jauh lebih baik ketimbang kita tidak melakukan nya..
sesekali saya melihat bagaimana orangtua kita mengartikan kata 'kreatif" mas hernowo misalnya, perjalanan nya sebagai penulis beberapa buku kreatif selalu berpedoman bahwa menata gagasan cerdik unik dan tidak seperti biasanya merupakan bagian dari daya tersebut..
artinya untuk sementara kreatif berarti menata gagasan dan ide, melalui menulis setiap harinya hal tersebut akan mudah di gapai...

Kamis, 22 November 2007

MAAF KAN.....

apa itu "maaf"...kenapa kita harus meminta "maaf" ...

Kata maaf sering terdengar saat teman, keluarga juga kerabat mempunyai kesalahan. biasanya segala tindakan dianggap nyeleweng dan menyakitkan, maka kata dan langkah yang paling bisa diterima oleh lawan bicara juga lawan pertemanan adalah kata 'maaf'. secara tidak langsung kalimat tersebut boleh di utarakan jika kita berada dalam posisi bersalah karena menganggap ungkapan dan kebenaran yang kita yakini menyinggung banyak orang.

Dengan kata maaf memberikan kesan kita dalam posisi rapuh dan tidak bisa berbuat apa-apa. seolah-olah kata maaf memberikan ruang bagi subjek untuk mengakui kata bersalah. kenapa orang selalu memposisikan dalam kerangkeng bersalah dan rafuh, biasanya ada harapan yang terlalu jauh untuk sebuah perubahan baik dalam tingkatan eksistensi atau membuat citra didepan meja kehakiman umat manusia.

Kalau boleh komentar, kata maaf, sebagai langkah pencitraan diri manusia yang membiarkan dirinya pada status moral budak, meminjam istilah nietzche filosof dari jerman. sepengetahuan ku tentang filosof satu ini, banyak kebudayaan dan pemahaman tentang jati diri manusia terkontaminasi pada sebuah desain dan kerangkeng kekuasaan dogamtisme. kata maaf bagian dari lebel kekuasaan kalimat yang memberikan jarak antara subjek dan objek. diri yang bersalah dan diri yang tidak bersalah.. kalimat maaf memberikan kesan perbedaan status manusia di hadapan kebenaran mutlak.

Kenapa pula manusia harus meminta maaf, saat melakukan segala tindakan yang dianggap diluar batas kenormalan agama misalnya, atau di luar batas kesusilaan dan sistem sosial. seperti hal nya digambarkan diatas, kata tersebut selalu memberikan jarak antara aku sang hamba dan tuhan sang kholik dalam tradisi agama. atau aku sebagai budak dan tuan sebagai pemilik. jika kemudian saya melihatnya sebagai media dan cara untuk memperbudak identitas diri manusia sendiri.

Selain itu dalam pengertian dogma agama, kata maaf memberikan pengertian perihal upaya pemurnian diri, untuk menemukan hakikat dirinya di depan sang maha kholik. ritualitas dan norma diajurkan agama bagian langkah upaya pemurnian diri dari hal-hal yang tidak wajar. begitu juga dengan kata maaf, karena sejumlah kalimat dan tasbih di kumandangkan boleh jadi kita akan menemukan perihal siapakah tentang diri kita semua..









































Rabu, 21 November 2007

Normal kah Kita Semua

Normalkah Kita?

"jika anda ingin menjadi budak kepercayaan maka yakinilah, namun jika anda ingin menjadi pengikut kebenaran maka carilah..."

Diceritakan di sebuah kota besar di jawa barat, tumbuh sebuah komonitas yang kebiasaan nya unik, mereka kerap kali membongkar sebuah tatanan dan kebiasaan rutin warganya, mempertanyakan dan menganggap tidak masuk akal menjadi jargon dan alasan untuk disebut ada dan bereksistensi. layaknya sebuah irama dalam lagu, bergaya dan berpostur di depan meja pendidikan dan lembaga kapitalis sering kita terima, tanpa berusaha mempertanyakan semua nya. kita seakan-akan telah digiring ke jurang kenistaan dan mengangguk tanpa tanda tanya.

