Rabu, 19 November 2008

Menjadi Tidak “Indonesia”

Menjadi Tidak “Indonesia”

Menelusuri kondisi nyata social Indonesia akhir-akhir ini, telah memberikan gambaran kondisi memprihatinkan. menjajaki alam sosial bangsa ku melalui alat penglihatan teori post colonial misalnya, nampak semakin jelas keprihatinan warga tidak pada sebatas tidak mengerti akan bangsa nya, tapi lebih parah mereka menggugat dan sekaligus mencabik-cabik atas nama indonesia. segenap warga bangsa ini mulai dari bagian sabang sampai meroke, berusaha keluar atas nama bangsa nya. kenapa ini terjadi? kenapa mereka tidak ingin menjadi indonesia?

Lihat lah misalnya 2 tahun sebelumnya, indonesia telah di uji atas konplik etnik, konplik kelompok, bahkan ingin merdeka dan keluar dari bangsa bernama "indonesia". papua menuntut, aceh meminta dan sebagian besat kota dan kabupaten menuntuk hak dan keadilan. sejarah dan cita-cita pendirian bangsa bernama "indonesia" telah rapuh sekaligus keluar dari lagu bangsaku negeri ku, yang setiap tahun di nyanyikan bersama para praktisi politik dan pemuda.

kami telah menulis di alamat blog yang sama, terkait problem konplik sosial. intinya memang peta sosial bangsa ku juga warga nya tengah di hantui masalah besar, warga bangsa ini tengah di hantui dendam kusumat. "dendam" kini tengah membesar dan menghantui yang setiap detik diprediksi menjadi kekuatan dahsyat dan meluluh lantahkan
sistem sosial yang ada.

kenapa dendam menjadi terbiasa di seluruh masyarakat ini, alasan lain diantaranya adalah Keberpihakan para penguasa elit politik dan penguasa modal.

“Dendam”

ya kata ini semacam gejala dari dalam, dendam memang tidak baik keberlangsungan sosial. dendam kerap kali muncul saat segenap warga , tidak pernah merasakan tindakan keadilan hakiki, pemberontakan untuk melawan ketidakadilan tersebut membuat amukan badai lalina dari segenap kemarahan. Lihat saja misalnya papua nugini kota sebelah timur Indonesia berusaha untuk memerdekakan kota nya sendiri dan berusaha keluar dari jajahan bernama “Indonesia”.

Sifat dan prilaku agresif yang diperorntonkan sebagian kelompok warga negeri ini Nampak sebagai kekecewaan mereka saat menyikapi rasa ketidakadilan yang didapat. “dendam” meminta hak persamaan bagian kue dari sang majikan, jika tidak ada keadilan dalam pola pembagian hasil dari seluruh pekerja maka yang terjadi adalah rasa iri hati atau dendam. Dalam kondisi tersebut, bias dimaklumi kalau kemudian rasa dendam akan masuk akal.

Dendam pula lahir dari sebuah kerja keras, yang berharap akan mendapatkan penghasilan sama. Missal kan saja negeri Indonesia layaknya sebuah perahu yang berisi muatan penuh dengan tujuan sama. seluruh aktifitas penumpang mendapatkan jatah dan pekerjaan sama, saat mereka akan mendapatkan jatah hasil kerjaan, seluruh penumpang harus rela ngantri. Mereka ngantri lama karena ada harapan akan mendapatkan sesuatu yang di impikan.

Jika kemudian kondisi di lapangan tidak pada kenyataan nya, akan masuk akal kemudian sebagian para penumpang yang sudah rela bekerja keras dan ngantri kecewa dan dendam.

iri hati

Selain itu semua, boleh jadi kita sedang ada masalah dengan diri kita sendiri, tidak lain adalah “iri hari”, seperti dilansir di beberapa rujukan pengetahuan orang iri hati itu selalu melihat dirinya tidak beruntung jika dibandingkan dengan orang lain. Jika upaya membandingkan dengan orang lain, lalu kemudian memunculkan kebiasaan tidak puas dan berkeinginan untuk mendapatkan hal yang sama, baik dalam perlakuan atau mendapatkan jatah.

Bayangkan orang iri hati selalu menyembunyikan agresi dan berusaha untuk tidak ketahuan, bahkan iri hati bias disebut anti social, karena saat melihat orang lain dalam pola perbandingan penderitaan atau gagal, senang. Iri hati selalu melihat orang dari hasil yang didapat, tanpa melihat proses keberhasilan yang memakan waktu lama. Mereka kerap kali menjelekan orang lain dan meminta dukungan terhadap kesimpulan nya.

Yang pasti iri hati kini telah menjadi anti social, karena selain melihat orang lain menjadi saingan juga telah menjadi luka lama masyarakat bangsa ini. Kita semua sepakat kalau kemudian iri hati memang jelek, tetapi ada makna kalimat ini bias masuk akal? Tetpai kemudian kenapa masyarakat terjangkit perasaan iri hati? Tentu perlu jawaban tidak singkat….

Problem kejiawaan “iri hati” dikhawatirkan menjadi kekuatan besar telah meluluhlantakan system social untuk masyarakat negeri, awalnya memang semua menerima perlakuan kerja kera. Dalam bahasa sindhunata, iri hati muncul saat harapan untuk mendapatkan perlakuan layak tidak didapat. Sindhunata mencotohkan nya dengan atrian kendaraan saat terjadi kemacetan.

Tetapi senasib dan sepenanggungan masyarakat berubah agresi, karena mereka tak juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan kerja keras. Mereka melihat orang lain mendapatkan hak layak dan berhasil, akibat kedekatan nya dengan penguasa tidak melalui kerja keras. Semestinya proses kerja keras dalam membangun bangsa ini, hasil nya disama ratakan dengan ratusan ribu warga lain nya. tidak yang kaya makin kaya sementara yang kondisi miskin tidak ada harapan untuk melakukan perubahan.

Bagi orang iri hati, hidup tidak dilakukan dengan kerja keras tapi di tentukan dengan nasib, loginya memang menarik, jika kerja keras dalam hidup harus berakhir dengan nasib baik maka tidak akan kemana.

Sial nya kini warga bangsa ini, selain berada dalam luka lama yakni iri hati juga telah hidup tidak memakal akal tetapi nasib. Kenapa kemudian hal itu terjadi akibat dari mendapatkan rasa keadilan yang didapat.
Diam-diam iri hati telah menyelinap ke dalam ruang bathin orang miskin semakin hari iri hati telah memasyarakat, meski mereka menerima dengan apa adanya, boleh jadi iri hati bagi warga bangsa Indonesia bias dianggap masuk akal. Karena tak ada harapan sedikitpun bagi warga miskin akan terjadi perubahan.

Tidak Menjadi “Indonesia”

Bahkan mereka berada dalam keadilan semu, tentu menciptakan keadialn tentu menjadi pekerjaan berat dari pemerintah setempat. Kalau tidak dilakukan tidak menutup kemungkinan terjadi ancaman retakan social. Pemerintah sby rupanya belum bias mentuntaskan masalah tersebut. Maka bagi sebagian budayawan kegagalan pemerintahan sby dalam pola meminimalisir tingkat kemiskinan tentu dengan keadilan yang hakiki dan tanpa membagibagikan keadilan semu.

Feri Wahyudin


november 2008

Selasa, 11 November 2008

Identitas Post Kolonial Di Indonesia.

Identitas Post Kolonial Di Indonesia.

Merunut kata post berarti setelah, suatu masa atau zaman yang telah berlalu. Kata tersebut sering kali dipakai kata penyambung dari kata yang akan diterangkan. Baik sebuah realitas atau sebuah ideology. Dalam kasus yang satu uni kata yang akan diterangkan nya yakni sebuah jargon ideology kenistaan atau penindasan yaitu colonial.

Keberadaan post colonial di Indonesia kini masih amat terasa, post colonial yang berarti generasi sesudah, tampil dengan wajah baru. Sosok nya kini masuk ke ruang tanpa batas. Dia bangkit dalam bingkai kehangatan simbolisme krisis manusia. Kelompok social dan generasi minoritas sebagai ladang dan ruang sasaran nya.

Tanpa disadari kesadaran kelompok minoritas menjadi terbatasi ruang dan gerak, di curigai dan di singkirkan. Di jarah hak-hak kemanusian dan kebebasan. Kenyataan ini bias terlihat dalam kelompok minoritas Tiongkhoa, kelompok social miskin, petani dan buruh.

Dalam kerangkeng ini, kolonial tampil dalam wajah baru, penjajahan pola baru tersebut, tidak menggunakan senjata bersama amunisi nya, sebagai alat untuk menekan kelompok minoritas. Tetapi memanfaatkan kekuatan politik dan ideom pergerakan yang berlaku pada saat itu.

Kenyataan nya, kita ambil contoh apa yang kita saksikan insiden mei 1998 di Jakarta dan Jogjakarta atau sebagian kota besar di Indonesia, siapa yang menjadi korban gerakan colonial pada tahun kemarin, tidak lain adalah komonitas Tionghoa. Dalam sejarah berdirinya Negara Indonesia, komonitas dan warga tionghoa di Indonesia kerap kali menjadi korban. Percaya atau tidak, ada bukti mereka di singkirkan dengan cara dijarah,diperkosa,di bakar.

Untuk kasus keberadaan tionghoa di Indonesia, memang terlihat pasang surut, warga yang mulai berkembang tahun 1808 di kota Jogjakarta, pada waktu itu tidak lebih dari 758 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pulau jawa pada tahun sama, hanya 2,04 % dari jumlah penduduk 94.441. Singkat cerita, warga keturunan tersebut, lima belas tahun berikutnya jumlah nya terus berkembang. Perkembangan jumlah jiwa warga keturunan tionghoa ini, jika di presentase mencapai 0,81% jiwa setiap tahun nya. Hal tersebut terjadi didorong akibat kebijakan politik sultan hamengkubono 1 dan daerah lain di pulau jawa, terkait hubungan harmonis antar kedua belah pihak.

Komonitas keturunan Tionghoa di Indonesia telah menjadi rahasia umum, mereka begitu banyak mengesuai sendi-sendi perekonomian, tidak sedikit warga tionghoa berprofesi sebagai pedagang dengan mobilitas tinggi. Kenyataan tersebut tidak hanya berlaku pada tahun sekarang, tetapi juga berlaku pada satu abad ke belakang. Lalu kemudian, kenapa muncul krisis dan konplik diantara warga pribumi bersama warga keturunan tionghoa di dataran pulau jawa? tidak lain bias di lihat dari keharmonisan warga keturunan tionghoa bersama sultan hamengkubono 1 tahun 1808 di dataran jogja dimanfaatkan warga tionghoa untuk menguasai sendi perekenomian dan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam hal kebijakan ekonomi yang dianggap telah menyengsarakan warga pribumi dan warga kebanyakan. Seperti pungutan pajak tol diserahkan kepada mereka, industry tekstil dan mudah nya fasilitas pinjaman ke bank. Lebih di perparah lagi tidak ada hokum yang tidak jelas di mata mereka.

Citra dan kesan warga keturunan tionghoa terus memburuk, selain kedekatan dengan pemerintah yang tidak berpihak ke masyarakat kecil, selain komonitas keturunan kerap kali fasilitas lebih untuk menguasai sendi perekonomian.

Apa yang terjadi kemudian, warga pribumi negeri Indonesia hidup dengan penuh dendam. Nampak nya dendam semakin hari semakin menjadi-jadi, bahkan telah menjadi ancaman bagi komonitas warga keturunan khususnya tionghoa. Layaknya seperti bom yang bias membumi hanguskan tataran bangsa ini. Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada warga Indonesia.

Dari semua itu, warga keturunan tionghoa telah menerima hukuman dendam warga Indonesia, puncaknya mungkin kita bias lihat dari insiden mei 1998, mereka di usir,fasilitas bisnis mereka di bakar, mereka di perkosa, mereka di bunuh. Tentu ini semua adalh penjajahan dalam pola baru, meski tionghoa sebenarnya telah menjadi pelampiasan dendam warga negeri ini.


