Rabu, 25 Juni 2008
CENGIKNGIK
cengak cengik suara tangis
seruduk amuk binasa diri
sendu gurau wajah kalut
galau an bersama dendangan
teriak, tak terima
tak ada kata keluar
waduh aku binasa
ya sudah lah
jalan nya di buai mimpi
Jumat, 20 Juni 2008
MENARI BERSAMA PEREMPUAN
Apalah arti perpisahan jika menjadi sebuah keharusan, berharapan untuk kembali menuai sebuah cerita hidup, rangkaian perjalanan tuk bersama nya dalam menari tidak untuk menolak …,
Perpisahan juga perjuampaan bagi domine layaknya menjadi sebuah keharusan, berjumpa bersama perempuan yang masih bisa menikmati dalam bingkai cerita untuk bermmpi besama nya.
icha meminta dan bertanya Gula mana...,
Nah ini dia, gula bisa membuat beda rasa dari teh aslinya.,,
icha langsung menolak, Masa sih, gula nya sedikit bisa hilang rasa pahit , kata nya .
sambil meratap kelembutan sosok wajah icha , tak henti-henti membayangkan. irama menari dalam perjumpaan
Tak terasa berdampingan di kedai dengan menikmati cuaca dingin malam, memberikan arti jelas tentang penjumpaan.
para Pemilik warung gedai sering melihat kami berdua, layak nya sebagai seorang pedagang, membeli dua gelas teh tubruk hingga berjam-jam kembali kami berdua memesan kembali teh tubruk tradisional.
Ratapan icha pada malam itu, terlihat semakin tajam, terdengar suara desah kehangatan, dalam nada perjumpaan hakiki, teh tubruk di minum hingga akhirnya memberikan warna dan kepastian jika sebuah perjumpaan dalam tarian tubuh nya tentu akan berakhir seketika.
Icha pun menarik napas dalam, kehadiran sosok domine di sisi nya kerap kali terlalu berat untuk dinikamati,..., Satu jam sudah domine bersasamanya, perpisahan yang dikehendaki nya tak juga datang. untuk memutuskan nya keduanya langsung meninggalkan lokasi,
dalam perjalanan nya telepon gengam icha terus berbunyi, ada nada panggilan segera untuk menghubungi kembali, namun icha akhirnya tak juga menanggapi,,
seduhan teh untuk kedua kali nya, dengan gambar dan logo berbeda. gambar nya kolonialisme. catatan dan syarat kesetiaan,...,
Tidak perlu , kita menunggu teh untuk diseduh, kata domine
Sekarang kamu sudah terbiasa, rambut urai perempuan dibereskan segera
logo partai kolonialisme telah merampas hati nurani kami berdua, harta karun kenikmatan telah di bawa dalam medan perpisahan bersama sang penjajah.,,
tak lama kemudian Telepon icha kembali berbunyi, suara laki-laki terus meminta untuk di jawab. tak lama kemudian icha menangis tersedu-sedu. akibat telepon tidak berbalik icha berteriak dan meminta pulang.
Rasa was-nampak terlihat dari raut wajah icha, kami berdua kembali pulang dan domine pun mengantarkan nya.
Setiap malam di lalui nya, dengan tidak berharap, kebiasaan dalam rayuan dan buaian dilalui bersama harapan mimpi bersama sebuah lukisan perempuan pribadinya.
Rabu, 18 Juni 2008
DOMIN DALAM LUKISAN PRIBADI
Di depan lukisan tangan. Domino sosok laki-laki kurus terus menatap tajam, setiap hari lukisan pribadi dalam kamar nya terus di lihat namun tak juga bersama, setiap pagi datang Lukisan pribadi nya membangunkan nya tuk keluar dalam rutinitas keseharian, dalam sekap malam Domino selalu membisikan tuk masuk dalam bingkai cerita hidup berbeda. Ingin sekali Domino berubah, hidup yang dianggap biasa-biasa menjadi luar biasa. berbagai cara dilakukan termasuk cara nya dengan berdo'a, kata dalam bathin ingin menuntun jalan baru yang bisa membukakan arah jalan pulang. kerap kali rambu-rambu jalan semakin tak kentara dan tak pernah memberikan petunjuk.