akibatnya kita selalu mengira jika kelakuan yang dianggap tdak seperti biasanya banyak orang lakukan, di hakimi menjadi tidak normal. terkadang pula kita selalu berfikir terhadap orang berteduh di pnggir jalan tanpa celana dan pakaian, bagian dari kata tidak normal...lantas apa yang disebut normal menurut anda. normalkah orang jika mempunyai kebiasaan merokok di padang pasir tanpa ilalang dan di sebuah otobis yang berisikan penumpang padat. atau normalkah kita yang setiap hari meminta untuk diberi kemudahan saat menjalankan hidup nya. pertanyaan yang sama juga diajukan kepada seluruh kebiasaan yang kita sering lakukan. lantas batasan mana yang dianggap normal dan tidak normal...

jurus jitu membongkar nama dan makna normal memang kita harus lakukan sejak dini, pasalnya barang kali kita semua telah tertipu oleh sebuah kebiasaan dan tradisi berfikir dalam kerangkeng kenormalan. artinya seakan kita tak mau disebut "gila" karena kita semua berusaha untuk tidak dianggap normal. dalam sebuah sistem sosial, normal biasanya di sesuaikan dengan keputusan bersama seluruh warga bangsa ini. jika diketahui ada kesalahan saat menyimpulkan yang berbeda dari pengetahuan dan pengertian sebelumnya maka hal tersebut sering dianggap tidak normal. melirik pengertian lain, layaknya pengetahuan psikologis, ada aturan dan prilaku yang dianggap normal dari semua tingkatan usia. prilaku manusia dianggap tidak normal jika keluar dari sebuah kebiasaan nya.

Batasan dan sekat untuk menjalin pengertian tersebut, seolah-olah sebagai langkah untuk mempermudah pengertian dan menghakimi banyak orang jika seluruhnya di bawah kendali emosional.

untuk sementara bagi kami normal merupakan sebuah proyek kesadaran, yang tak pernah berhenti pada satu titik. layaknya kesadaran, kerap kali di artikan sebagai proses pemaknaan tanpa henti. pengertian tersebut di bangun berlandaskan pengertian aku saat bertemu dengan kau dan kami. manusia normal yang begitu mengerti tentang siapa dirinya dan mengapa dirinya. karena kita semua selalu siap memposisikan juga memberi arti dihadapan misalnya kapitalsme, absurditas atau nihilisme nya.

secara emosional manusia normal suka yang tidak berharap saat menjalani hidup di sini dan sekarang. atau orang normal yang tida malu mengatakan tidak pada dunia meski harus berada di ujung tebing dan dihantui kematian.




feri wahyudin

anak bangsa

Selasa, 20 November 2007

Sisi Lain Dalam karya Sastra

Sisi Lain Dalam karya Sastra


Sisi lain matamu turut berbinar semerbak wangi tubuhnya di antarkan sejuknya aroma binar birahi mu. Sejak ku bertemu dan berkata-kata dengan kaidah kemanusiaan ingin ku katakan apa yang tersembunyi di balik aroma manis tubuh dan katamu. Ingin ku bawa jasad, birahimu ke alam yang tak pernah kau temukan sebelumnya. Di alam itu, aku kerak kali berkata apa yang tak pernah orang lain lakukan, ada nada asing kudengar,ada kata baru yang ku dengar, ada manis manjamu di bilangan samudra kata nya. Namun aku hanya bisa bertasbih atas nama tuhan ku, ku katakan padanya bahwa nasib memang bisa berubah, tapi kemudian irama nya tak seiya sekata dalam diri yang masih bertebaran dan ritme hidup kini dan sekarang.


Ingin ku muntahkan nada sambung, lembut, bijak. Namun penghuni alam itu tak rela jika kemudian aku harus bertelungkup di alas kaki sang penguasa. Aku tahu betul, dikemudian hari irama nasib ini akan kembali berubah saat sejumlah tanda dan kata merangkai. Dalam tradisi penulisan novel, pada masa kini sosok pengarang kembali di pertanyakan, sebuah kata, kalimat di pertanyakan bersama dengan sosok sang pengarang. Dalam kata dan karya ada jarak yang mempertipis irama penafsiran. Sosok tokoh dalam cerita novel, menjadi tak mempunyai arti tetap ketika pengarang tidak terlibat aktif didalamnya, tidak heran kemydian banyak karya sastra bagian dri cara untuk menggambarkan sisi perjalanan sosok tokoh.