Menjadi Tidak “Indonesia”

Bersambung.........

Feri Wahyudin

november 2008
Falsafah Gerak Tubuh ,
Dalam Karya Lascar Pelangi Andre Herata

“Menulis lah dengan darah, karena darah adalah semangat…”

Layaknya sebuah cerita inspiratif penulis “sanga pemimpi” karya andre herata. Sosok novelis asal Belitung telah menghentakkan masyarakat Indonesia. Andre herata menulis tretalogi buku nya dengan judul sang pemimpi dan lascar pelangi. Novelis agak nya bercerita tentang kehidupan sang penulis bersama teman-teman nya sejak masa kecil, catatan masa kecil ini begitu menarik dan menggugah disaat penulis berusaha menuliskan kembali dalam bentuk novel, kekuatan kata dan kalimat dan ide cerita membuat karya andre tidak dipandang sebelah mata. Bahkan banyak novelis sanggup mensejajarkan dengan karya monumental lain nya, seperti tretalogi Pramoedya Ananta Toeur dan Seno Gumilar Ajidarma.

Kelahiran penulis asal Belitung ini, membuat sejumlah sastrawan asal negeri ini beramai-ramai untuk memberikan komentar, dan tak tanggung-tanggung salah satu karya berjudul lascar pelangi didokumentasikan melalui film dengan pengantar lagu dari group music nigi. Jika kemudian karya andre di telisik atas nama teori sastra, aku tidak begitu paham masuk dalam kategori apa karya nya tersebut. Akibat nya dari pada kita meributkan kembali, kategorisasi sebuah karya, rupanya lebih bermanfaat jika kemudian karya tetralogi andre di bongkar dalam silogisme post colonial dan falsafah gerak tubuh.

Membongkar satu persatu karya andre dalam tetralogi nya, perlu kerja keras, pasal nya karya dibikinan andre tidak hanya bercerita sejarah sosok penulis bersama teman-teman pasa masa kecil. Tetapi ada kekuatan lain di balik cerita yang membuat masyarakat Indonesia termasuk kita, “terganggu”. Dalam istilah lain ada energy yang menggerakkan karya andre herata yang mampu menyulap pemirsa untuk mengajak sekaligus menata kembali apa yang selama ini telah dianggap mapan.

Menurut kami, andre mengajak untuk berani menata dan membingkar apa yang selama ini dianggap benar, baik kebiasaan menolong orang, menentukan mimpi hidup, proses gerak tubuh dan kemanusiaan serta pengetahuan dan pendidikan. Ide simbolisme dalam cerita karya andre inilah membuat ribuan bahkan ratusan ribu warga Indonesia yang sedang tidur lelap telah disulap hingga berani menyimpan karya-karya nya berama ratusan sastrawan di Indonesia dan luar negeri degan menyimpan buku nya di bilik perpustakaan pribadi.

Lantas ada apa dengan andre, sosok penulis satu ini awalnya tidak begitu dikenal dalam dunia sastra di Indonesia, sekitar tahun 2007 andre pekerjaan analis sebuah perusanaan badan usaha milik Negara (BUMN) akhir nya berani mempublikasikan karya nya dengan judul lascar pelangi. Buku lascar pelangi, setidaknya berisi cerita masa kecil penulis bersama Sembilan teman sekolah. Ketekunan dan keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari kegigihan seorang ibu guru , yang rela menyerahkan diri terjerumus dalam dunia pendidikan di kota Belitung.

Hingga akhirnya kondisi bangunan dan keadaan saran pendidikan yang dianggap kurang memadai tidak menjadi alasan untuk berhenti belajar. Proses penceritaan semakin menarik saat penulis kembali menggambarkan proses konplik kesembilan anak-anak kecil saat belajar, tak lepas dari konplik kejiwaan untuk mencintai dari si sang tokoh yakni andre.

Lascar pelangi boleh jadi adalah naskah sastra, bercerita dengan konsonan novel, cerita lascar mengajarkan banyak hal. Melalui kecanggihan tangan dan pikiran penulis, cerita lascar membuat pembaca terlibat aktif dalam kultur budaya belitong. Kota yang berada di dataran Sumatra bagian selatan negeri Indonesia ini, telah tergambar layak nya kota yang sedang mencari identitas. Melalui karya andre balitong layaknya kota mati yang sepi keramaian, keterbatasan dan kesedehanaan masyarakat setempat tak juga mengurungkan niat nya untuk membentuk kembali apa yang disebut kota mati.

Kalau dalam cerita nya sampar albert camus, kota mati karena telah diserang penyakit yang belum ada obat mujarab, hingga akhirnya warga telah disibukan mengobati serangan penyakit yang mematikan. Lain dengan cerita belitong, kota sepi yang penduduk nya telah disebukkan dengan serba sulit untuk bertahan hidup dan mencicipi indah nya pengetahuan. Boleh jadi warga balitong tidak sama sekali mempedulikan siapa dan mengapa negeri ini terus diterjang krisis, karena baginya Indonesia adalah sarang kenistaan dan penjajahan. Untuk mencicipi masis nya pendidikan warga harus menunggu jumlah murid yang genapberjumlah sepuluh orang.

Maka bagi kami kota belitong, layaknya kota mati mati dari kemerdekaan pendidikan, kemerdekaan kesehatan dan kemerdekaan krisis budaya juga identitas budaya warga setempat. Bagaimana tidak, untuk bias sekolah saja susah nya minta ampun, tentunya pendapatan yang biasa-biasa saja menjadi alas an warga setempat hanya bias menyekolahkan anak nya ke jenjang smp. Adalah ayah lintang, salah satu murid sd muhamadiyah di kampong belitong, harus bersusah payah menyekolahkan lintang. Ayah lintang sehari-hari berprofesi sebagai nalayan di kampong belitong, dari kesembilan anak nya hanya lintang yang bias mencicipi pendidikan. Ke delapan anak nya tidak pernah sekolah, mereka terpaksa harus melaut untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.

Tergambar kota belitong, tidak hanya kota mati dari aktifitas politik dan kemanusiaan. Namun seluruh penduduk nya rupanya malu untuk menyebutkan kampong satu ini. Tergambar seluruh penduduk di kampong ini termsuk orang udik, tidak berpendidikan dan terbelakang. Kampong yang hanya di layani sarana pendidikan ala kadarnya membuat warga setempat tidak percaya jika kemudian mereka bias berkreasi lebih bagus. Warga di kampong ini telah dirudung masalah besar, selain harus menyelesaian masalah ekonomi yang belum berakhir juga mereka telah dihinggapi rasa penyesalan besar, kenapa mereka harus tumbuh di bumi bernama belatong. Secara tidak nyata, warga setempat telah terancam ketakutan yang besar, yakni dihinggapi kematian. Kematian yang setiap saat akan dating secara tiba-tiba, yakni dengan tidak bias makan. Akibat nya pendidikan didaerah ini tidak lah di utamakan,

Bersambung…………..

Feri Wahyudin


November 2008

Jumat, 07 November 2008

Domin Dalam Lukisan Pribadi

Domin Dalam Lukisan Pribadi

Di depan lukisan tangan di kamarnya sendiri, domino tak menemukan dirinya sendiri, setiap hari lukisan itu di lihat namun tak menemukan kenehan bahkan kejanggalan. Lukisan itu ingin membangunkan dan keluar dari kehidupan sehari-harinya, dimalam senja kerap kali membisikan domino untuk masuk agar menemukan cerita hidup berbeda. Ingin sekali domino berubah, dari hidup yang dianggap biasa-biasa saja. Domino selalu berdo a untuk perubahan, kata terdalam dalam bathin nya selalu menuntun jalan baru yang bisa membukakan arah jalan pulang kepada dirinya sendiri. Yang di rasakan domino jalan itu, rambu-rambu nya semakin hari tak kentara dan tak pernah memberikan petunjuk. Jadilah domino terdiam dan dianggap usaha berdoa nya dianggap sia-sia.

Dengan nada tidak berputus asa, usaha berdo a nya tak pernah padam, segudang masalah selalu menghiasi sisi kehidupan domin, hidup bagi dirinya terlihat segalanya memang begitu susah bagi domin, setiap hari selalu saja di rudung tumpukan masalah, bagaimana tidak dianggap sulit selain memikirkan bagaimana warga sekitar terserang penykit, domin juga sudah mulai kesulitan dalam mencari biaya makan. Bahkan dalam itungan jari domino harus meyelesaikan dengan sendirian. Bagi domino hidup adalah menyelesaiakan setumpuk masalah, saking sering nya dirinya menganggap bahwa hidup datar dan tak mempunyai masalah memang tidak mengasikkan. Sking biasanya, sesekali domino mencari maslah agar kemudian ia bisa kembali untuk berdo’a. setiap datang pagi, lantunan do’a untuk dirinya kerap kali di lantunkan. Namun masih saja di depan lukisan itu domino tak juga menemukan dirinya sendiri, meski usahanya kini sudah dianggap di atas rata-rata.

Lukisan hasil pembelian nya beberapa tahun lalu di emperan jalan kota besar di Indonesia negeri krisis ini, terus menerus mengajak domino untuk memasuki nya kawasan-kawasan asing di dalam goresan lukisan, garis merah bercampur warnah hitam membuat domino semakin tergiur untuk berusaha masuk, lukisan itu mengumbar sejumlah harapan bahkan kebahagiaan dalam menemukan dirinya sendiri. Sosok perempuan dalam lukisan di kamar domino membuat dirinya tertegun dan tertunduk dan berkata’ “aku ingin berjalan menapaki sisi menarik dalam hidup ku tebarkan rasa kemanusiaan sambil berkata kepada banyak warga jika kemudian kita masih punya harapan”. Hidup domino tidak mempunyai mimpi, domino hanya ingin keluar dari rasa jenuh yang selalu membosankan. Upaya yang telah dilakukan nya hingga kini belum juga terjelmakan, lukisan itu kini menjadi satu-satu nya barang pusaka yang sering mengajarkan mimpi.


Malam menjelang pagi di bulan februari domino telah asyik menikmati mimpi di dalam lukisan pribadinya, balut wajah perempuan sebagai ‘sosok’ telah membukakan harapan baru dalam perjalanan hidup domino. Setiap menjelang pagi, kini domino mempunyai kebiasaan baru, kerap kali merunut sejumlah mimpi-mimpi hidup di balik lukisan yang baru dimasuki nya. Saking asyik nya terkadang domino berjingkrak-jingkar mirip seorang bocah. Sepertinya domino baru saja mendapatkan rasa kebahagiaan mendalam. Sempat domino mempertanyakan akan lukisan ajaib di kamar nya, mengapa lukisan ajaib itu, bisa memberikan hal menarik terhadap dirinya sendiri. Namun kali ini domino tak ingin menjawab nya sekarang, karena khawatir kenikmatan dunia di balik lukisan hilang seketika.

Di dalam dunia lukisan pribadinya, domino merasakan aroma sejuk yang tak kan pernah di dapat hidup dibalik kamarnya, bunga senja terjejer dalam bingkaian kehangatan tak kan pernah di tukar kan domino dengan apa pun juga. Cahaya matahari memancarkan seluruh relung dan ruang lain, atas cahaya, jejak langkah meruntai juga menapaki arah jalan untuk kembali semakin terlihat jelas. Ada nada riang dan semangat luar biasa, saat domino berpangku sambil duduk termenung di lantai dasar beralaskan kehangatan. Kehangatan dengan goresan keindahan memberikan bukti jika kemudian hidup selalu ada harapan. Cahaya, tikar dan kehangatan membutakan jiwa kelabu domino, akhirnya bertapuk dalam dahan-dahan hijau pohon kehidupan, rasa kalut kebahagiaan seolah di raba seketika dan pergi dalam untaian kebersamaan.