Lukisan pribadi di kamar nya sudah tersimpan hingga belasan tahun, saat itu Domino membeli di emperan jalan kota besar di Indonesia, setiap malam dan menjelang pagi lukisan tersebut selalu mempersilahkan untuk masuk dan menikmati kawasan-kawasan asing di dalam goresan lukisan pribadinya. Garis merah bercampur hitam, tergiur Domine berusaha masuk, terlihat lukisan nya telah mengumbar harapan dan kebahagiaan lain. Ditambah Sosok perempuan dalam lukisan selalu saja berkata’ “aku ingin berjalan menapaki sisi menarik dalam hidup, tebarkan rasa kemanusiaan, jika kemudian kita masih punya harapan”. Hidup domino tidak mempunyai mimpi,
Malam menjelang pagi pada bulan Februari, domino tengah asyik menikmati mimpi dalam lukisan pribadinya, balut wajah perempuan sebagai ‘sosok’ membukakan harapan baru perjalanan hidup domino. Setiap menjelang pagi, Domino kini mempunyai kebiasaan baru, merunut mimpi-mimpi hidup sambil berada di balik lukisan pribadinya yang baru saja dimasuki. karena tidak terbiasa Domino sering berjingkrak-jingkar layak nya seorang seorang bocah.
Domino merasakan aroma sejuk, bunga senja terjejer bingkaian kehangatan tak pernah di tukar dengan apa pun. Cahaya matahari menerangi relung dan ruang lain, memetakan tentang siapa dirinya sendiri. melalui cahaya jejak langkah meruntai sambil menapaki ruah jalan tuk kembali Domino melihat jelas. Ada nada riang dan semangat luar biasa, Domino pun berpangku dengan duduk termenung di lantai dasar beralaskan kehangatan. Kehangatan goresan indah memberi bukti bahwa hidup selalu ada harapan. Cahaya, tikar dan kehangatan membutakan jiwa kelabu Domino, bertapuk dalam dahan-dahan hijau pohon kehidupan, rasa kalut kebahagiaan seolah di raba dan pergi dalam untaian kebersamaan.
Ia menoleh ke arah dari mana seharusnya Domino datang, bisakan ia kembali ke ruangan sebelumnya? Domino berlari ke a rah berlawanan, berlari dan terus berlari, terlihat tujuan semakin dirasa terus menjauh, keinginan kembali mendapatkan mengalahkan rasa lelah dan lemas diri Domino. semangat nya sudah menuai hasil.
terdengar lah teriakan “Domino-domino kok jam segini masih belum bangun juga,….., bangun lah hari sudah siang, kau harus membantu ibu mu tuk membereskan barang ke pasar nanti…”
Seketika Domino langsung menyahut nya, …., sambil meregangkan napas dan mengingat perjalanan masuk dalam dunia mimpi lukisan pribadinya, akhirnya Domino tak kuat lagi untuk kembali masuk tata ruang aneh ,,,.,rasa pilu Domino hidup dalam dunia mimpi lukisan hapus sudah dan susah kembali untuk kembali.
ibu nya terus menyahut, Domino kau masih tidur, kau tak akan membantu ibu mu bekerja dan mencari uang di pasar, ibu berharap kau relakan semuanya nak… mendengar seruan ibu domino bergegas keluar
Domino-domino kau anak durhaka, tega membiarkan ibu mu bekerja sendirian….