Kini tradisi budaya pascakolonial, sebuah gerakan peradaban tengah berusaha menggugat calon tokoh dalam sebuah novel, pasalnya karena kerap kali ada kecenderungan mengartikan sesuai dengan sekehendak nya.


Menurut sebagian kritis sastra dalam beberapa tulisan menoreh sebuah artikulasi tokoh dan peran bisa diupayakan sebagai langkah dalam mendapatkan penghargaan nobel dari sang pengarang atau penulis. Dalam tradisi pascakolonial ini saya melihatnya langkah ambiguitas dan tak mempunyai arti penting dari sebuah karya nyata perjalanan sang pengarang, disaat beberapa pemikir barat mengistilahkannya dengan sang pengarang telah mati, tidak hanya tuhan dan manusia yang telah mati, kini sang pengarang dalam tulisan itu juga telah dirudung masalah. Jika memang kondisinya demikian, apa yang kemudian diharapkan kini dari kita bersama… apa yang diungkapkan plato saat dirinya menggagas naskah besarnya…..


Dalam puisi dan sajak saeni seperti dilansir Goenawan Muhammad, Saeni baginya tak seperti sastrawan lainnya. Karya terbesar yang dituliskannya, Saeni memakai kalimat dalam bingkai ide baku, dengan dukungan kehidupan nyata. Sebagian sastrawan mengkategorikannya dengan sastra realis, Jika dibandingkan dan dirata-ratakan dengan sastrawan lainnya, mereka biasanya membuat sebuah karya sastra dengan berpedoman sama-sama dari hidup disini dan sekarang, kemudian proses persentuhan ditarik ke alam ide. Tidak bagi Saeni, dirinya bisa melahirkan ide dan gagasan sastra mutlak, yang tentu bisa merubah hidup sang pembaca. Bagi Saeni sang pembaca tidak pada posisi pasif dan menerima, kemudian di suguhkan sejumlah pertanyaan. Tetapi membaca karya Saeni, kalimat sastranya seolah akan memberikan solusi jelas bagi sang pembaca, saat mereka bersentuhan dengan karya saeni. Disini menurut Goenawan, karya saeni di kategorikan pada basis filosof Plato.

Membaca karya saeni, kita bersentuhan dengan cara terselubung dalam jelajah sajak-sajak dan puisi-puisi saeni. Seolah-olah telah terbaca cara solutif dalam memecahkan hidup saat manusia tertimpa dan menerima, dengan segudang ide yang tertera dalam karyanya itu, sang pembaca tidak dibuat bingung. Lagi sastrawan besar seperti saeni begitu menghargai kepada sang pembaca, proses dialog dikedepankan dalam upaya menyelesaikan hidup nya bersama tetangga dan juga teman pembaca. Karena kita juga menganggap, apa artinya jika kemudian teks sastra setiap dibaca justru memunculkan segudang masalah dan bukan membuat solusi, kondisi tersebut menjadi sebuah karya sastra misalnya, dianggap tak bernilai gagasan dan ide cemerlang. Sang penulis boleh jadi hanya mengumbar ide dan budaya yang mereka pahami sendiri dengan kepentingan dalam proses perubahan sang pembaca. Pasalnya dalam sejarah dunia global menjadi subjek otonom dan mampu memaknai dirinya sendiri memang agak sulit dan rumit. Dalam artian dalam dunia pascakolonial mencari efistimologi mandiri agaknya sulit, menjadi diri nya sendiri lepas dari jajahan tak semudah apa yang kau bayangkan. Saeni rupanya berusaha sekuat tenaga membongkar kerangkeng tersebut, lebih jauh dari itu semua kita memerlukan teori ala bhabha misalnya sebagai alternatif upaya dalam proses pembongkaran hubungan antara teks dan bahasa. Kaitannya dengan hubungan teks dan realitas yang membebaskan, bagaimana membebaskan teks dari kekangan, aku yang berbahasa. Kita berusaha menelanjangi dengan bantuan dengan teori bhabha sebagai upaya membongkar itu semua.