Ia menoleh ke arah dari mana ia datang, bisakan ia kembali ke ruangan sebelumnya? Domino sekuat tenaga berlari kea rah dari mana ia datang, berlari dan terus berlari, ke arah lubang yang dilalui domino, nampak tujuan semakin menjauh, keinginan kuat untuk kembali telah mengalahkan rasa lelah dan lemas domino. Ternyata dirinya sudah berada di ruang yang jauh luar biasa, kini upaya nya semakin mendapat hasil. Domino pun menjatuhkan ke lubang yang dilalui nya, secara tiba-tiba angina kencang mengamini keinginan nya dan seketika terdengar kutukan pintu,

“Domino-domino kok jam segini belum juga bangun,….., bangun lah hari sudah siang, kau harus membantu ibu membereskan barang untuk di bawa ke pasar nanti…”

Seketika domino juga langsung menyahut, iya…., sambil meregangkan napas dalam dan mengingat perjalanan dalam dunia mimpi lukisan pribadinya, domino pun tak kuat menggambarkan kembali ruang aneh yang baru di rasakan,,,.,rasa pilu domino hidup dalam dunia mimpi lukisan hapus sudah dan susah kembali untuik keluar.

Domino kau masih tidur, kau tak akan membantu ibu mu bekerja dan mencari uang di pasar, ibu berharap kau relakan semuanya untuk seorang ibu nak… mendengar seruan ibu nya yang terus bertubi-tubi.


Domino kau tega membiarkan ibu mu bekerja sendirian….
Kau lah anak satu-satunya yang bisa mengerti semua ini domino…
Ibu mu, ingin kau juga belajar bagaimana seharusnya kita menjadi dirimu sendiri, namun kita saat ini terjepit kesusahan ekonomi domin…,

Domin seketika berteriak dan langsung ke luar kamar, sambil menyahut, ibu saya sudah bangun, apa yang bisa saya lakukan untuk mu ibu,..
Tidak ada, domin kau harus keluar dari mimpi mu dalam lukisan,..kita harus berjalan seperti biasanya, seperti kau inginkan domin semakin banyak persoalan dalam hidup, boleh jadi kita semakin dapat mengerti apa sebenarnya harus kita lakukan…
Ibu tahu domin, kita memang takan pernah tau apa yang akan terjadi didepan nanti, namun kita mempunyai kemampuan untuk meraba dan merasakan gejala masa depan itu…,

Percaya atau tidak domin ini semua adalah bagian dari takdir yang kita bikin semua, kau tentu akan menolak apa yang ada dalam pikiran ibu mu tentang takdir, tapi domin, kita semua punya kekuatan dalam menggambarkan nya..,

Ah ibu, lagi-lagi banyak ngomong,,
Mana pekerjaan ku pagi ini,,.bawa lah beras ketan hitam di gudang belakang, serahkan ke seluruh masyarakat di desa margaluyu, katanya mereka sudah dua hari tidak bisa makan. Memang ibu tau dari mana, kalau mereka kini sudah tidak bisa makan lagi,,. Kau jangan banyak tanya, sekarang kau harus pergi, tapi ibu, bukan kah mereka akan merasa terhina atas kehendak mu. Ibu juga tak tahu, tapi memang betul kok mereka sudah tidak bisa makan, benar, benar kok…,

Tak lama kemudian satu genggam literan beras merah, langsung di bawa domin, tak berfikir panjang domine lalu menyisir sisi jalan pelosok kampung margaluyu beberapa meter dari rumah tempat tinggal bersama ibunya, sesekali domin suka berharap, bisa kembali masuk ke ruang dan hidup di balik lukisan. namun domin tau diri jika itu tak lagi mungkin terjadi.

Kini setiap kali domin akan tidur, dirinya sering membayangkan suasana indah dalam dunia mimpi, membayangkan dan berhkayal goresan keindahan kerap kali menyelimuti dalam benak dan otak domin. Sejak kejdian itu, kini domin terlihat agak berbeda, ibu nya sering meratap keanehan, selain sering ngomong sendirian, domin juga suka melentangkan badan di hadapan lukisan perempuan tersebut. Pada suatu hari saat domin terbangun dalam tidurnya, matanya terlihat terbelalak, sambil berada di ranjang tidurnya, suara nya keluar meraung, domin lagi berharap mimpi hidup jadi kenyataan. Beberapa kali di lihat saat bangun tidur lukisan itu tak juga memancarkan cahaya perubahan, dan seolah olah ia tak ingin mengajak lagi domin untuk pergi bersamanya.

Tengah malam, saat hujan deras mengguyur kampong halaman domin, seketika lukisan itu bergerak, dibawah bayang-bayang cahaya lampu cempor kamar domin, sosok perempuan melambaikan tangan dan mengajak domin untuk pergi. Dari sinar cahaya dua belah mata, terlihat sayu, aroma sejuk tercium dari kulit nan putih, sesekali terdengar bisikan perihal ajakan untuk bermain ke kebun mimpi hidup perempuan. Sehelai demi sehelai kain kapan yang menempel di bahu dan badan bagian atas perempaun itu jatuh seketika, desak napas rindu dan cinta nya mulai terlihat. Namun domin tak bereaksi, ia hanya melihat. Lalu bertanya siapa kah perempuan malam yang dating dari lukisan kamar nya tersebut.

Pertanyaan domin tak terjawab, tak berpikir panjang domin lalu melangkah dan mendekati perempuan, lalu terjadinya hubungan intim keduanya, beberapa menit suara indah keluar dari mulut domin saat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bersama nya domin kini tau pengetahuan tentang pesta, alat pital, alat seks dan kondom. Di meja kamar nya, terlihat berjejeran kondom dan alat seks lain nya.

Tak disangka-sangka ibu nya, mengetahui kebiasaan mengoleksi barang antik, ibu nya bertutur, domin kau sudah besar, ibu tau kau punya mimpi dalam hidup, kau juga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, kini kau hatus hati-hati, karena ibu sangat menyayangi mud an tak ingin kehilangan mu….

Domin kembali bangun dalam tidur nya, dan melihat cahaya senja masuk ke kamar, domin lalu loncat, karena baginya cahaya senja membuat dirinya berada dalam hidup dalam harapan, senja itu membuat nya semangat jika kemudian kita akan menemukan apa yang ada dalam mimpi ku. Senja membuat dan akan merubah hidup yang membosankan. Saat menapaki dari mana asal cahaya senja, seketika terlihat mayat bergentayangan dan mayat korban pembunuhan tidak satu, domin berfikir lalu menanyakan kenapa ini mudah terjadi dan kemana rasa bersalah manusia, kematian, ya kematian, kenapa terlalu mudah orang untuk mengahasbisi nyawa orang lain.

Malam itu tentu mebuat kaget bagi domin, satu minggu terakhir saat kelaur dari mimpi bersama lukisan perempuan pribadinya, seakan domine berada dalam dunia serba aneh. Kekerasan menjadi bayangan mimpi dan indah. Jika kemudian jadinya hidup, disini ingin sekali domine kembali berada dalam dunia mimpi lukisan tersebut. Namun hal itu di pikirnya tak mungkin terjadi…,

Domin Dalam Lukisan Pribadi

Domin Dalam Lukisan Pribadi

Di depan lukisan tangan di kamarnya sendiri, domino tak menemukan dirinya sendiri, setiap hari lukisan itu di lihat namun tak menemukan kenehan bahkan kejanggalan. Lukisan itu ingin membangunkan dan keluar dari kehidupan sehari-harinya, dimalam senja kerap kali membisikan domino untuk masuk agar menemukan cerita hidup berbeda. Ingin sekali domino berubah, dari hidup yang dianggap biasa-biasa saja. Domino selalu berdo a untuk perubahan, kata terdalam dalam bathin nya selalu menuntun jalan baru yang bisa membukakan arah jalan pulang kepada dirinya sendiri. Yang di rasakan domino jalan itu, rambu-rambu nya semakin hari tak kentara dan tak pernah memberikan petunjuk. Jadilah domino terdiam dan dianggap usaha berdoa nya dianggap sia-sia.

Dengan nada tidak berputus asa, usaha berdo a nya tak pernah padam, segudang masalah selalu menghiasi sisi kehidupan domin, hidup bagi dirinya terlihat segalanya memang begitu susah bagi domin, setiap hari selalu saja di rudung tumpukan masalah, bagaimana tidak dianggap sulit selain memikirkan bagaimana warga sekitar terserang penykit, domin juga sudah mulai kesulitan dalam mencari biaya makan. Bahkan dalam itungan jari domino harus meyelesaikan dengan sendirian. Bagi domino hidup adalah menyelesaiakan setumpuk masalah, saking sering nya dirinya menganggap bahwa hidup datar dan tak mempunyai masalah memang tidak mengasikkan. Sking biasanya, sesekali domino mencari maslah agar kemudian ia bisa kembali untuk berdo’a. setiap datang pagi, lantunan do’a untuk dirinya kerap kali di lantunkan. Namun masih saja di depan lukisan itu domino tak juga menemukan dirinya sendiri, meski usahanya kini sudah dianggap di atas rata-rata.

Lukisan hasil pembelian nya beberapa tahun lalu di emperan jalan kota besar di Indonesia negeri krisis ini, terus menerus mengajak domino untuk memasuki nya kawasan-kawasan asing di dalam goresan lukisan, garis merah bercampur warnah hitam membuat domino semakin tergiur untuk berusaha masuk, lukisan itu mengumbar sejumlah harapan bahkan kebahagiaan dalam menemukan dirinya sendiri. Sosok perempuan dalam lukisan di kamar domino membuat dirinya tertegun dan tertunduk dan berkata’ “aku ingin berjalan menapaki sisi menarik dalam hidup ku tebarkan rasa kemanusiaan sambil berkata kepada banyak warga jika kemudian kita masih punya harapan”. Hidup domino tidak mempunyai mimpi, domino hanya ingin keluar dari rasa jenuh yang selalu membosankan. Upaya yang telah dilakukan nya hingga kini belum juga terjelmakan, lukisan itu kini menjadi satu-satu nya barang pusaka yang sering mengajarkan mimpi.


Malam menjelang pagi di bulan februari domino telah asyik menikmati mimpi di dalam lukisan pribadinya, balut wajah perempuan sebagai ‘sosok’ telah membukakan harapan baru dalam perjalanan hidup domino. Setiap menjelang pagi, kini domino mempunyai kebiasaan baru, kerap kali merunut sejumlah mimpi-mimpi hidup di balik lukisan yang baru dimasuki nya. Saking asyik nya terkadang domino berjingkrak-jingkar mirip seorang bocah. Sepertinya domino baru saja mendapatkan rasa kebahagiaan mendalam. Sempat domino mempertanyakan akan lukisan ajaib di kamar nya, mengapa lukisan ajaib itu, bisa memberikan hal menarik terhadap dirinya sendiri. Namun kali ini domino tak ingin menjawab nya sekarang, karena khawatir kenikmatan dunia di balik lukisan hilang seketika.

Di dalam dunia lukisan pribadinya, domino merasakan aroma sejuk yang tak kan pernah di dapat hidup dibalik kamarnya, bunga senja terjejer dalam bingkaian kehangatan tak kan pernah di tukar kan domino dengan apa pun juga. Cahaya matahari memancarkan seluruh relung dan ruang lain, atas cahaya, jejak langkah meruntai juga menapaki arah jalan untuk kembali semakin terlihat jelas. Ada nada riang dan semangat luar biasa, saat domino berpangku sambil duduk termenung di lantai dasar beralaskan kehangatan. Kehangatan dengan goresan keindahan memberikan bukti jika kemudian hidup selalu ada harapan. Cahaya, tikar dan kehangatan membutakan jiwa kelabu domino, akhirnya bertapuk dalam dahan-dahan hijau pohon kehidupan, rasa kalut kebahagiaan seolah di raba seketika dan pergi dalam untaian kebersamaan.