Kau lah anak satu-satunya yang terbiasa semua ini …
Ibu mu, ingin kau juga belajar bagaimana seharusnya kita menjadi dirimu sendiri, namun kita saat ini terjepit kesusahan ekonomi domin…,
Domin berteriak dan berlari ke luar kamar, sambil menyahut, ibu ku saya sudah bangun, apa yang bisa saya lakukan untuk mu ibu,.. Tidak ada, domin kau harus keluar dalam mimpi mu lukisan pribadimu,..kita harus menapaki
Percaya atau tidak domin ini semua adalah bagian dari takdir yang kita bikin semua, kau tentu akan menolak apa yang ada dalam pikiran ibu mu tentang takdir, tapi domin, kita semua punya kekuatan dalam menggambarkan nya..,
Ah ibu, lagi-lagi banyak ngomong,,
Mana pekerjaan ku pagi ini,,.bawa lah beras ketan hitam di gudang belakang, serahkan ke seluruh masyarakat di desa margaluyu, katanya mereka sudah dua hari tidak bisa makan. Memang ibu tau dari mana, kalau mereka kini sudah tidak bisa makan lagi,,. Kau jangan banyak tanya, sekarang kau harus pergi, tapi ibu, bukan kah mereka akan merasa terhina atas kehendak mu. Ibu juga tak tahu, tapi memang betul kok mereka sudah tidak bisa makan, benar, benar kok…,
Tak lama kemudian satu genggam literan beras merah, langsung di bawa domin, tak berfikir panjang domine lalu menyisir sisi jalan pelosok kampung margaluyu beberapa meter dari rumah tempat tinggal bersama ibunya, sesekali domin suka berharap, bisa kembali masuk ke ruang dan hidup di balik lukisan. namun domin tau diri jika itu tak lagi mungkin terjadi.
Kini setiap kali domin akan tidur, dirinya sering membayangkan suasana indah dalam dunia mimpi, membayangkan dan berhkayal goresan keindahan kerap kali menyelimuti dalam benak dan otak domin. Sejak kejdian itu, kini domin terlihat agak berbeda, ibu nya sering meratap keanehan, selain sering ngomong sendirian, domin juga suka melentangkan badan di hadapan lukisan perempuan tersebut. Pada suatu hari saat domin terbangun dalam tidurnya, matanya terlihat terbelalak, sambil berada di ranjang tidurnya, suara nya keluar meraung, domin lagi berharap mimpi hidup jadi kenyataan. Beberapa kali di lihat saat bangun tidur lukisan itu tak juga memancarkan cahaya perubahan, dan seolah olah ia tak ingin mengajak lagi domin untuk pergi bersamanya.
Tengah malam, saat hujan deras mengguyur kampong halaman domin, seketika lukisan itu bergerak, dibawah bayang-bayang cahaya lampu cempor kamar domin, sosok perempuan melambaikan tangan dan mengajak domin untuk pergi. Dari sinar cahaya dua belah mata, terlihat sayu, aroma sejuk tercium dari kulit nan putih, sesekali terdengar bisikan perihal ajakan untuk bermain ke kebun mimpi hidup perempuan. Sehelai demi sehelai kain kapan yang menempel di bahu dan badan bagian atas perempaun itu jatuh seketika, desak napas rindu dan cinta nya mulai terlihat. Namun domin tak bereaksi, ia hanya melihat. Lalu bertanya siapa kah perempuan malam yang dating dari lukisan kamar nya tersebut.
Pertanyaan domin tak terjawab, tak berpikir panjang domin lalu melangkah dan mendekati perempuan, lalu terjadinya hubungan intim keduanya, beberapa menit suara indah keluar dari mulut domin saat merasakan kenikmatan yang luar biasa. Bersama nya domin kini tau pengetahuan tentang pesta, alat pital, alat seks dan kondom. Di meja kamar nya, terlihat berjejeran kondom dan alat seks lain nya.
Tak disangka-sangka ibu nya, mengetahui kebiasaan mengoleksi barang antik, ibu nya bertutur, domin kau sudah besar, ibu tau kau punya mimpi dalam hidup, kau juga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, kini kau hatus hati-hati, karena ibu sangat menyayangi mud an tak ingin kehilangan mu….