Teori liminalitas bhabha bermaksud menelanjangi pertentangan yang keliru antara teaori dengan praktek, khususnya dalam dunia pascacolonial. Dengan dekontruksi ia ingin menggagas kembali oposisi biner yang sudah terlalu disederhanakan sebagai penjajah dan terjajah. Dengan oposisi biner ia ingin menghidupkan kembali ruang kosong antara teori dan praktek. Hubungan keduanya kerapkali menjadi ajang pertarungan politik, seluruh berita digiring kepada kepentingan satu kelompok dan organisasi tertentu. Berita bisa dianggap tidak hanya sekedar hubungan dan menggambarkan realitas dan berusaha menggambarkannya, menurut bhabha tidak sesederhana dalam proses menceritakan dan penggambara, seperti halnya saat bercerita tragedi pembunuhan misalnya. Saat upaya itu berlangsung ada ruang ketiga, diantara cerita realitas atau praktek, apa ruang itu semua, tidak lain adalah teks. Hubungan si aku dengan teks sama dekatnya antara aku dengan bahasa, jadi ruang ketiga itu adalah teks dan bahasa. Inilah ruang yang bisa menggambarkan sebuah kebenaran kenyataan.


Apa keuntungan itu semua bagi kita yang setiap hari bergelut dalam dunia teks pemberitaan, tidak lain adalah sebuah interpretasi dari realitas dan praktek. Dalam media pemberitaan selalu dibangun pada dua tahapan, yakni sosok reforter sebagai subjek dan realitas berita sebagai objek. Jika disanding dalam dunia global dan kaitannya dengan teori diatas, maka Sosok reforter akan berhadapan pada persoalan terjajah dan penjajah dari kepentingan teks berita, mungkinkah kita berada pada posisi menggambarkan dan bercerita perihal kebenaran isi berita, tentu harus ada penelitian khusus, mengenai itu semua.


Yang saya pahami dari teori liminalitas bhabha terkait mengupas hubungan antara si pencerita dengan teks atau bisa disebut berita dan realita, adalah upaya bhabha dalam membangun identitas baru dari krisis epistimologi, istilah kerennya. Boleh jadi bagaimana teks berita tidak dibangun berlandaskan bangunan subjek dan objek tetapi ada keterlibatan aktif antara kepentingan keduanya, tentu juga berlandaskan dasar bahasa yang sama.


Konkritnya mungkin gembaran diatas bisa di beri contoh dengan tangga, hubungan tangga bawah dengan tangga atas akan mengantarkan seseorang kepada ruang ketiga, istilah bhabha. Dalam kasus hubungan teks dan realitas ini, teks dan realitas tidak dapat diartikan sebagai pertentangan antara bawah dan atas atau hitam dan putih yang membuat satu menang dan kedua kalah. Tetapi antara berita dan realitas, menjadi ajang interaksi simbolik yang akan menghantarkan kepada ruang ketiga atau ruang ambang. Lantas menurut bhabha apa fungsi ruang ketiga dari sebuah pemberitaan tidak lain adalah teks. Teks barang kali dapat dihadirkan menjadi sebuah novel, film dan berita, yang didalamnya aneka pemaknaan tetap dilakukan. Disini boleh jadi dapat membedakan antara menulis sesuatu dengan mencatat sesuatu, sebab menulis juga memberikan makna didalamnya. Jadi menulis berita juga memberikan makna didalamnya yang tentu itu semua sebagai upaya dalam menemukan sebuah kebenaran dan keadilan dari hubungan antara reforter dengan realitas.


Ini adalah bagian dari upaya kita untuk membongkar kebiasaan buruk kita, yang selalu menyalahkan setiap apa yang dilihat dan dirasakan. Ini adalah upaya kita agar tidak terkecoh dari kebiasaan rutin yang melelahkan, adalah bentuk untuk memperjelas bagaimana seharusnya kita membangun identitas dari sebuah rutinitas sehari-hari. Tetapi kawan sebuah upaya tidak harus dibarengi dengan penyesalan, boleh jadi akan bermanfaat di kemudian hari.