Ia menoleh ke arah dari mana ia datang, bisakan ia kembali ke ruangan sebelumnya? Domino sekuat tenaga berlari kea rah dari mana ia datang, berlari dan terus berlari, ke arah lubang yang dilalui domino, nampak tujuan semakin menjauh, keinginan kuat untuk kembali telah mengalahkan rasa lelah dan lemas domino. Ternyata dirinya sudah berada di ruang yang jauh luar biasa, kini upaya nya semakin mendapat hasil. Domino pun menjatuhkan ke lubang yang dilalui nya, secara tiba-tiba angina kencang mengamini keinginan nya dan seketika terdengar kutukan pintu,

Domino-domino kok jam segini belum juga bangun,….., bangun lah hari sudah siang, kau harus membantu ibu membereskan barang untuk di bawa ke pasar nanti…”

Seketika domino juga langsung menyahut, iya…., sambil meregangkan napas dalam dan mengingat perjalanan dalam dunia mimpi lukisan pribadinya, domino pun tak kuat menggambarkan kembali ruang aneh yang baru di rasakan,,,.,rasa pilu domino hidup dalam dunia mimpi lukisan hapus sudah dan susah kembali untuik keluar.

Domino kau masih tidur, kau tak akan membantu ibu mu bekerja dan mencari uang di pasar, ibu berharap kau relakan semuanya untuk seorang ibu nak… mendengar seruan ibu nya yang terus bertubi-tubi.

Domino kau tega membiarkan ibu mu bekerja sendirian….

Kau lah anak satu-satunya yang bisa mengerti semua ini domino…

Ibu mu, ingin kau juga belajar bagaimana seharusnya kita menjadi dirimu sendiri, namun kita saat ini terjepit kesusahan ekonomi domin…,

Domin seketika berteriak dan langsung ke luar kamar, sambil menyahut, ibu saya sudah bangun, apa yang bisa saya lakukan untuk mu ibu,..

Tidak ada, domin kau harus keluar dari mimpi mu dalam lukisan,..kita harus berjalan seperti biasanya, seperti kau inginkan domin semakin banyak persoalan dalam hidup, boleh jadi kita semakin dapat mengerti apa sebenarnya harus kita lakukan…

Ibu tahu domin, kita memang takan pernah tau apa yang akan terjadi didepan nanti, namun kita mempunyai kemampuan untuk meraba dan merasakan gejala masa depan itu…,

Percaya atau tidak domin ini semua adalah bagian dari takdir yang kita bikin semua, kau tentu akan menolak apa yang ada dalam pikiran ibu mu tentang takdir, tapi domin, kita semua punya kekuatan dalam menggambarkan nya..,

Ah ibu, lagi-lagi banyak ngomong,,

Mana pekerjaan ku pagi ini,,.bawa lah beras ketan hitam di gudang belakang, serahkan ke seluruh masyarakat di desa margaluyu, katanya mereka sudah dua hari tidak bisa makan. Memang ibu tau dari mana, kalau mereka kini sudah tidak bisa makan lagi,,. Kau jangan banyak tanya, sekarang kau harus pergi, tapi ibu, bukan kah mereka akan merasa terhina atas kehendak mu. Ibu juga tak tahu, tapi memang betul kok mereka sudah tidak bisa makan, benar, benar kok…,

Tak lama kemudian satu genggam literan beras merah, langsung di bawa domin, tak berfikir panjang domine lalu menyisir sisi jalan pelosok kampung margaluyu beberapa meter dari rumah tempat tinggal bersama ibunya, sesekali domin suka berharap, bisa kembali masuk ke ruang dan hidup di balik lukisan. namun domin tau diri jika itu tak lagi mungkin terjadi.

Kini setiap kali domin akan tidur, dirinya sering membayangkan suasana indah dalam dunia mimpi, membayangkan dan berhkayal goresan keindahan kerap kali menyelimuti dalam benak dan otak domin. Sejak kejdian itu, kini domin terlihat agak berbeda, ibu nya sering meratap keanehan, selain sering ngomong sendirian, domin juga suka melentangkan badan di hadapan lukisan perempuan tersebut. Pada suatu hari saat domin terbangun dalam tidurnya, matanya terlihat terbelalak, sambil berada di ranjang tidurnya, suara nya keluar meraung, domin lagi berharap mimpi hidup jadi kenyataan. Beberapa kali di lihat saat bangun tidur lukisan itu tak juga memancarkan cahaya perubahan, dan seolah olah ia tak ingin mengajak lagi domin untuk pergi bersamanya.

Tengah malam, saat hujan deras mengguyur kampong halaman domin, seketika lukisan itu bergerak, dibawah bayang-bayang cahaya lampu cempor kamar domin, sosok perempuan melambaikan tangan dan mengajak domin untuk pergi. Dari sinar cahaya dua belah mata, terlihat sayu, aroma sejuk tercium dari kulit nan putih, sesekali terdengar bisikan perihal ajakan untuk bermain ke kebun mimpi hidup perempuan. Sehelai demi sehelai kain kapan yang menempel di bahu dan badan bagian atas perempaun itu jatuh seketika, desak napas rindu dan cinta nya mulai terlihat. Namun domin tak bereaksi, ia hanya melihat. Lalu bertanya siapa kah perempuan malam yang dating dari lukisan kamar nya tersebut.

Pertanyaan domin tak terjawab, tak berpikir panjang domin lalu melangkah dan mendekati perempuan, lalu terjadinya hubungan intim keduanya, beberapa menit suara indah keluar dari mulut domin saat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bersama nya domin kini tau pengetahuan tentang pesta, alat pital, alat seks dan kondom. Di meja kamar nya, terlihat berjejeran kondom dan alat seks lain nya.

Tak disangka-sangka ibu nya, mengetahui kebiasaan mengoleksi barang antik, ibu nya bertutur, domin kau sudah besar, ibu tau kau punya mimpi dalam hidup, kau juga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, kini kau hatus hati-hati, karena ibu sangat menyayangi mud an tak ingin kehilangan mu….

Domin kembali bangun dalam tidur nya, dan melihat cahaya senja masuk ke kamar, domin lalu loncat, karena baginya cahaya senja membuat dirinya berada dalam hidup dalam harapan, senja itu membuat nya semangat jika kemudian kita akan menemukan apa yang ada dalam mimpi ku. Senja membuat dan akan merubah hidup yang membosankan. Saat menapaki dari mana asal cahaya senja, seketika terlihat mayat bergentayangan dan mayat korban pembunuhan tidak satu, domin berfikir lalu menanyakan kenapa ini mudah terjadi dan kemana rasa bersalah manusia, kematian, ya kematian, kenapa terlalu mudah orang untuk mengahasbisi nyawa orang lain.

Malam itu tentu mebuat kaget bagi domin, satu minggu terakhir saat kelaur dari mimpi bersama lukisan perempuan pribadinya, seakan domine berada dalam dunia serba aneh. Kekerasan menjadi bayangan mimpi dan indah. Jika kemudian jadinya hidup, disini ingin sekali domine kembali berada dalam dunia mimpi lukisan tersebut. Namun hal itu di pikirnya tak mungkin terjadi…,


Feri Wahyudin


november 2008

Kamis, 16 Oktober 2008

Harus......

Tak Seharus nya..............

Harus nya bagaimana ........
Dimana.........
Kapan.......

Jika memang..............
Mestinya tidak demikian
Ambil lah semuanya
Jika ada

hi hi hi hi

Terima Kasih

Selasa, 01 Juli 2008

DAWAI IRAMA

dawai ku...., ....

Sudah hampir satu bulan kami menunggu hari, malam hari kami berniat menghibur bersama tarian dawai ratu ronggeng. ratu asal kampung tempat kami mengabdi dan tumbuh layak nya manusia lain. jentikan jari dan tatapan mata ronggeng teringat ku pada mimpi sebuah harapan untuk lebih baik. memang ronggeng adalah ronggeng dan telah menjadi dirinya sendiri, malam itu kami terlibat obsesi ratapan tajam mata nya.

Tarian ronggeng nampak nya telah menyadarkan kami akan bapak kepala sekolah ku. tinggal di kampung nun jauh di sana sambil di selingi pohon rindang jalan menuju halaman rumah nya. bagi sosok kepala sekolah ronggeng adalah bagian dari cara kita dalam mengamini hidup, jalan setapak menuju kampung halaman telah memberikan ilmu pengetahuan baru dalam keberanaran.

Puluhan kilometer dari pusat kota dengan batu terjal dan gegunungan, boleh jadi jika pada saat nya nanti tarian tarian dalam hidup perlu ke cerdikan tersediri. pengetahuan jalanan membawaku ke alam serba nyata. memang nyata tidak semestinya benar, namun punya nilai kebenaran tersendiri.

Bagaimana kita, hari ini ku lalui memang tak seperti biasanya, dingin nya malam membangkitkan kami untuk merunut kembali dubaian kalimat dalam buku dan majalah ku. dituntut untuk berani membuka ruang kebebasan dan ruang kreatifitas. imajinasi seseorang telah menjadi modal utama dalam mengembangkan kebebasan nya untuk menentukan mana yang dianggap benar dan tidak benar.

Meski seolah-olah katanya kita telah terbiasa hidup di bawah payung kebenaran orang lain dan katanya, lalu kemudian jika kita tidak memiliki standarisasi kebenaran dalam menentukan langkah, apa lagi yang bisa di pertahan kan. kita semua mengakui susah rasanya untuk masuk ke ruang nyata tanpa ada interpensi apa pun.

Bisakan kah kita berusaha keluar dari jaring wajah orang lain, dan menjadi titik tersendiri tanpa orang lain, hal ini yang dikehendaki dari sejumlah pemikir sekaliber plato dan socrates dalam beberapa sumber nya..

1 juli 2008

feri wahyudin

Anak Bangsa

Rabu, 25 Juni 2008

CENGIKNGIK

cengak cengik


cengak cengik suara tangis
seruduk amuk binasa diri
sendu gurau wajah kalut
galau an bersama dendangan

teriak, tak terima
tak ada kata keluar
waduh aku binasa

ya sudah lah
jalan nya di buai mimpi


Jumat, 20 Juni 2008

MENARI BERSAMA PEREMPUAN

Perjumpaan bersama nya di kota ini,….

Apalah arti perpisahan jika menjadi sebuah keharusan, berharapan untuk kembali menuai sebuah cerita hidup, rangkaian perjalanan tuk bersama nya dalam menari tidak untuk menolak …,

Perpisahan juga perjuampaan bagi domine layaknya menjadi sebuah keharusan, berjumpa bersama perempuan yang masih bisa menikmati dalam bingkai cerita untuk bermmpi besama nya.
sambil mengndarai sepeda motor keduanya hendak pergi menjelajah kawasan bandung selatan, waktu terus berlanjut, satu jam kemudian domine masih bisa merasakan hangat seduhan teh tubruk tradisional ala kota bandung. aku duduk berdua bersama perempuan ku yang biasa ku panggil icha. sosok perempuan yang pandai berbahasa asing , juga mempunyai hobi hampir mirif dengan ku,
bercengkrama bertutur dan bercerita sambil di temani teh tubruk tradisional di warung gadai bandung selatan, malam itu terasa amat sangat berbeda.
Ah kok pahit rasa nya teh nya….., Masa sih, aku mengelak,
Biasanya teh buatan warung ini enak rasanya dan bau segar…., Mungkin kamu lupa tak diberi gula ,… icha pun menggerakkan badan dengan merubah posisi duduk ..,

icha meminta dan bertanya Gula mana...,
Ku seobekan gula yang masih terbungkus kertas putih dalam bahasa china,

Nah ini dia, gula bisa membuat beda rasa dari teh aslinya.,,
icha langsung menolak, Masa sih, gula nya sedikit bisa hilang rasa pahit , kata nya .

sambil meratap kelembutan sosok wajah icha , tak henti-henti membayangkan. irama menari dalam perjumpaan

Tak terasa berdampingan di kedai dengan menikmati cuaca dingin malam, memberikan arti jelas tentang penjumpaan.

para Pemilik warung gedai sering melihat kami berdua, layak nya sebagai seorang pedagang, membeli dua gelas teh tubruk hingga berjam-jam kembali kami berdua memesan kembali teh tubruk tradisional.