Domin kembali bangun dalam tidur nya, dan melihat cahaya senja masuk ke kamar, domin lalu loncat, karena baginya cahaya senja membuat dirinya berada dalam hidup dalam harapan, senja itu membuat nya semangat jika kemudian kita akan menemukan apa yang ada dalam mimpi ku. Senja membuat dan akan merubah hidup yang membosankan. Saat menapaki dari mana asal cahaya senja, seketika terlihat mayat bergentayangan dan mayat korban pembunuhan tidak satu, domin berfikir lalu menanyakan kenapa ini mudah terjadi dan kemana rasa bersalah manusia, kematian, ya kematian, kenapa terlalu mudah orang untuk mengahasbisi nyawa orang lain.
Malam itu tentu mebuat kaget bagi domin, satu minggu terakhir saat kelaur dari mimpi bersama lukisan perempuan pribadinya, seakan domine berada dalam dunia serba aneh. Kekerasan menjadi bayangan mimpi dan indah. Jika kemudian jadinya hidup, disini ingin sekali domine kembali berada dalam dunia mimpi lukisan tersebut. Namun hal itu di pikirnya tak mungkin terjadi…,
Minggu, 15 Juni 2008
keagungan Nama
keagungan kata
pagi itu aku tersandung kata, kata membangunkan ku dalam tidur lelap
pagi di beranda rumahku aku melihat mu menyapu sampah berserakah
pagi ini aku beranjak pergi yang kutinggalkan amuk kuasa kata
pagi menjelang sore, kusimpan kata
akan ku ajak kembali kata untuk menari bersama jiwaku
akan ku muntahkan keluh kesah ku dalam deretan kata
akan ku hiasi dinding lukisan pribadi ku
akan ku ajari diri dengan badai kehangatan cintamu
dengar kan ada nadir diri, ada kehendak, ada cerita
dengar kan akan ku tebarkan pesona untuk menapaki jejak mu
dengar kan, kebisuan mu hamba dalam derita mu
dengar kan, titik nasib diri mu di tentukan kuasa mu
ingat dendam hatimu terbuka lebar dalam wajah mu
ingat lembab luka mu terus besar
ingat ini adalah proses mu dan ku..,
feri wahyudin
anak bangsa
Senin, 09 Juni 2008
AJARI KAMI KEINDAHAN
AJARI KAMI....,
lelah..., bangun,,,. pergi...,
berdiri,,,. berteriak,,,. bercengkrama...,
hujat,,,. tuduh..., prasangka,,,.
hidangan pagi lelap di guyur hujan...,
dendangan kata, tertegur kuasa kalimat,,.
amuk kata muntah kah tebar...,
wajah mu tebarkan rindu,..,
lidah mu ungkap kan kebencian..,
dada mu terbungkus sanksi,,.
hati mu terkikis kalut zaman..,
lembaga ku terkatuk kuasa
ku tertawa di depan kebengisan
ku melangkah amorfati diri
aku jati diri ternoda
aku adalah aku, yang bisa menari saat kau ajarkan
aku adalah diri, memuncak gunung, mendaki dalam kesadaran ku
aku adalah esensi ku, jalan panjang membutakan mata hati mu
aku adalah realitas tafsir, kebencian mu menyadarkan ku
aku akan tetap menari dalam tarian baletan mu
meski terkadang kau sadar, tidak dengan tuhan mu kawan...,
feri wahyudin
anak bangsa
Kamis, 05 Juni 2008
CARA PANDANG
Tebarkan rasa haru di saat berdiri kukuh...,
feri wahyudin
anak bangsa
bayangkan seorang pekerja keras di sebuah media penerbitan
Rabu, 04 Juni 2008
BERMIMPI MENJADI PENULIS
selamat anda akan menggapai mimpi indah mu..
feri wahyudin
anak bangsa