Manusia, teks dan bahasa

Meminjam istilah seno gumilar ajidarma, dalam salah satu tulisan dimedia jawa barat pekan lalu, seno melihat ada keterkaitan yang erat antara aku dan bahasa. Bahasa sebagai medium mengumbar diri dan ide, telah menjadi media alternatif dalam menyampaikan sesuatu dan pesan, karena dengan itu semua dirinya bisa disebut sebagai subjek kreatif, istilah filsafat eksistensi menjadi bagian dari eksistensi nyata. Dalam artian begitu eratnya hubungan keduanya, sehingga bahasa mendapatkan porsi yang khusus dalam sejarah filsafat. Oleh sebab itu, menurutku bahasa yang dipakai sehari-hari oleh kita bersama tentu mempunyai logika dan budaya nya sendiri, tidak percaya kita buktikan.., saat manusia hidup dalam sistem sosial, di sisi manusia di bangun pada dua aspek kejiwaan. Dua aspek kejiwaan tersebut yakni Super ego dan ego, aspek kejiwaan tersebut berusaha menjembatani saat di rudung ketidakseimbangan realitas. Maka budaya disebut juga bagian dari hasil solusi bersentuhannya kedua aspek tersebut. Contoh yang paling populer di kalangan budayawan yakni disisi lain manusia di tuntut untuk berbuat baik, saat bersamaan juga manusia ada keinginan dalam mengingkari kabaikan dirinya.


Bagaimana tidak kawan, kalimat bawah misalnya dalam bahasa indonesia mempunyai makna berbeda yang dipakai dalam bahasa sunda, sama hal nya dengan arti bawah dalam bahasa inggris. Hal serupa juga dengan contoh bahasa populer lainnya. Tidak hanya sampai disitu, kebiasaan berfikir dengan memakai logika bahasa sehari-hari begitu berfengaruh saat berusaha menggambarkan kenyataan dan realitas yang lebih besar, misalnya dunia dan alam diri.


Disini saeni memposisikan sang pembaca tidak dalam keadaan pasif, diam sebagai orang yang menerima, tetapi malah sebaliknya. Sang pembaca teks diajak untuk berdialog untuk mencari solusi terakhir sebagai alternatif dalam memecahkan masalah, boleh jadi dirinya berfikir teks mengandung segudang budaya yang melarbelakangi yang akan mempengaruhi ide di balik sebuah karya sastra.






Selayang Tentang Dekontruksi

Selayang Tentang Dekontruksi


Menulis lah dengan darah,

karena darah adalah semangat…


Sudah lama kau tidak lagi bercerita dalam surat, biasanya setiap pagi kau simpan di depan kamar pribadiku, sudah hampir dua bulan lebih aku tak juga melihat kebiasaanmu mengumbar pikiran karya terbesar anak bangsa ini. Kini kau sudah mulai melupakan nya, mainan barumu dalam bercerita tentu di kagumi banyak orang. Tetangga kamar kost mu, kerap kali suka nyuri-nyuri ide saat dirudung segudang masalah. Malam ini aku tak menemukan gairah energi dalam bathin dan jasadmu, agaknya kau lelah dalam kegiatan rutin yang membosankan. Bunyi musik terdengar hampa tanpa nada, suara itu tak mengeluarkan konsonan, seluruh nya diam dan tak begitu mengumbar perihal nasib di bilangan jalan sukaluyu kota bandung.


Seperti pepatah kata di atas, semangat menulis harus di bina setiap kali kau melangkah ke mana saja jarum jam mengajarkannya. Darah bagian langkah saat kita mengejar mimpi dalam hidup mu, karena darah tidak hanya sebagai saksi tetapi juga telah menjadi sisi lain saat kau mengumbar segudang mimpi. Menulis dengan darah bagian dari upaya menusia untuk bisa di upayakan, meski kita harus mengeluarkan segala bentuk penyesalan, namun itu semua adalah nasib. Darah dan menulis adalah nasib hidup mu, begitu juga mengumbar gagasan nya.