Ratapan icha pada malam itu, terlihat semakin tajam, terdengar suara desah kehangatan, dalam nada perjumpaan hakiki, teh tubruk di minum hingga akhirnya memberikan warna dan kepastian jika sebuah perjumpaan dalam tarian tubuh nya tentu akan berakhir seketika.

Icha pun menarik napas dalam, kehadiran sosok domine di sisi nya kerap kali terlalu berat untuk dinikamati,..., Satu jam sudah domine bersasamanya, perpisahan yang dikehendaki nya tak juga datang. untuk memutuskan nya keduanya langsung meninggalkan lokasi,

dalam perjalanan nya telepon gengam icha terus berbunyi, ada nada panggilan segera untuk menghubungi kembali, namun icha akhirnya tak juga menanggapi,,

seduhan teh untuk kedua kali nya, dengan gambar dan logo berbeda. gambar nya kolonialisme. catatan dan syarat kesetiaan,...,

Tidak perlu , kita menunggu teh untuk diseduh, kata domine
Sekarang kamu sudah terbiasa, rambut urai perempuan dibereskan segera

logo partai kolonialisme telah merampas hati nurani kami berdua, harta karun kenikmatan telah di bawa dalam medan perpisahan bersama sang penjajah.,,

tak lama kemudian Telepon icha kembali berbunyi, suara laki-laki terus meminta untuk di jawab. tak lama kemudian icha menangis tersedu-sedu. akibat telepon tidak berbalik icha berteriak dan meminta pulang.

Rasa was-nampak terlihat dari raut wajah icha, kami berdua kembali pulang dan domine pun mengantarkan nya.

Setiap malam di lalui nya, dengan tidak berharap, kebiasaan dalam rayuan dan buaian dilalui bersama harapan mimpi bersama sebuah lukisan perempuan pribadinya.
feri wahyudin
anak bangsa

Rabu, 18 Juni 2008

DOMIN DALAM LUKISAN PRIBADI

Domin Dalam Lukisan Pribadi

Di depan lukisan tangan. Domino sosok laki-laki kurus terus menatap tajam, setiap hari lukisan pribadi dalam kamar nya terus di lihat namun tak juga bersama, setiap pagi datang Lukisan pribadi nya membangunkan nya tuk keluar dalam rutinitas keseharian, dalam sekap malam Domino selalu membisikan tuk masuk dalam bingkai cerita hidup berbeda. Ingin sekali Domino berubah, hidup yang dianggap biasa-biasa menjadi luar biasa. berbagai cara dilakukan termasuk cara nya dengan berdo'a, kata dalam bathin ingin menuntun jalan baru yang bisa membukakan arah jalan pulang. kerap kali rambu-rambu jalan semakin tak kentara dan tak pernah memberikan petunjuk.
Jadilah Domino terdiam dan dianggap kini usaha tuk berdoa dianggap sia-sia......,
"tak tau lah apa lagi yang harus ku perbuat dan ku katakan pada semua orang",....,
Dalam nada berputus asa, semangat tuk berdo a tak juga padam, meski segudang masalah selalu mewarnai kehidupan Domino, hidup bagi nya suka terlihat begitu susah, hari yang dilalui selalu di rudung setumpuk masalah. Bagaimana tidak dianggap sulit dan susah, menelusuri penyakit ganas warga di pemukiman tempat tinggal yang belum ada obat nya membuat Domine tak berkata-kata .
Belum juga harga-harga terus melonjak tinggi dan susah mencari makan, Dalam itungan hari Domino harus segera menjawab nya dengan sedirian, bagi Domino hidup layaknya menyelesaiakan setumpuk masalah, bagi diri Domine bahwa hidup datar dan biasa-biasa saja disebut tidak mengasikkan. akibat nya Domino sering saja mencari masalah, agar kemudian ia bisa kembali untuk berdo’a. sudah sekian lama Domino berdiri di depan lukisan pribadi namun tak juga menemukan dirinya sendiri, usaha untuk bertemu bersama dirinya kini dianggap sia-sia belaka.

Lukisan pribadi di kamar nya sudah tersimpan hingga belasan tahun, saat itu Domino membeli di emperan jalan kota besar di Indonesia, setiap malam dan menjelang pagi lukisan tersebut selalu mempersilahkan untuk masuk dan menikmati kawasan-kawasan asing di dalam goresan lukisan pribadinya. Garis merah bercampur hitam, tergiur Domine berusaha masuk, terlihat lukisan nya telah mengumbar harapan dan kebahagiaan lain. Ditambah Sosok perempuan dalam lukisan selalu saja berkata’ “aku ingin berjalan menapaki sisi menarik dalam hidup, tebarkan rasa kemanusiaan, jika kemudian kita masih punya harapan”. Hidup domino tidak mempunyai mimpi,
Sebernarnya Domino hanya ingin keluar dari rasa jenuh dan membosankan. lukisan prbadi nya telah menjadi satu-satu nya barang pusaka dalam mengajarkan mimpi.

Malam menjelang pagi pada bulan Februari, domino tengah asyik menikmati mimpi dalam lukisan pribadinya, balut wajah perempuan sebagai ‘sosok’ membukakan harapan baru perjalanan hidup domino. Setiap menjelang pagi, Domino kini mempunyai kebiasaan baru, merunut mimpi-mimpi hidup sambil berada di balik lukisan pribadinya yang baru saja dimasuki. karena tidak terbiasa Domino sering berjingkrak-jingkar layak nya seorang seorang bocah.
Sepertinya Domino baru saja mendapatkan kebahagiaan terdalam melalui lukisan pribadinya, sambil menatap tajam lukisan prbadi nya diajak bicara, keluar dalam mulut nya, mengapa lukisan ajaib, telah bisa memberikan hal menarik terhadap dirinya sendiri. Kali ini domino tak ingin menjawab nya sekarang, karena khawatir rasa suka dan nikmat berada di balik dunia lukisan hilang seketika.

Domino merasakan aroma sejuk, bunga senja terjejer bingkaian kehangatan tak pernah di tukar dengan apa pun. Cahaya matahari menerangi relung dan ruang lain, memetakan tentang siapa dirinya sendiri. melalui cahaya jejak langkah meruntai sambil menapaki ruah jalan tuk kembali Domino melihat jelas. Ada nada riang dan semangat luar biasa, Domino pun berpangku dengan duduk termenung di lantai dasar beralaskan kehangatan. Kehangatan goresan indah memberi bukti bahwa hidup selalu ada harapan. Cahaya, tikar dan kehangatan membutakan jiwa kelabu Domino, bertapuk dalam dahan-dahan hijau pohon kehidupan, rasa kalut kebahagiaan seolah di raba dan pergi dalam untaian kebersamaan.

Ia menoleh ke arah dari mana seharusnya Domino datang, bisakan ia kembali ke ruangan sebelumnya? Domino berlari ke a rah berlawanan, berlari dan terus berlari, terlihat tujuan semakin dirasa terus menjauh, keinginan kembali mendapatkan mengalahkan rasa lelah dan lemas diri Domino. semangat nya sudah menuai hasil.

terdengar lah teriakan “Domino-domino kok jam segini masih belum bangun juga,….., bangun lah hari sudah siang, kau harus membantu ibu mu tuk membereskan barang ke pasar nanti…”

Seketika Domino langsung menyahut nya, …., sambil meregangkan napas dan mengingat perjalanan masuk dalam dunia mimpi lukisan pribadinya, akhirnya Domino tak kuat lagi untuk kembali masuk tata ruang aneh ,,,.,rasa pilu Domino hidup dalam dunia mimpi lukisan hapus sudah dan susah kembali untuk kembali.

ibu nya terus menyahut, Domino kau masih tidur, kau tak akan membantu ibu mu bekerja dan mencari uang di pasar, ibu berharap kau relakan semuanya nak… mendengar seruan ibu domino bergegas keluar

Domino-domino kau anak durhaka, tega membiarkan ibu mu bekerja sendirian….
Kau lah anak satu-satunya yang terbiasa semua ini …
Ibu mu, ingin kau juga belajar bagaimana seharusnya kita menjadi dirimu sendiri, namun kita saat ini terjepit kesusahan ekonomi domin…,

Domin berteriak dan berlari ke luar kamar, sambil menyahut, ibu ku saya sudah bangun, apa yang bisa saya lakukan untuk mu ibu,.. Tidak ada, domin kau harus keluar dalam mimpi mu lukisan pribadimu,..kita harus menapaki

Percaya atau tidak domin ini semua adalah bagian dari takdir yang kita bikin semua, kau tentu akan menolak apa yang ada dalam pikiran ibu mu tentang takdir, tapi domin, kita semua punya kekuatan dalam menggambarkan nya..,

Ah ibu, lagi-lagi banyak ngomong,,
Mana pekerjaan ku pagi ini,,.bawa lah beras ketan hitam di gudang belakang, serahkan ke seluruh masyarakat di desa margaluyu, katanya mereka sudah dua hari tidak bisa makan. Memang ibu tau dari mana, kalau mereka kini sudah tidak bisa makan lagi,,. Kau jangan banyak tanya, sekarang kau harus pergi, tapi ibu, bukan kah mereka akan merasa terhina atas kehendak mu. Ibu juga tak tahu, tapi memang betul kok mereka sudah tidak bisa makan, benar, benar kok…,

Tak lama kemudian satu genggam literan beras merah, langsung di bawa domin, tak berfikir panjang domine lalu menyisir sisi jalan pelosok kampung margaluyu beberapa meter dari rumah tempat tinggal bersama ibunya, sesekali domin suka berharap, bisa kembali masuk ke ruang dan hidup di balik lukisan. namun domin tau diri jika itu tak lagi mungkin terjadi.

Kini setiap kali domin akan tidur, dirinya sering membayangkan suasana indah dalam dunia mimpi, membayangkan dan berhkayal goresan keindahan kerap kali menyelimuti dalam benak dan otak domin. Sejak kejdian itu, kini domin terlihat agak berbeda, ibu nya sering meratap keanehan, selain sering ngomong sendirian, domin juga suka melentangkan badan di hadapan lukisan perempuan tersebut. Pada suatu hari saat domin terbangun dalam tidurnya, matanya terlihat terbelalak, sambil berada di ranjang tidurnya, suara nya keluar meraung, domin lagi berharap mimpi hidup jadi kenyataan. Beberapa kali di lihat saat bangun tidur lukisan itu tak juga memancarkan cahaya perubahan, dan seolah olah ia tak ingin mengajak lagi domin untuk pergi bersamanya.

Tengah malam, saat hujan deras mengguyur kampong halaman domin, seketika lukisan itu bergerak, dibawah bayang-bayang cahaya lampu cempor kamar domin, sosok perempuan melambaikan tangan dan mengajak domin untuk pergi. Dari sinar cahaya dua belah mata, terlihat sayu, aroma sejuk tercium dari kulit nan putih, sesekali terdengar bisikan perihal ajakan untuk bermain ke kebun mimpi hidup perempuan. Sehelai demi sehelai kain kapan yang menempel di bahu dan badan bagian atas perempaun itu jatuh seketika, desak napas rindu dan cinta nya mulai terlihat. Namun domin tak bereaksi, ia hanya melihat. Lalu bertanya siapa kah perempuan malam yang dating dari lukisan kamar nya tersebut.

Pertanyaan domin tak terjawab, tak berpikir panjang domin lalu melangkah dan mendekati perempuan, lalu terjadinya hubungan intim keduanya, beberapa menit suara indah keluar dari mulut domin saat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bersama nya domin kini tau pengetahuan tentang pesta, alat pital, alat seks dan kondom. Di meja kamar nya, terlihat berjejeran kondom dan alat seks lain nya.

Tak disangka-sangka ibu nya, mengetahui kebiasaan mengoleksi barang antik, ibu nya bertutur, domin kau sudah besar, ibu tau kau punya mimpi dalam hidup, kau juga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, kini kau hatus hati-hati, karena ibu sangat menyayangi mud an tak ingin kehilangan mu….

