Rabu, 21 November 2007

Normal kah Kita Semua

Normalkah Kita?

"jika anda ingin menjadi budak kepercayaan maka yakinilah, namun jika anda ingin menjadi pengikut kebenaran maka carilah..."

Diceritakan di sebuah kota besar di jawa barat, tumbuh sebuah komonitas yang kebiasaan nya unik, mereka kerap kali membongkar sebuah tatanan dan kebiasaan rutin warganya, mempertanyakan dan menganggap tidak masuk akal menjadi jargon dan alasan untuk disebut ada dan bereksistensi. layaknya sebuah irama dalam lagu, bergaya dan berpostur di depan meja pendidikan dan lembaga kapitalis sering kita terima, tanpa berusaha mempertanyakan semua nya. kita seakan-akan telah digiring ke jurang kenistaan dan mengangguk tanpa tanda tanya.

akibatnya kita selalu mengira jika kelakuan yang dianggap tdak seperti biasanya banyak orang lakukan, di hakimi menjadi tidak normal. terkadang pula kita selalu berfikir terhadap orang berteduh di pnggir jalan tanpa celana dan pakaian, bagian dari kata tidak normal...lantas apa yang disebut normal menurut anda. normalkah orang jika mempunyai kebiasaan merokok di padang pasir tanpa ilalang dan di sebuah otobis yang berisikan penumpang padat. atau normalkah kita yang setiap hari meminta untuk diberi kemudahan saat menjalankan hidup nya. pertanyaan yang sama juga diajukan kepada seluruh kebiasaan yang kita sering lakukan. lantas batasan mana yang dianggap normal dan tidak normal...

jurus jitu membongkar nama dan makna normal memang kita harus lakukan sejak dini, pasalnya barang kali kita semua telah tertipu oleh sebuah kebiasaan dan tradisi berfikir dalam kerangkeng kenormalan. artinya seakan kita tak mau disebut "gila" karena kita semua berusaha untuk tidak dianggap normal. dalam sebuah sistem sosial, normal biasanya di sesuaikan dengan keputusan bersama seluruh warga bangsa ini. jika diketahui ada kesalahan saat menyimpulkan yang berbeda dari pengetahuan dan pengertian sebelumnya maka hal tersebut sering dianggap tidak normal. melirik pengertian lain, layaknya pengetahuan psikologis, ada aturan dan prilaku yang dianggap normal dari semua tingkatan usia. prilaku manusia dianggap tidak normal jika keluar dari sebuah kebiasaan nya.

Batasan dan sekat untuk menjalin pengertian tersebut, seolah-olah sebagai langkah untuk mempermudah pengertian dan menghakimi banyak orang jika seluruhnya di bawah kendali emosional.

untuk sementara bagi kami normal merupakan sebuah proyek kesadaran, yang tak pernah berhenti pada satu titik. layaknya kesadaran, kerap kali di artikan sebagai proses pemaknaan tanpa henti. pengertian tersebut di bangun berlandaskan pengertian aku saat bertemu dengan kau dan kami. manusia normal yang begitu mengerti tentang siapa dirinya dan mengapa dirinya. karena kita semua selalu siap memposisikan juga memberi arti dihadapan misalnya kapitalsme, absurditas atau nihilisme nya.

secara emosional manusia normal suka yang tidak berharap saat menjalani hidup di sini dan sekarang. atau orang normal yang tida malu mengatakan tidak pada dunia meski harus berada di ujung tebing dan dihantui kematian.




feri wahyudin

anak bangsa