Kita sering di hantui rasa ketidak puasan terhadap masa dan waktu, perihal waktu sering membayangi nasib penuh dengan darah perjuangan. Darah mengalir menjadi saksi bisu dalam perjalanan mengumbar tentang apa saja, ya perihal apa saja… aku sering membayangkan ada perubahan nyata yakni perubahan esensial dalam hidupmu. Dekontruksi bagian dari langkah untuk menggapai perubahan nasib dari sebelumnya, bagaimana caranya itu semua bisa terjadi, kebiasaan usang yang kau pertahankan harus rela dibuang ke bak tong sampah. Dekontruksi juga akan melahirkan eksistensi diri yang berbeda dari sebelumnya. Namun sejumlah kendala selalu menghantui dalam upaya tersebut diatas. Apa yang diajarkan dalam sejarah dekontruksi, memang tak semudah dan begitu saja terjadi seketika, ada keinginan kuat dalam diri untuk menancapkan artikulasi kemapanan dalam hidup mu, tapi ingat tidak begitu saja.


Secara sederhana Dekontruksi berarti berbeda dari kebiasaan sebelumnya, kebenaran dipahami tidak pada wilayah mutlah dan tak bisa di rubah, karena kebenaran merupakan sejarah hidup manusia saat berada dalam kebuyaan nya, dalam ajaran islam diajarkan bagaimana proses diri untuk lebih baik dari hari sebelumnya, di artikan dengan kebiasaan melakukan upaya introfeksi dan perenungan. Menimbang dengan dekontruksi membuat kebenaran ladang interpretasi manusia nya sendiri, jargon hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya meyakinkan bahwa peran dan artikulasi waktu disesuaiakan dengan kepentingan pada kebutuhan massa. Menulis juga menjadi anak waktu menuju massa perubahan dalam meningkatkan eksistensi dirinya sendiri. Karena dengan membaca hal yang tak mungkin terjadi dapat ditata sesuai keperluan dalam hidupnya sendiri. Akhirnya dialogis antara keduanya harus dijadikan paradigma baru dalam berupaya menggapai dekontruksi diri. Karena dengan inilah mungkin segal mimpi dalam hidupmu dapat mudah di gapai.


Sepengetahuan ku tentang dekontruksi ala heidegger sebagai langkah baru saat dirinya di kungkung dengan paradigma gereja, yang membuat masyarakat umum atau warga barat terkungkung dan asik dengan sebuah kebenaran tanpa mempertanyakan terlebih dahulu. Sehingga yang terjadi saat itu adalah proses rasionalitas manusia sebagai kekuatan masyarakat barat telah hilang diterjang dogma. Dekontruksi menggapai datang sebagai upaya melakukan perubahan mendasar dalam budaya dan eksistensi dirinya. Bagaimana jika kemudian kerangka heidegger itu menata kembali cita-cita untuk membingkai kembali ekesistensi yang kini mulai redup kembali.. jika kemudia ini di jawab dengan sejumlah ide dasr dalam perubahan itu banyak kata dan kalimat yang harus ku muntahkan. Tulisan ini akan berisikan sebuah angan-angan tanpa nyata, karena keinginan dan cita bagai kabut yang hampa dan tanpa nyata. Lagi-lagi heideger dalam dekontruksinya mewanti-wanti perihal sebuah kebiasaan yang harus mulai ditinggalkan meski dianggapnya terlalu berat. Kebiasaan telah menjalin kerja sama untuk di bina serta ditata di tembok rak bangku kamarmu, karena kebiaaan selalu melahirkan daya dan kemampuan yang selalu melahirkan kebahagiaan. Kenapa banyak orang berat untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, karena mereka muak dengan hal baru yang memusingkan itu, padahal setiap wilayah asing perlu ditelusuri didalami kemudian di legendakan dalam hidupmu.