Domin kembali bangun dalam tidur nya, dan melihat cahaya senja masuk ke kamar, domin lalu loncat, karena baginya cahaya senja membuat dirinya berada dalam hidup dalam harapan, senja itu membuat nya semangat jika kemudian kita akan menemukan apa yang ada dalam mimpi ku. Senja membuat dan akan merubah hidup yang membosankan. Saat menapaki dari mana asal cahaya senja, seketika terlihat mayat bergentayangan dan mayat korban pembunuhan tidak satu, domin berfikir lalu menanyakan kenapa ini mudah terjadi dan kemana rasa bersalah manusia, kematian, ya kematian, kenapa terlalu mudah orang untuk mengahasbisi nyawa orang lain.

Malam itu tentu mebuat kaget bagi domin, satu minggu terakhir saat kelaur dari mimpi bersama lukisan perempuan pribadinya, seakan domine berada dalam dunia serba aneh. Kekerasan menjadi bayangan mimpi dan indah. Jika kemudian jadinya hidup, disini ingin sekali domine kembali berada dalam dunia mimpi lukisan tersebut. Namun hal itu di pikirnya tak mungkin terjadi…,

Minggu, 15 Juni 2008

keagungan Nama



keagungan kata

pagi itu aku tersandung kata, kata membangunkan ku dalam tidur lelap
pagi di beranda rumahku aku melihat mu menyapu sampah berserakah
pagi ini aku beranjak pergi yang kutinggalkan amuk kuasa kata
pagi menjelang sore, kusimpan kata

akan ku ajak kembali kata untuk menari bersama jiwaku
akan ku muntahkan keluh kesah ku dalam deretan kata
akan ku hiasi dinding lukisan pribadi ku
akan ku ajari diri dengan badai kehangatan cintamu

dengar kan ada nadir diri, ada kehendak, ada cerita
dengar kan akan ku tebarkan pesona untuk menapaki jejak mu
dengar kan, kebisuan mu hamba dalam derita mu
dengar kan, titik nasib diri mu di tentukan kuasa mu

ingat dendam hatimu terbuka lebar dalam wajah mu
ingat lembab luka mu terus besar
ingat ini adalah proses mu dan ku..,


feri wahyudin

anak bangsa

Senin, 09 Juni 2008

AJARI KAMI KEINDAHAN



AJARI KAMI....,

lelah..., bangun,,,. pergi...,
berdiri,,,. berteriak,,,. bercengkrama...,
hujat,,,. tuduh..., prasangka,,,.


hidangan pagi lelap di guyur hujan...,
dendangan kata, tertegur kuasa kalimat,,.
amuk kata muntah kah tebar...,


wajah mu tebarkan rindu,..,
lidah mu ungkap kan kebencian..,
dada mu terbungkus sanksi,,.
hati mu terkikis kalut zaman..,


lembaga ku terkatuk kuasa
ku tertawa di depan kebengisan
ku melangkah amorfati diri
aku jati diri ternoda


aku adalah aku, yang bisa menari saat kau ajarkan
aku adalah diri, memuncak gunung, mendaki dalam kesadaran ku
aku adalah esensi ku, jalan panjang membutakan mata hati mu
aku adalah realitas tafsir, kebencian mu menyadarkan ku


aku akan tetap menari dalam tarian baletan mu
meski terkadang kau sadar, tidak dengan tuhan mu kawan...,


feri wahyudin


anak bangsa







Kamis, 05 Juni 2008

CARA PANDANG

CARA PANDANG....,


Tebarkan rasa haru di saat berdiri kukuh...,

tanggapan atas komentar teman lama saat memahami diri nya disebut "aku hanya lah kata". dan boleh jadi "aku adalah kalimat" menoleh ke belakang tentang artikulasi nya , dominasi gagasan ide sering dipengaruhi atas kesenangan sesaat. ditebarkan di halaman dan rak buku di kamar pribadiku membukakan kaca mata lain untuk melakukan upaya penafsiran.

diri bagian dari realitas untuk di tafsir, jika kemudian diantara kita memahami juga bersemangat mengartikan diri sebagai kata, tak menjadi masalah. hal itu bagian dari cara kita semua, untuk membukakan jalan pulang ke hariban.

menoleh ke belakang, derida mengintruksi kan tentang ada nya dengan cara berfikir, kerja dan olah pikir setiap hari dilakukan bagian dari upaya nya untuk memaknakan agar kemudian kita semua tidak terjerembab dalam dogma skeptik dan tak punya nama.

derida kerap kali mengantui dalam mimpi tidur ku di kamar pribadiku, deretan catatan sejak dulu kala yang kusimpan di rak buku ku, mengajak kita semua untuk selalu menggunakan cara berfikir kita dalam keberadaan nya.

lantas bagaimana cara nya, ya tentu berusaha untuk selalu memikirkan segala sesuatu dalam diri ini dan diluar diri ini. lagi-lagi diri adalah realitas yang tak pernah berhenti untuk terus menerus di lakukan pemaknaan ulang.

apa untung nya itu semua dilakukan, yang paling kentara adalah gerak untuk terus maju dan tanpa berhenti di satu titik, mudah-mudahan kita tak rela menjadi bagian dari titik orang lain, namun menjadi titik itu sendiri.

lelah memang kawan harus menjadi budak dari titik orang lain dan tanpa makna juga tujuan nyata, aku hidup di kota besar hanya ingin mencari sesuatu yang baru, membaca kemudian melegendakan sesuatu. seperti kita pahami dari jalaluddin rumi.

tokoh sufi satu ini, terus terang memang belum ada penelitian khusus, namun yang kukenal dari kejauhan, semerbak gerak cinta yang di miliki jalaludin rumi, semua nya berakhir pada hakikat diri yang utuh. langkah berikutnya adalah bersatu sambil menari dalam keutuhan jiwa dan dendangan suara bathin.

bisakah kita tebarkan rasa cinta itu pada khalayak ramai, humanisme barat salah satu jalan, sebagai langkah dalam mengharmoniskan daya pikir dan keinginan merubah. tokoh yang paling ku suka adalah pramoedya ananta toer, bapak kemanusiaan ini, sejak puluhan tahun tak henti-hentinya menyuarakan gerak humanisme atau kemanusiaan.

hubungan antara jalaludin dan pramoedya ananta toer terdapat dari cara memahami diri nya yang utuh dalam bingkai eksistensi, yang satu mengandalkan kekuatan bahasa bathin yang kedua mengandalkan proses gerak. dari itu semua kita dapat menarik kesimpulan,

yakni, cinta.., "aku rasakan gerak itu setiap saat, aku isap aroma wangi sejak pagi, dan aku juga tebarkan untuk mengukuhkan, jika kemudian kita masih ada...,"


feri wahyudin

anak bangsa






bayangkan seorang pekerja keras di sebuah media penerbitan






Rabu, 04 Juni 2008

BERMIMPI MENJADI PENULIS

BERMIMPI JADI PENULIS

Bayangkan apa jadinya jika sebuah mimpi terindah dalam hidup mu, terjelma seketika. apa yang ada dalam pikiran kita jika awan kelabu berubah cahaya amorfati dalam diri, dan apa jadinya teman jika ide cemerlang pikiran mu dirunut menjadi untaian kalimat penggerak sosial, politik, budaya dan diri sendiri. pertanyaan-pertanyaan ini memang tak harus di jawab, tak ada lembaran kertas dari segala ukuran bisa menampung .

Semerbak mimpi indah nya, di untai perkalimat, gagasan ditata di balik amorfati manusia hidup. ahh jangan lah terlalu menghiraukan nya, ini semua sebuah rekayasa biar kita berada dan mendekati mimpi indah kita. kenapa kemudian orang bisa bermimpi dan mendambakan mimpi indahnya. bayangkan di saat kita semua menelantangkan anggota tubuh sambil berharap untuk bisa menikmati kembali kehangatan mimpi indah nya.

lantas kenapa orang selalu bermimpi dan kenapa orang mendambagan mimpi terindah, boleh jadi mimpi dalam ukuran dialog internal hernowo adalah sebagian khayalan juga harapan tak kesampaian, artinya manusia selalu dihantui atas dasar perubahan dalam diri, yang patut di tindak lanjuti dengan perubahan eksistensi nya. akibat beban terlalu berat lalu kemudian kita semua medambakan kehangatan keindahan untuk segera terjelma. pada saat bersamaan diri disebut manusia dihadapkan pada keterbatasan diri, ingin menggapai gunung tinggi namun susah terjelma.

dilihat dari cara mengada nya manusia, mimpi menjadi sebuah keharusan, dalam berbagai literatur novel dan puisi kerap kali dijadikan sosok menjadi medan dan area perubahan. misalnya bingkai lukisan sosok perempuan dalam lukisan, "kita" sang penafsir juga pemilik selalu berusaha mendekatinya. ia ingin dalam hidup nya ada perubahan nyata dalam tingkatan eksistensi. coba lah kita lihat bagaimana manusia saat memaknai keberadaan nya selalu aja ada tantangan dan cobaan. hidup tidak ada cobaan seperti seduhan kopi tanpa gula, rasanya hambar meski masih bisa di minum.

begitu juga bermimpi menjadi penulis, literatur dan pengaturan tentang tata cara menulis, diterjemahkan sebuah kegiatan yang mudah namun sulit untuk dilakukan dalam tingkatan eksistensi. semestinya kita butuh amorfati, palu gendang yang bisa merubah sekaligus menjelmakan sebuah mimpi mu. apakah amorfati itu, seorang pemikir dari jerman mewanti-wanti untuk menggunakan amorfati manusia saat merunut mimpi-mimpi mu. apakah amorfati itu, semisal kesadaran diri untuk melakukan perubahan setelah melakukan dialog internal.

bermimpi menjadi penuis memang butuh palu gendang amorfati, saat kita semua ingin menjelmakan sebuah mimpi indah dalam hidup untuk menjadi penulis, amorfati kesadaran diri dengan perubahan dalam tingakatn eksistensi nya kerap kali mendorong untuk menulis setiap hari, menuangkan gagasan diri. amorfati dalam menulis semacam kebiasaan baik dalam menuliskan keluh kesah menjadi sebuah karya yag bermanfaat.

selamat anda akan menggapai mimpi indah mu..