Mengapakan banyak orang tidak ingin meninggalkan sebuah kebenaran mitos jaman purba dulu, karena barangkali mitos telah melahirkan sebuah kebenaran yang membuat orang setidak-tidaknya bahagia dibuatnya. Mereka tidak ingin berkembang ke wilayah yang asing, karena setiap tata ruang baru pasti memerlukan sebuah energi yang beda dari sebelumnya. Perlu kerja keras di buatnya, ya minimal tidak bisa tersenyum saat warga kebanyakan berbunga-bunga. Apa selanjutnya pesan heidegger tentang dekontruksi, langkah awal nya adalah katakan tidak kepada kebiasaan mu saat ini. Katakan tidak pada cara berfikir saat ini, katakan tidak pada catatan hidup mu saat ini. Jika kau bisa melakukan itu semua, maka kau mulai memasuki babak baru tentang perjalanan hidup mu…jika kau komitmen pesan yang ditaburkan bapak rasionalitas ini, kau akan bertemu apa yang kau cari saat ini. Ingat bagaimana kemudian filosof nietzhe harus menanggung derita panjang saat dirinya mentidakkan terhadap hidup, bagaimana dirinya harus di usir oleh sejumlah masyarakat saat dogma lama menghakimi dirinya, bagaimana kemudian dirinya harus bertatapan dengan kawasan baru yang perlu penataan baru kembali. Tetapi kemudian kawan ide dan irama diri nietchze di acungi jempol banyak kalangan.


Kita memerlukan itu semua, kita penting untu belajar banya terhadap ide heidegger dan nietczhe meski tidak semuanya, langkah yang diperlukan saat ini kemungkinan besar upaya reontruksi besar-besaran tentang jadwal jam istirahat. Cukuplah kirnya saat ini untuk bangun malam untuk melakukan langkah strategis menata kembali harapan dalam bathinmu, baca kembali buku-bukumu yang kau belum sempat dimengerti. Ungakpakn lah apa katanya tentang hidup ini, mustahil usaha itu semua tak mendapatkan harga mati dalam meraih harapanmu ke depan. Kamar kecil di sukaluyu kini menjadi saksi bisu saat upaya dan jerih payahmu terus di perjuangkan demi kepusaan dan menata hal kemungkinan masa depan. Ada banyak cara jika kau ingin, seperti kegiatanmu saat ini menjdi reforter, selalu berharap banyak terhadap orang lain. Karena orang lain adalah aset untuk dirinya, dan jangan sekali-kali orang lain itu disebut neraka. Belajar dari mereka semua.. karena kita tak ada yang dapat dipertruhkan hanya kekuatanku untuk menulis kembali sejarah diri dan bangsa ini. Menulis bagi kam adalah tanggung jawabku terhadap diri dan bangsa ini. Ingin ku tebarkan seluruh ide dan kosnseptual agar mereka tahu bahw hakikat hidup bukan saja kemunapikan dan megejar mteri sesaat, namun ada upaya dan langkah dalam hal didalamnya.


Kata nietczhe menulislah dengan darah….dan disitulah kau akan temukan bahwa darah adalah semangat………,


Pertemanan segitiga para filosof asal jerman, memberiakn pelajaran berarti perihal hak kemanusiaan bagaimana kemudian dikatakan nietchz orang yang menggagas manusia super, terjerenbab kepada keheningan dan kesunyian sendiri. Diam di kamar sederhana di kawasan salah satu kampung di negrinya para naji atau jerman, suasana keheningan, sendirian tersebut menjadi suasana kebiasaan kebiasaan sehari-hari. Ingin seperti kebanyakan banyak orang, berharap mencintai wanita idamannya dikatakan bagi dirinya sendiri dan tidak bagi orang lain. Akan kan percintaan segita yang dilakukan oleh nietczzhe sebagai sebuah pelarian saat harapan untuk dicintai wanita idamannya tidak kesampaian…boleh jadi begitu, karena percitaan segitiga dengan perempuan muda asal jerman ini, banyak hal yang dikatakannya.


Tetapi kemudian hal yang didapat dari perjalanan dirinya adalah keheningan melahirkan karya terbaik dan handal, ada kata dan kalimat yang tak biasanya d keluarkan. Keheningan bagi dirinya tak seharusnya untuk disesali, tetap kemudian di amini sambil membuat karya terbaik dalam hidup, apa yang dikatakan nya saat itu amini itu semua, telusuri jejak keheningan, saat kau berada didalamnya kau akan menemukan hakikat kebenaran dan kemungkinan kau bertemu dengan tuhan. Bagaimana nietczhe mencintai wnita idamannya itu,…, melalui gagasan manusia super wanita bagi dirinya sebagai ladang yang membuat utuh perihal jati diri sebagai manusia power.