feri wahyudin

anak bangsa






Rabu, 28 Mei 2008

TAK PERNAH LELAH

tak harus lelah,...,

bertemu lagi bersama saya, hari ini dirasa sangat jauh luar biasa berbeda dibanding hari-hari sebelumnya. sejak sekian lama buku dan catatan harian ku di bloger tak terisi, rabu sore pukul 17 00 waktu indonesia bagian barat, boleh jadi sebagai moment penting untuk menapaki jejak langkah ku untuk merunut kembali untaian kalimat dan kata. kamu tak harus begitu tau kemana jariku hampir 2 bulan lebih tak juga muncul di bloger kesangan mu ini. namun yang jelas, kami tak mengetaui jelas apa dan mengapa kalimat ku tak juga muncul dalam catatan harian ku.
aku sangat mengerti betul, kini kau terlihat sudah tidak terlalu mempedulikan lagi dari catatan ku ini, meski kami dengan sekuat tenaga melakukan yang terbaik bagi seluruh pemirsa dan pembaca bloger catatan harian ku. boleh jadi, dialog internal bersama diriku sendiri, sebagai modal awal untuk mengisi catatan harian ku ini, untuk dua bulan terakhir agak sedikit terganggu, akibatnya jangan kan jariku, pikiran instusi secara otomatis juga terhambat.
awalnya aku berfikir catatan harian ku yang kau saksikan di bloger dengan web ikonoklasme.blogspot.com ini, menjadi salah satu bukti dialog informal dalam diriku sendiri. awalnya memang hanya sekedar curahan hati, saat kami bekerja, saat kami bangun tidur dan saat kami terus melakukan hal yang terbaik dalam hidup ku di sini dan sekarang. aku sangat mengerti betul nama nya juga catatan harian, tulisan, dan kata terlihat sekaligus terbaca memang tidak layak untuk di tampilkan di bloggspot yang konon mengundang jutaan pemirsa dalam proses membaca. dari situlah kami menyebutnya sekedar catatan harian.
hanya sekedar sebuah catatan harian, seperti nya selayang pandang kalimat dari pikiran ku dalam hari-hari nya tidak disebut sebagai terobosan atau kaji ulang dan cara pandang. lagi-lagi ini hanya sekedar hasil dari dialog internal untuk menjawab siapa kah sebenarnya diri anda?.., kini aku berusaha untuk memberikan alasan mengapa blogger ini aku buat, lembaran-lembaran tulisan bulan dan tahun lalu ke dengar emosi yang membludak-bludak. atas jargon perubahan kami menulis dengan tanpa beban, sekali lagi ini adalah dialog internal, untuk menjawab, bahwa kami adalah manusia unik?
selain itu, setiap bangun tidur pagi sebelum melakukan kegiatan sehari-hari, dalam pikiran ku saat itu selalu ingin sekali menjawab sejumlah pertanyaan, setiap detik dan jam bertambah, pertanyaan nya tak juga menemukan jawaban memuaskan. untuk sekedar mencari alasan agar kita lebih baik dari hari sebelumnya, setiap pagi aku berusaha melakukan hal terbaik untuk kebutuhan diriku sendiri. seperti nya pikiran ku saat ini begitu terilhami dari sejumlah tulisan hernowo. buku nya membongkar apa arti diriku sendiri, dan apa yang terbaik dari manusia dan selalu mengimbau untuk melakukan perubahan..,
yang ku baca dalam catatan nya, memang banyak sekali himbauan dan alasan mengapa kita semua harus rela dan tega melakukan sebuah aktifitas meski di anggap melelahkan. pikirkan apa yang tergambar dalam pikiran orang. saat dirinya melacurkan sebuah ideologi dan sistem kepercayaan hanya untuk meraih kesenangan tidak jelas. beginilah, kesimpulan dari bacaan ku melalui buku mas hernowo adalah, bagaimana mengungkap sekaligus menjawab tentang siapa diri nya sendiri, lalu bagaimana menemukan ide terbaik dalam diri nya sendiri, dan bagiamana memastikan bahwa diri ku adalah unik dan terbaik...
by
feri wahyudin
anak bangsa

Rabu, 07 Mei 2008

carilah hidup mu semampu kau mengetahui nya...,

bagi kami hidup adalah
mencari....
menemu...
lalu melegendakan...,

feri wahyudin


anak bangsa

Selasa, 06 Mei 2008

Nada Sela

nada sela...,

dengar kan nada itu terus mengeluarkan bunyi...,
bunyi nya nyaring....,
tertawalah...,
berteriak sekeras nada mu
nada hidup...,

PERSELINGKUHAN EDISI 2

PERSELINGKUHAN EDISI 2

Namun ini adalah hidup nak, ibu tidak setuju kau lakukan semunya atas cinta misterius. Ingat nak, hidup sepertinya dua belah mata uang, “ada sisi misterius ada bisa terjawab bahkan ada tak bisa di jawab” tak lama kemudian percakapan kami berdua terhenti, seketika aku melihat selendang hitam membasah oleh tetesan air matanya, mata sebelah kanan membengkak. Ku katakan “Ibu kau tidak harus bersedih,” ungkapan ku tak dihiraukan. Aku katakan sekali lagi, “jangan lah ibu selalu di hantui rasa bersalah dan dihantui kematian”. Ungkap ku. Ibu kemudian membalikan selendang basah, tak difungkiri lagi di mata ibu aku termasuk wanita yang tak bisa menjaga keperawanan.


Beberapa hari dalam palirian dari apartemen ku, ku akui aku bertemu dengan banyak sahabat termasuk ibu ku sendiri, meski beberapa hari aku sangat menghargai cara pandang ibu terhadap aku. Meski Aku tak begitu memperdulikan apa yang diraskaan ibu dan bapak tiriku. Rasanya lama-lama bersama ibu ku tak bebas berbuat, cara pandang dan pendidikan membuat aku ingin kembali ke masa jaya ku, dalam masa lalu teman ku selalu menghibur, aku tak mengenall kesedihan, bagi kami mereka adalah ”sahabat” mereka ada saat kami butuh, namun tidak dengan cara ibu memperlakukan ku. Aku merasa sebagai anak tidak berbakti terhadap kedua orang tua, aku tak juga mempedulikan nya, karena dari sejak awal kelahiran aku tak ingin terlahir. Pelarian ku di dekapan laki-laki hidung belang di kota besar, menjadi salah satu pencarian ku untuk menjawab”mengapa aku terlahir”. “sebenarnya ku sudah tidak perawan, dan aku serahkan semuanya kepada seseorang yang aku cintai”, aku katakan kepada ibu ku secara gamblang, kecewa marah lalu aku di usir kembali, aku kini kembali ke kamar pribadi di apartemen.


Aku kembali balik ke apartemen, rupanya kedatangan ku diketahui ujon, selang bebepa menit ujon sudah berada di depan pintu, untuk merayu ku ujon membawa makanan yang biasa di berikan ke binatang kucing kesayangan. Sejak sastu minggu lalu, Lift apartemen menuju kamar pribadi tidak bisa dipakai, nampak terlihat pucat di wajah ujon, saat terlihat dia berdiri di depan pintu kamar di lantai 11. kau nampak terlihat lelah, “kenapa dan Apa yang membuat kamu harus pucat, tanya ku.., sambil meratap wajah ujon.

Kilihat berulang kali , ku tatap sambil mengambil jarak bersama nya, memang terlihat begitu pucat, hatinya hening tak keluar sepatah katapun dari mulut ujon si gembrot, langsung dirinya melempar handuk di tumpukan buku dan helaian kertas kuliah ku. Di pinggir rumpukan rak perpustakaan, Catatan mata pelajaran matematika-fisika juga agama terlihat tidak tersusun rapi saat cahaya lampu warna malam ku nyalakan. Hening sejenak namun amarah kembali memuncak , namun kini tidak dengan tarian tubuh bersama ujon.

“dia mati, dia mati, dia mati”, di wajah nya terlihat bayak luka tusukan bekas senjata tajam. Aku melihat nya langsung saat malam tadi, ujon melentangkan tubuh dengan cara membujurkan sebagian badan nya ke luar kamar ku. Ruangan terlihat semakin sempit saat si gembrot terlentang, aku menunggu dia, tapi tak juga terdengar amarah nafsu nya. “Kenapa apa yang kau rasakan saat ini”, kepada ujon, aku berusaha menenangkan bening hati ujon, sambil membelai tarian baletku ku peragakan untuk menghibur nya, malam itu terasa semakin hening kembali ujon berada dalam dekapan indah mimpiku, dia terbawa bayang aroma tubuh ku. Ujon menarik napas sambil menggulingkan sebagian badan nya.

Seketika keluar kata’ dia mati, dia mati…, laila teman perempuan ujon diketahui meninggal dunia tengah malam dengan luka tusukan di kamar hotel nomor 403, dari tebasan luka nya diketahui bekas pisau godang yang biasa dipakai pedagang kaki sapi dipasar sukabaru bandung. Untuk mengetahui siapa laki-laki yang tega membunuh laila, masih dalam tanda tanya besar benak ujon. Dikamar hotel tersebut rupanya Mayat Laila tak berdiam lama, selang beberapa menit di serbu lalat-lalat hitam yang bikin kamar jadi bau. Pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut langsung membawa jenajah laula ke kamar mayat rumah sakit terdekar. Bahkan kasus kematian tidak wajar teman dekat ujon masih dalam berkas pihak kepolisian, Dalam duka Ujon seakan-akan erada dalam bayang-bayang tanpa kandas, dia menari dalam hening mendalam.

Diberanda rumah apartemen tempat tinggal mu, pagi itu terlihat cahaya matahari semakin memancar, goresan hitam di bagian dinding matahari semakin terlihat jelas. Rupanya pagi ini, matahari sedang berada dalam keutuhan dirinya, sebagai pelipur lara. Ia seolah-olah akan membawa khabar baik. Namun di beranda halaman apartemen, sampah berserakah, tumpukan sampah sudah dibiarkan sejak kepergian aku “indri”. Sejak indri datang penghuni suasana mulai berubah, warga di setiap lantai tak ku semuanya kenal. Dari sejak peristiwa perselingkuhan ku bersama laki-laki, kini aku menjadi perbincangan mereka. Setiap pagi mereka selalu menatapku gerakan badan dan langkahku, di balik bilik kamar terpancar rasa kekesalan.

Ditengah pertajanan menuju kawasan rumah susun, jadilah dayang bertemu unto, seorang laki-laki paruh baya. sejak kaki kiri nya patah sehari-hari unto melewati hidup dengan ala kadarnya. ingin sekali berbuat perubahan hidup untuk keluarganya, namun tak banyak yang bisa dilakukan. bagi unto perubahan hidup mimpi nya yang belum kesampaian. unto mempunyai kebiasaan sama dengan warga di kampung nya, lewat jendela unto sering memperhatikan tingkah laku dan aduhai nya tubuh indri..tak terkendali unto mengungkapkan keluh kesah nya saat bertemu indri kepada dayang. "dayang aku sering diajak menari indri di padang rumput halaman nya". ungkapan nya tak terdengar nyata,


Kedua nya merasa tidak berdosa saat mengguliat pagi hari di kamar nomor 205 di hotel megah news york, tetapi kemudian sebut saja namanya laki selingkuhan tersebut adalah samosir yang terlahir dari keluarga terpandang di pulau sumatra, kerap kali mempermainkan hukum, dirinya telah membunuh sedikitnya 6 orang, 3 diantara korban di ketahui berjenis kelamin perempuan, boleh jadi mereka telah menjadi korban pembunuhan setelah dilakukan pemerkosaan terhadap perempuan tersebut. Mengetahui perilaku bejat itu, kelompok manusia marginal sistem mencoba untuk memasukan samosir ke penjara dengan berbagai barang bukti, tetapi dikatahui keluarga kuat dengan di bantu sejumlah uang yang melebihi kapasitasnya membuat samosir tak lama kemudian terlihat sudah menghirup udara segar di kota besar di indoensia.

Feri wahyudin

anak manusia


Perselingkuhan
ha-ha-ha,,,.
kenapa itu,...
kau tawarkan aroma,..
tapi dibiarkan,,,.
kau tenun tapi tak ada jawaban,,,.

Namaku indrianti, aku anak terakhir dari istri kedua bapak ku, keluarga ku memangilnya dengan sebutan indri, karena aku telah tidur dengan laki-laki lain beberapa kali. Mereka kini sudah tidak menghormati ku bahkan tidak mempedulikan kemana dan kanapa aku harus begini, toh aku juga tak peduli kepada mereka.

Aku dilahirkan pada jum at keliwon bulan ketujuh, setelah tuhan ku meniupkan ruh nya saat sperma bapak bertemu kehangatan tubuh ibuku, dalam kandungan aku tak banyak bertanya-tanya, karena jika aku banyak bicara tidak bisa merasakan kehangatan cinta seorang lelaki. Kini bagiku hidup adalah menari, pelajaran ku didapat saat aku masih berada dalam kandungan ibuku, terasakan sperma sering menari sambil berjingkrak jingkrak ditebing-tebing alam sadarku. Layaknya seorang penari, aku sering melengkungkan dan menggerakkan keindahan tubuh di atas hamparan tikar sekaligus di atas pusar seorang laki-laki. Aku tak ingin mendapatkan bayaran sepeserpun, karena aku adalah seorang penari, bagiku menikmati tarian dalam hidup bagian dari cara aku menikmatinya.

Dikampung halamanku aku tumbuh bersama teman-teman ku, sejak kecil aku mempunyai kebiasaan memainkan tarian balet, spintrong, juga makan makanan enak. Setiap pagi dating ibu ku sering membawakanku daun wortol, singkong dan buah-buahan sebagai santapan saat menjelang malam. Namun aku terasa mempunyai kebiasaan buruk, sering mengigau tengah malam, omongan nya tidak jelas. Saat bangun dalam tidur lelap ku, sering aku terbangun seketika dan menjerik sekeras yang aku mau.
“Indri kau tidak apa-apa kan”, kata ibu
Terkadang ibu ku sering dihantui ketakutan, saat aku teriak, saking keras nya teriakan suka membangunkan lelap tidur keluarga juga ibu ku, bahkan para tetangga dirumah tempat tinggal ku kini nampak tidak menghiraukan igauan ku. Sesekali igauan membawa bencana, beberapa atap rumah terlepas karena tak kuat lagi mendengar rasa nyeri igauan dalam tidur malam lelap ku. Tak banyak yang harus di perbuat untuk menghentikan igauan malam gelap itu, ibu biasanya membawakan segelas air hangat untuk aku minum. Tak lama kemudian aku terlelap kembali dalam kehangatan malam igauan.
Tak seperti biasanya minggu terakhir igauan malam ku semakin menjadi-jadi, setiap terlelap dalam tidur malam, igauan nya terdengar semakin keras. Terkadang suaranya membuat Ibu kalang kabut bahkan panic, hingga ibu lupa membawakan segelas air putih untuk ku minum, kali ini ibu hanya terdiam dengan meneteskan air mata, ibu berulang kali berusaha mengeluarkan kata-kata, tapi tidak terdengar jelas. Sambil membangunkan sebagian tubuh nya ibu kemudian berkata, kali ini kau tidak mengigau, kau sekarang sakit anak ku, kau harus ke dokter malam ini, aku tak kuat menahan rasa nyeri mu dalam igauan malam gelap. Ibu duduk kemudian berdiri kembali dan dilakukan berulang kali, nampak terpancar dalam wajah ibu, kejanggalan dan keanehan yang ada dalam diri ku.
Untuk membuat yakin aku katakan pada ibu, “jangan marah ibu aku hanya ingin kembali dalam mimpi ku malam ini”, kata ku.., ibu tidak harus membawaku ke dokter, dan jangan pula membelikan obat untuk ku, itu semua hanya sia-sia belaka, selain harga obat mahal, aku tegas kan pada ibu, igauan malam sunyi ini, aku hanya ingin kembali dalam mimpi hidup ku.
Tak lama kemudian indri pun langsung masuk ke kamar pribadinya, terdengar suara keras pintu kamar di banting, indri terlihat cemas jika semuanya apa yang aku simpan rapat-rapat dan ku kunci dalam bathin ku, jika ibu semua tahu hancur lah sudah. Ungkap indri sambill menangkan jiwa. Dengan melentangkan badan, indri kemudian melihat seluruh isi ruangan kamar, sesekali menatap tajam sebuah lukisan laki-laki dalam sepeda motor. Lukisan dalam bingkai hitam di gantung di pojok kamar, lukisan itu hasil pemberian teman dekat sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Andri biasa dipanggil, sekarang tinggal di kota besar. Sejak perpisahan 2 tahun lalu, kini andri sudah beristri dan mempunyai anak laki-laki usia 3 tahun, beberapa kali aku pernah terlibat seks dan aku melakukan dengan tanpa ada penyesalan bersalah.
Jarum jam terus berubah, kedua mataku tak juga bisa terpejam, malam itu aku hanya ingin berada dalam lukisan pribadi ku, hidup dengan tanpa masalah memang terasa hampa, aku hanya ingin berubah dalam mimpi bersama lukisan sosok laki-laki bermotor. Seketika tubuh ku melayang dan masuk dalam bingkaian lukisan, malam gelap dan kesunyian mendalam, terdengarlah suara lagu-lagu masa jaman dulu dari radio dipojok kamar bagian belakang, ku berusaha mendengarkan berulang kali, namun tak terdengar suara aneh. Begitu juga dengan hidup ku saat aku berjumpa bersama Kesuanyian dan malam gelap. aku bisa tersenyum seperti orang lain melakukan hal sama. Dalam hidup ku bersama malam dan kesunyian, aku hidup sepertinya biasa-biasa saja. Tak ada hal aneh, seperti terdengar dari lagu jaman dulu suara radio di bagian pojok kamar sempat kuceritakan sebelumnya, hidup ini aku lakukan semuanya dengan biasa-biasa saja. Ya…. Biasa-biasa saja, ungkap indri, indri sempet beberapa kali melihat kembali lukisan dalam kama, tak juga bisa membawa kembali masuk dalam mimpi lukisan nya.
Bersama Indri terlihat 3 orang laki-laki mengetuk pintu dan berusaha masuk dengan secara paksa. Tidak terlihat reaksi dari tubuh indri saat ketiga nya datang, indri kau buka pintunya, jangan terdiam di dalam kamar ini. Dengarkan indri kau masih teman lama ku aku masih sanggup membayarmu jika kamu mau menemani aku semalaman., ungkap seorang laki-laki berbadan gembrot dari salah satu mereka. Selang beberapa menit tak juga ada reaksi dari Indri, terlihat hanya bisa memejamkan kedua belah mata nya. Terbayang kembali kehidupan indri bersama ketiga laki-laki ini, mereka pernah merasakan manis dan angat nya tubuh indri secara bergantian. Tak kuat merasa dipojokkan, indri tak juga membukakan pintu kamar bahkan berusaha mengunci rapat-rapat, ketiga laki-laki itu masih tetap berdiri, teriakan dalam not tinggi, pergi lah semuanya, aku sudah muak…, muak…,. indri dihadapakan kembali pada malam gelap dan kesunyian, lukisan pribadi dengan setia menemani indri dalam kesunyian malam gelap. Yang dipikirkan nya adalah ingin sekali hidup berubah dan memang benar-benar berubah, hanya dengan lukisan indri akan tebawa mimpi ke alam bawah sadar.
Terpancar sinar lampu dari bayang lukisan laki-laki bermotor, dia berusaha mengajak masuk ke dalam bingkai lukisan nya, seketika reaksi indri cepat dan bergegas masuk ke lubang lukisan, indri hidup dalam gelap lukisan, menari bercengkrama saking asyiknya indri kemudian tertidur lelap pada malam gelap lukisan sosok laki-laki bermotor.
Dalam mimpi gelap igauan, indri kemudian bertemu teman lamaku, ujon biasa ku panggil, anak tetangga yang masih seusia dengan ku. Badan nya gembrot, hitam kulitnya, ujon mempunyai kemirifan sama dengan ku, selain sering makan juga sering bermain tari balet. Setiap hari aku bermain dadu ketangkasan di halaman beranda rumah ku, dalam mimpi ku ujon sangat suka kepada tubuh ku. Namun ujon tak pandai memainkan permainan nya. Pagi ujon selalu mengajak ku untuk berangkat sekolah, tempat belajarku memang hanya beberapa ratus meter dari rumah tempat tinggal, pertemanan bersamanya tidak berakhir, karena aku masih harus satu kampus dengan ujon. Kini ujon masih menjadi sahabat ku. Kenakalan ujon mulai terlihat saat aku menginjak masa terakhir kuliah. Setiap pulang menari di kursus terian balet, aku sering terjerembab cerita misteri dalam novel percintaan, sesekali aku terlibat cumbu asmara bersama ujon, terbuai asmara si kulit hitam, kami berada dalam alam bawah sadarku. Amarah seks memuncak saat helaian baju ku mulai terulai satu persatu.
Dalam mimpi ku ujon sering mendekap sebagian tubuh ku, malam itu terasa bau tak sedap dari badan ujon. aku berusaha tidak membuat marah teman dalam mimpi ku, napas sedu terakhir ujon membawa dalam dekapan sesaat, menghilang seketika di bawa masa dan waktu. “oh,oh,oh kudengar kegelapan malam di kamar apartemen lu, kedua tubuh ujon kembali menari di atas pusar tubuhku kemudian menghilang secara tiba-tiba.
Saat Pagi aku melihat teman ku lewat jendela rumah, muka nya muncul seketika, tak lama kemudian dia menghilang. Juluran kaki bayi ujon terpantau setengah baya, akibat tertutup selimut kanvas kendaraan. Sudah lebih lima menit aku meperhatikan tingkahnya yang agak aneh, ujon bolak-balik di apartemen ku. 2 tahun lalu memang aku tinggal bersama teman lamaku ujon. Dalam mimpi ku ujon mendengar teriak nya semakin keras dan semakin mendekat, berulang kali ujon memanggil ku diluar kamar apartemen, aku mikir Rupanya ujon ingin sekali merasakan kembali kehangatan tubuh, aku berusaha menghindar dan tak ingin berada dalam dekapan tubuh gembrotnya. Aku berusaha lari lewat jendela apartemen bagian belakang, kunci jendela nya terpaksa di rusak, Berada di lantai sebelas dengan ketinggian memuncak, rasanya memang dihantui dengan kematian. Aku nekad karena aku berusaha untuk membenci ujon..,
“Hai kamu lagi ngapain”, apa yang terjadi hingga kau harus melakukan aksi nekad. Kata tetangga lama apartemen, sekuat tenaga dia berusaha untuk mengeluarkan ku dari baying kematian di lantai sebelas apartemen, beruntung aku selamat. Aku sembunyi di balik bilik-bilik pintu utama dari pencarian ujon. Aku katakana kepada tetangga ku, nanti kuceritakan semuanya. Aku berusaha meminta tolong untuk menunjukkan jalan keluar apartemen, biar bisa bertemu dengan ibu ku.
Aku sempat diusir ibu ku, karena ketahuan bermain balet di atas pusar laki –laki teman bapak ku sendiri. Ku serahkan mahkota keperawanan, saat berlabuh dalam asmara percintaan segitiga di antapani. Meski aku sudah tidak perawan, aku tak menyesali, ku serahkan kepada orang dicintai, tak ada hal aneh, tak ada unggulan tetang cerita keperawanan. Mahkota keperawanan ku serahkan saat kami berdua senang bermain menari balet, tentu dalam hidup lama ku.
Malam di rumah tempat tinggal ku, ibu ku sering memanggil dan memeriksa keperawanan ku saat aku pulang sekolah. Bagian bawah baju ku, diraba kedua tangan ibu, “kamu masih perawan kan” sambil bertanya ibu memeriksa. Meski ku tak habis pikir kenapa ibu selalu memeriksa keperawanan, ingin bertanya namun aku takut. Setiap malam menjelang tidur, ibu selalu bercerita bagaimana indahnya wanita yang bisa menjaga keperawanan layaknya sebuah “mahkota” sang raja, mahkota itu bisa diberikan tak sembarang orang. Hanya orang pilihan lah bisa mendapatkan mahkota.
”perawan seperti hal nya mahkota dan kamu harus menjaga”. Tidak setiap orang bisa merasakan dan tidak harus Kau serahkan ke sembarang laki-laki yang kau kenal. Aku mendidik kamu dalam dunia timur, sebuah negeri dengan norma dan etika sendiri, masayarakat di timur berpandangan perawanan layaknya “adiluhung. Kebiasaan budaya timur kerap kali mengajarkan kita untuk tetap teguh berdiri hidup apa adanya dan tidak mengada-ngada apalagi harus hidup bareng bersama laki-laki dengan tanpa ikatan jelas tentu tidak tidak diperbolehkan. Meski cara pandang itu semua nya tentu berbeda dengan budaya barat. Barat bagi kami ungkap ibu sambil menghirup dalam-dalam napasnya, “kebebasan” bagi kami barat juga gerakan, mereka terlalu indah untuk generasi timur. Secara tiba-tiba pertanyaan ku semakin memuncak, menerawang. Aku tidak bermaksud bertanya kembali kepada ibu ku, terlihat dalam bathin ibu perasaan berat. Aku mengerti betul nak, ungkap ibu ku…, seperti kau memahami betulbagaimana barat mengajarkan semuanya. Kayaknya barat seperti keindahan sketsa kehidupan layar lebar dalam sinetron televisi.
bersambung....
by feri wahyudin
anak manusia