Dalam perjalanan menata gagasan filosof nya itu sang legendaris filsafat radikal harus berhadapan dengan beberapa penyakit ganas, diketahui semakin hari penyakit yang dideritanya itu semakin mengancam nyawanya. Berawal dari jatuh yang membikin nietczhe tak bisa lagi berfikir dan menulis tentang masa lampau dan masa yang akan datang, yang kemudian nietczhe harus berada kembali di pelukan ibunya yang sudah tua. Tak lama kemudian ibunya harus menghadap ke dunia lain, adiknya yang paling kecil itu lah yang bisa menyelamatkan karya terbesar kakak nya dan berusaha membangkitkan kembali dengan dokumenter serta memplubikasikan karya terbaik nietchzhe, dengan dibantu sang penelti sparto zarathustra, dan jadilah sekarang, sebuah gerakan filsafat baru mengungbar dan mengobrak ngabrik tatanan filsafat modern berbasis empirisme. Dan jadilah kita sang jarathustra dari sukaluyu.


Begitupun dengan kita kawan…, ah dalam urusan mencintai seorang wanita kelas menengah tak juga didapat. Belajar dari arti sebuah mimpi ala umar kayam, perbedaan kelas dan kebiasaan dalam sebuah rutinas kerap kali menimbulkan kebiasaan yang tidak seperti biasanya. Ploretar berarti juga sepi, hening, dan katanya usaha tanpa lelah dan panjang bagian dari upaya untuk diakui. Diceritakan bagaimana seorang pemuda dengan sekuat tenaga bekerja banting tulang di kota besar hanya untuk menentukan nasib diri untuk menjadi priyayi. Bagi kayam perbedaan kelas dan keturunan menjadi penomena dan pemandangan dalam perjalan penokohan dalam novelnya, gagasan identifikasi kelas kerap kali membayangi isi, bagaimana kemudian perbedaan kelas membuat kata tak sepadan dalam menyimpulkan inti masala dalam hidup. Suasana aroma novel kayam seolah terjelma dalam perjalanan tokoh saya saat mengumbar nasib untuk mencintai seorang wanita kelas menengah, tak sepadan, kata sepi, gelap dan tidak pernah menjawab bagian dari suasana, begitu terlhat jelas saat irama itu menuai kebencian. Apa yang dikata, apa boleh buat, seluruh kemampuan itu tak membuat dia jera dan tunduk di hadapanku. Padahal saat itu pun, segala kemampuan dan keseriusan untuk membina lebih dari ala kadarnya telah ku muntahkan, nasib sial diterima tak ada kata dan kalimat yang keluar dari mulutnya perihal kebenaran. Malam itu membabi buta, membumihanguskan tatanan hidup, malah kebiasaan juga luluh berantakan di hantam badai kenistaan. Jadilah malam itu malam kelabu buat dirinya. Beberapa kali perkenalan dengan wnita idaman. Tak ada kalimat yang bisa membuat dirinya gembira. Barang kali kau juga pernah merasakan hal sama perihal malam kelabu, meski saya juga tahu kadar gelapnya memang agak berbeda diantara kita. Tapi ini adalah pelajaran berharga bagi diri, bangkit dari keterpurukan upaya untuk mentasbihkan kembali perihal eksistensi diri disebut manusia utuh. Kita telah diajari banyak gagasan tentang nya, saat ini aku hanya ingin mengatakan kembali perihal perkenalan kita, aku hanya ingin berkata apa adanya nuansa keharmonisan bisa ditata sedemikan rupa manakala kita bertasbih demi diri untuk berkat apa katanya. Aku hanya ingin kita melakukan hal yang serupa dalam meraih apa yang diinginkan, tapi jika kemudian kau juga tak ingin kita berada di dalam satu rumpun tak apalah, nasib sial biasa kami temukan di padang pasir tandus. Kali ini kami hanya punya kendali seperti biasanya, nyonya kau memang agak berbeda dari umumnya wanta yang kukenali, keunikanmu kini tak mempunyai narti pentng dalam hidup ku, dan kali ini aku kemungkinan terpaksa untuk mennggalkanmu, karena aku juga tak harus begini adanya, mudah-mudahan kau selamat di hari kemudian. Dan selamat jalan kawan, lain kali kta bertemu di suasana lain, akan ku doa akan kau akan kembali menemukan kebahagian dan bergembira. Terima kasih.